Gawat! AS Dilaporkan Kehabisan Sistem Pertahanan Udara
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Lingkungan yang semakin tidak bersahabat di Timur Tengah telah mendorong Amerika Serikat (AS) untuk mengerahkan enam baterai tambahan sistem rudal MIM-104 Patriot, sehingga menggandakan jumlah total di wilayah tersebut. Begitu laporan Wall Street Journal pada hari Minggu.
"Pentagon sekarang kehabisan peralatan," tambah surat kabar itu seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).
Relokasi yang dilaporkan tersebut dilakukan di tengah serangkaian serangan rudal dan drone terhadap pangkalan militer Amerika di Irak dan Suriah, yang oleh Washington dikaitkan dengan pasukan proksi Iran.
"Baterai tambahan tersebut dikirim ke Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi, yang menampung puluhan instalasi militer AS," lapor WSJ, mengutip orang-orang yang mengetahui pengerahan tersebut dan iklan rekrutmen Pentagon untuk operator Patriot.
Salah satu konsekuensi yang lebih nyata dari meningkatnya permintaan sistem pertahanan udara jarak jauh, seperti yang diidentifikasi oleh WSJ, adalah keputusan Washington untuk tidak mengirimkan baterai Patriot ke Dubai Airshow, yang dimulai pada hari Senin.
Pentagon berencana menampilkan ketiga elemen utama sistem tersebut, termasuk peluncur, truk radar, dan stasiun komando, namun mengumumkan pengalihan perangkat kerasnya pada akhir Oktober.
Baterai Patriot biasanya memiliki delapan peluncur, meskipun hingga 16 peluncur dapat dihubungkan dengan radar dan stasiun komando yang sama. Pentagon memiliki total 60 baterai, menurut WSJ, beberapa di antaranya dikerahkan secara internasional, dari Jerman hingga Guam dan Korea Selatan. Washington telah mengizinkan beberapa sekutunya untuk membeli sistem tersebut.
Dua baterai Patriot, satu disediakan oleh AS dan satu lagi oleh Jerman serta Belanda, dikerahkan di Ukraina awal tahun ini, dengan pengiriman tambahan dijanjikan oleh Berlin. Kemampuan sistem yang dirancang AS menjadi subjek klaim yang saling bertentangan oleh Ukraina dan Rusia pada bulan Mei.
"Pentagon sekarang kehabisan peralatan," tambah surat kabar itu seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).
Relokasi yang dilaporkan tersebut dilakukan di tengah serangkaian serangan rudal dan drone terhadap pangkalan militer Amerika di Irak dan Suriah, yang oleh Washington dikaitkan dengan pasukan proksi Iran.
"Baterai tambahan tersebut dikirim ke Bahrain, Kuwait dan Arab Saudi, yang menampung puluhan instalasi militer AS," lapor WSJ, mengutip orang-orang yang mengetahui pengerahan tersebut dan iklan rekrutmen Pentagon untuk operator Patriot.
Salah satu konsekuensi yang lebih nyata dari meningkatnya permintaan sistem pertahanan udara jarak jauh, seperti yang diidentifikasi oleh WSJ, adalah keputusan Washington untuk tidak mengirimkan baterai Patriot ke Dubai Airshow, yang dimulai pada hari Senin.
Pentagon berencana menampilkan ketiga elemen utama sistem tersebut, termasuk peluncur, truk radar, dan stasiun komando, namun mengumumkan pengalihan perangkat kerasnya pada akhir Oktober.
Baterai Patriot biasanya memiliki delapan peluncur, meskipun hingga 16 peluncur dapat dihubungkan dengan radar dan stasiun komando yang sama. Pentagon memiliki total 60 baterai, menurut WSJ, beberapa di antaranya dikerahkan secara internasional, dari Jerman hingga Guam dan Korea Selatan. Washington telah mengizinkan beberapa sekutunya untuk membeli sistem tersebut.
Dua baterai Patriot, satu disediakan oleh AS dan satu lagi oleh Jerman serta Belanda, dikerahkan di Ukraina awal tahun ini, dengan pengiriman tambahan dijanjikan oleh Berlin. Kemampuan sistem yang dirancang AS menjadi subjek klaim yang saling bertentangan oleh Ukraina dan Rusia pada bulan Mei.