Apakah Perang Israel Palestina Adalah Perang Agama? Berikut Jawabannya
loading...
A
A
A
GAZA - Konflik perang Israel dan Palestina hingga sekarang tak kunjung mereda. Bahkan perang terbaru kembali diperparah usai Israel secara membabi buta melakukan penyerangan balasan kepada Hamas.
Peperangan kedua negara tersebut banyak yang menganggap karena disebabkan oleh perang agama. Prediksi itu disesuaikan dengan identitas agama Yahudi sebagai Israel dan Islam sebagai Palestina.
Lantas, apakah benar perang Israel Palestina itu dianggap sebagai perang agama? Berikut ulasannya.
Salah satu faktor agama yang sering menjadi pemicu konflik adalah soal status dan kedudukan situs-situs suci bagi kedua agama, terutama di Yerusalem.
Kota ini memiliki tempat-tempat bersejarah dan sakral bagi Yahudi, Kristen, dan Islam, seperti Tembok Ratapan, Gereja Makam Kudus, dan Masjid Al-Aqsa.
Masalahnya, beberapa situs ini berada di lokasi yang sama atau berdekatan, sehingga menimbulkan persaingan dan klaim eksklusif atasnya.
Misalnya, Masjid Al-Aqsa berada di atas reruntuhan Bait Suci Yahudi, yang menjadi sasaran para nasionalis Yahudi yang ingin membangun kembali kuil tersebut.
Hal inilah yang kemudian menjadi sering memicu bentrokan dan kekerasan antara umat Islam dan Yahudi di sekitar kompleks masjid tersebut. Tidak hanya adu argument di publik, kedua negara tersebut terus beradu dalam bidang kekuatan militer.
Faktor lain yang mempengaruhi konflik adalah narasi-narasi apokaliptik dan eskatologis dari kedua agama, yang mengaitkan konflik ini dengan akhir zaman dan kedatangan mesias.
Beberapa kelompok ekstremis Yahudi dan Islam percaya bahwa perang ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk memenuhi nubuat-nubuat suci, dan bahwa mereka harus berjuang untuk mempercepat kedatangan mesias atau imam Mahdi.
Peperangan kedua negara tersebut banyak yang menganggap karena disebabkan oleh perang agama. Prediksi itu disesuaikan dengan identitas agama Yahudi sebagai Israel dan Islam sebagai Palestina.
Apakah Perang Agama?
Lantas, apakah benar perang Israel Palestina itu dianggap sebagai perang agama? Berikut ulasannya.
Salah satu faktor agama yang sering menjadi pemicu konflik adalah soal status dan kedudukan situs-situs suci bagi kedua agama, terutama di Yerusalem.
Kota ini memiliki tempat-tempat bersejarah dan sakral bagi Yahudi, Kristen, dan Islam, seperti Tembok Ratapan, Gereja Makam Kudus, dan Masjid Al-Aqsa.
Masalahnya, beberapa situs ini berada di lokasi yang sama atau berdekatan, sehingga menimbulkan persaingan dan klaim eksklusif atasnya.
Misalnya, Masjid Al-Aqsa berada di atas reruntuhan Bait Suci Yahudi, yang menjadi sasaran para nasionalis Yahudi yang ingin membangun kembali kuil tersebut.
Hal inilah yang kemudian menjadi sering memicu bentrokan dan kekerasan antara umat Islam dan Yahudi di sekitar kompleks masjid tersebut. Tidak hanya adu argument di publik, kedua negara tersebut terus beradu dalam bidang kekuatan militer.
Faktor lain yang mempengaruhi konflik adalah narasi-narasi apokaliptik dan eskatologis dari kedua agama, yang mengaitkan konflik ini dengan akhir zaman dan kedatangan mesias.
Beberapa kelompok ekstremis Yahudi dan Islam percaya bahwa perang ini adalah bagian dari rencana Tuhan untuk memenuhi nubuat-nubuat suci, dan bahwa mereka harus berjuang untuk mempercepat kedatangan mesias atau imam Mahdi.