Joe Biden: Perang Israel di Gaza Akan Berakhir Ketika Hamas....
loading...
Presiden AS Joe Biden memberikan gambaran kapan perang Israel melawan Hamas di Gaza, Palestina, akan berakhir. Foto/REUTERS
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan gambaran bagaimana perang Israel di Gaza, Palestina, akan berakhir.
"Akan berakhir ketika Hamas tidak lagi memiliki kapasitas untuk membunuh, menganiaya, dan melakukan hal-hal mengerikan terhadap orang-orang Israel," kata Biden dalam konferensi pers yang disiarkan televisi setelah pertemuannya yang telah lama dinantikan dengan Presiden China Xi Jinping, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (16/11/2023).
Israel meluncurkan perang di Gaza dengan nama sandi Operasi Pedang Besi sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober di komunitas Israel selatan. Serangan Hamas, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa, telah menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya diculik.
Perang Israel di Gaza, yang didominasi pengeboman dari udara, telah menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina. Hingga hari ini, perang telah memasuki hari ke-42.
Meski tidak bisa memberikan rincian waktu tentang akhir perang di Gaza, Biden meminta Israel berhati-hati memilah target.
"Militer Israel memiliki kewajiban untuk menggunakan kehati-hatian sebanyak mungkin dalam mengejar target mereka. Hamas mengatakan mereka berencana menyerang Israel lagi dan ini adalah dilema yang buruk," papar Biden.
Pemerintahan Biden terus menolak seruan komunitas internasional tentang gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari Hamas setelah serangan 7 Oktober.
AS hanya mendorong jeda kemanusiaan yang jangka pendek dan menegaskan bahwa pihaknya mengharapkan Israel untuk mematuhi aturan-aturan yang ada saat berperang di Gaza.
Biden mengatakan Israel mengambil risiko dalam beroperasi di sekitar Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. "Tetapi “satu hal telah ditetapkan: Hamas memang memiliki markas besar, senjata, perlengkapan, di bawah rumah sakit ini," ujarnya.
Tuduhan tersebut telah dibantah oleh Hamas.
"Akan berakhir ketika Hamas tidak lagi memiliki kapasitas untuk membunuh, menganiaya, dan melakukan hal-hal mengerikan terhadap orang-orang Israel," kata Biden dalam konferensi pers yang disiarkan televisi setelah pertemuannya yang telah lama dinantikan dengan Presiden China Xi Jinping, seperti dikutip dari Times of Israel, Kamis (16/11/2023).
Israel meluncurkan perang di Gaza dengan nama sandi Operasi Pedang Besi sebagai respons atas serangan Hamas pada 7 Oktober di komunitas Israel selatan. Serangan Hamas, yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa, telah menewaskan sekitar 1.200 orang dan ratusan lainnya diculik.
Perang Israel di Gaza, yang didominasi pengeboman dari udara, telah menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina. Hingga hari ini, perang telah memasuki hari ke-42.
Meski tidak bisa memberikan rincian waktu tentang akhir perang di Gaza, Biden meminta Israel berhati-hati memilah target.
"Militer Israel memiliki kewajiban untuk menggunakan kehati-hatian sebanyak mungkin dalam mengejar target mereka. Hamas mengatakan mereka berencana menyerang Israel lagi dan ini adalah dilema yang buruk," papar Biden.
Pemerintahan Biden terus menolak seruan komunitas internasional tentang gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan bahwa Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri dari Hamas setelah serangan 7 Oktober.
AS hanya mendorong jeda kemanusiaan yang jangka pendek dan menegaskan bahwa pihaknya mengharapkan Israel untuk mematuhi aturan-aturan yang ada saat berperang di Gaza.
Biden mengatakan Israel mengambil risiko dalam beroperasi di sekitar Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. "Tetapi “satu hal telah ditetapkan: Hamas memang memiliki markas besar, senjata, perlengkapan, di bawah rumah sakit ini," ujarnya.
Tuduhan tersebut telah dibantah oleh Hamas.
Lihat Juga :
