Militer Israel Frustrasi setelah Gagal Temukan Markas Hamas di RS al-Shifa
loading...
A
A
A
GAZA - Militer Israel mengaku frustrasi dengan tekanan media internasional untuk menunjukkan bukti terkait tuduhan bahwa Hamas memiliki markas di Rumah Sakit (RS) al-Shifa di Gaza, Palestina.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan dia "sangat frustrasi dengan tingkat kesabaran media internasional".
Menurutnya, media-media internasional tidak sabar dalam melaporkan kurangnya jejak Hamas yang signifikan di RS terbesar di Jalur Gaza ketika pasukan Israel terus menjelajahi RS tersebut untuk mencari jaringan terowongan bawah tanah yang luas.
IDF menyerbu masuk RS al-Shifa untuk pertama kalinya pada Rabu lalu di tengah perang yang sedang berlangsung dengan Hamas.
Para pejabat Israel mengeklaim bahwa kompleks medis yang luas tersebut digunakan oleh Hamas sebagai perlindungan bagi basis operasi bawah tanah yang signifikan.
Selama tiga hari penggerebekan, IDF telah menunjukkan rekaman beberapa senjata dan peralatan yang diyakini milik Hamas di lokasi tersebut, serta sebuah lubang di sekeliling rumah sakit. Namun bukti-bukti itu tepis pihak rumah sakit dan diragukan banyak pihak, terlebih IDF telah ketahuan membuat propaganda kotor yang tidak valid.
Namun ketika tekanan media-media internasional meningkat terhadap Israel untuk mengungkap bukti kehadiran Hamas yang lebih besar di RS al-Shifa, Hecht meminta wartawan untuk bersabar.
“Kami mungkin terjebak dalam perangkap itu,” kata Hecht, seperti dikutip Newsweek, Senin (20/11/2023).
“Mungkin pihak militer lain akan berkata, 'Ini adalah proses yang panjang, kami mendapat kecaman'. Hal ini membutuhkan waktu, seperti menemukan jarum di tumpukan jerami, menemukan batangnya," paparnya.
“Ini adalah operasi militer yang panjang, akan memakan waktu, juga dengan terowongan. Saya berkata kepada salah satu jurnalis tadi malam, 'Saya minta maaf karena saya tidak memenuhi timeline berita Anda. Saya tidak bisa cepatlah menunjukkan kepada Anda kantor [Pemimpin Hamas di Gaza Yahya] Sinwar'," imbuh Hecht.
Hecht telah menunjukkan kepada wartawan sebuah video yang menurutnya adalah sebuah drone yang memasuki lubang bawah tanah—yang menurutnya mengungkapkan adanya kabel listrik dan sebuah tangga. IDF belum mengonfirmasi bahwa itu adalah jaringan terowongan Hamas di RS al-Shifa.
Hecht, yang baru-baru ini mengunjungi lokasi tersebut, mengatakan IDF sejauh ini telah memasuki gedung MRI rumah sakit, serta ruang bawah tanah "sayap Qatar".
"IDF belum memasuki ruang gawat darurat dan masih mencari area lain di mana terdapat lubang yang mencurigakan,” katanya.
Yang memimpin upaya pencarian adalah unit elit Angkatan Udara Israel yang dikenal sebagai Shaldag, atau Kingfisher.
Seperti Sayeret Matkal, yang pernah menjadi bagiannya, Shaldag berspesialisasi dalam operasi rahasia berisiko tinggi termasuk pencarian dan penyelamatan serta serangan komando.
Mayor Jenderal Yaron Finkelman, komandan Komando Selatan IDF, bersaksi tentang dugaan aktivitas Hamas di al-Shifa dan RS lainnya dalam sebuah video yang didistribusikan oleh IDF pada hari Jumat.
“Kami melihat kehadiran Hamas di semua RS,” kata Finkelman dalam sambutan yang disampaikan kepada personel IDF, tanpa menyodorkan bukti.
"Ini adalah kehadiran yang pasti dan jelas," ujarnya.
“Mereka secara sinis memanfaatkan RS ini seperti yang kita lihat di jantung al-Shifa,” imbuh dia.
"Itulah yang kami lihat, bahwa mereka bersembunyi di bawah rumah sakit dengan senjata, dengan pusat komando, dengan kemampuan, dan terowongan ini adalah bukti lebih lanjut dari hal itu.”
Merujuk pada klaim bukti potensial lebih lanjut mengenai kehadiran Hamas di RS al-Shifa, IDF mengatakan pihaknya menemukan mayat dua warga negara Israel yang diculik, satu warga sipil dan satu kopral IDF.
Namun Hamas meluruskan klaim IDF yang keliru tersebut. Menurut Hamas, dua sandera memang dibawa ke RS tersebut untuk menjalani perawatan karena luka parah. Keduanya kemudian dikembalikan ke rumah tahanan di dekat RS, namun tewas dibombardir militer Israel.
Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Kolonel Richard Hecht mengatakan dia "sangat frustrasi dengan tingkat kesabaran media internasional".
Menurutnya, media-media internasional tidak sabar dalam melaporkan kurangnya jejak Hamas yang signifikan di RS terbesar di Jalur Gaza ketika pasukan Israel terus menjelajahi RS tersebut untuk mencari jaringan terowongan bawah tanah yang luas.
IDF menyerbu masuk RS al-Shifa untuk pertama kalinya pada Rabu lalu di tengah perang yang sedang berlangsung dengan Hamas.
Para pejabat Israel mengeklaim bahwa kompleks medis yang luas tersebut digunakan oleh Hamas sebagai perlindungan bagi basis operasi bawah tanah yang signifikan.
Selama tiga hari penggerebekan, IDF telah menunjukkan rekaman beberapa senjata dan peralatan yang diyakini milik Hamas di lokasi tersebut, serta sebuah lubang di sekeliling rumah sakit. Namun bukti-bukti itu tepis pihak rumah sakit dan diragukan banyak pihak, terlebih IDF telah ketahuan membuat propaganda kotor yang tidak valid.
Namun ketika tekanan media-media internasional meningkat terhadap Israel untuk mengungkap bukti kehadiran Hamas yang lebih besar di RS al-Shifa, Hecht meminta wartawan untuk bersabar.
“Kami mungkin terjebak dalam perangkap itu,” kata Hecht, seperti dikutip Newsweek, Senin (20/11/2023).
“Mungkin pihak militer lain akan berkata, 'Ini adalah proses yang panjang, kami mendapat kecaman'. Hal ini membutuhkan waktu, seperti menemukan jarum di tumpukan jerami, menemukan batangnya," paparnya.
“Ini adalah operasi militer yang panjang, akan memakan waktu, juga dengan terowongan. Saya berkata kepada salah satu jurnalis tadi malam, 'Saya minta maaf karena saya tidak memenuhi timeline berita Anda. Saya tidak bisa cepatlah menunjukkan kepada Anda kantor [Pemimpin Hamas di Gaza Yahya] Sinwar'," imbuh Hecht.
Hecht telah menunjukkan kepada wartawan sebuah video yang menurutnya adalah sebuah drone yang memasuki lubang bawah tanah—yang menurutnya mengungkapkan adanya kabel listrik dan sebuah tangga. IDF belum mengonfirmasi bahwa itu adalah jaringan terowongan Hamas di RS al-Shifa.
Hecht, yang baru-baru ini mengunjungi lokasi tersebut, mengatakan IDF sejauh ini telah memasuki gedung MRI rumah sakit, serta ruang bawah tanah "sayap Qatar".
"IDF belum memasuki ruang gawat darurat dan masih mencari area lain di mana terdapat lubang yang mencurigakan,” katanya.
Yang memimpin upaya pencarian adalah unit elit Angkatan Udara Israel yang dikenal sebagai Shaldag, atau Kingfisher.
Seperti Sayeret Matkal, yang pernah menjadi bagiannya, Shaldag berspesialisasi dalam operasi rahasia berisiko tinggi termasuk pencarian dan penyelamatan serta serangan komando.
Mayor Jenderal Yaron Finkelman, komandan Komando Selatan IDF, bersaksi tentang dugaan aktivitas Hamas di al-Shifa dan RS lainnya dalam sebuah video yang didistribusikan oleh IDF pada hari Jumat.
“Kami melihat kehadiran Hamas di semua RS,” kata Finkelman dalam sambutan yang disampaikan kepada personel IDF, tanpa menyodorkan bukti.
"Ini adalah kehadiran yang pasti dan jelas," ujarnya.
“Mereka secara sinis memanfaatkan RS ini seperti yang kita lihat di jantung al-Shifa,” imbuh dia.
"Itulah yang kami lihat, bahwa mereka bersembunyi di bawah rumah sakit dengan senjata, dengan pusat komando, dengan kemampuan, dan terowongan ini adalah bukti lebih lanjut dari hal itu.”
Merujuk pada klaim bukti potensial lebih lanjut mengenai kehadiran Hamas di RS al-Shifa, IDF mengatakan pihaknya menemukan mayat dua warga negara Israel yang diculik, satu warga sipil dan satu kopral IDF.
Namun Hamas meluruskan klaim IDF yang keliru tersebut. Menurut Hamas, dua sandera memang dibawa ke RS tersebut untuk menjalani perawatan karena luka parah. Keduanya kemudian dikembalikan ke rumah tahanan di dekat RS, namun tewas dibombardir militer Israel.
(mas)