Kabar Buruk Buat Ukraina, Prancis Akan Akhiri Pasokan Senjata Gratis
loading...
A
A
A
PARIS - Prancis berencana untuk berhenti mengirimkan senjata ke Ukraina dari gudang senjatanya sendiri dan sebaliknya akan mengizinkan Kiev untuk membeli senjata langsung dari produsen senjata di negara tersebut melalui dana dukungan. Hal itu diungakapkan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu.
“Kami sekarang sedang bernegosiasi dengan rekan-rekan Ukraina kami untuk meminta Ukraina membeli howitzer baru dengan menggunakan uang dari dana khusus, dan agar militer Prancis tidak lagi harus mentransfer senjata dari gudang senjata mereka,” kata pejabat Prancis itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi LCI pada Minggu seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).
Lecornu mengungkapkan, menurut laporan parlemen yang dirilis pekan lalu, bantuan militer Prancis ke Ukraina sejauh ini telah mencapai 3,2 miliar Euro. Jumlah ini menempatkan Prancis di antara pendukung utama Angkatan Darat Ukraina di Eropa, bersama Jerman dan Inggris.
"Paris juga menjanjikan tambahan 200 juta Euro untuk dana dukungan Ukraina guna memastikan akses berkelanjutan Angkatan Darat Ukraina terhadap peralatan militer Prancis," tambahnya.
Kiev dapat mengeluarkan uang dari dana tersebut untuk pembelian senjata, tetapi hanya dari kontraktor Prancis.
Para ahli menilai, langkah ini mencerminkan strategi baru Prancis dalam pengadaan peralatan untuk Angkatan Darat Ukraina. Anggaran Kementerian Pertahanan Prancis akan meningkat sebesar 3,5 miliar Euro pada tahun depan, meningkat sebesar 7,5%, mencapai USD50,4 miliar sesuai dengan undang-undang baru tentang program militer untuk tahun 2024-2030.
Sejak awal konflik Ukraina, Prancis telah mentransfer sejumlah besar peralatan militer ke Kiev, termasuk 30 meriam Caesar, beberapa lusin pengangkut personel lapis baja (VAB), dan kendaraan pengintai lapis baja AMX-10 RC, serta 15 howitzer TRF1 155mm, sekitar 100 rudal permukaan-ke-udara Mistral, dan dua peluncur roket kesatuan.
“Kami sekarang sedang bernegosiasi dengan rekan-rekan Ukraina kami untuk meminta Ukraina membeli howitzer baru dengan menggunakan uang dari dana khusus, dan agar militer Prancis tidak lagi harus mentransfer senjata dari gudang senjata mereka,” kata pejabat Prancis itu dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi LCI pada Minggu seperti dikutip dari RT, Selasa (14/11/2023).
Lecornu mengungkapkan, menurut laporan parlemen yang dirilis pekan lalu, bantuan militer Prancis ke Ukraina sejauh ini telah mencapai 3,2 miliar Euro. Jumlah ini menempatkan Prancis di antara pendukung utama Angkatan Darat Ukraina di Eropa, bersama Jerman dan Inggris.
"Paris juga menjanjikan tambahan 200 juta Euro untuk dana dukungan Ukraina guna memastikan akses berkelanjutan Angkatan Darat Ukraina terhadap peralatan militer Prancis," tambahnya.
Kiev dapat mengeluarkan uang dari dana tersebut untuk pembelian senjata, tetapi hanya dari kontraktor Prancis.
Para ahli menilai, langkah ini mencerminkan strategi baru Prancis dalam pengadaan peralatan untuk Angkatan Darat Ukraina. Anggaran Kementerian Pertahanan Prancis akan meningkat sebesar 3,5 miliar Euro pada tahun depan, meningkat sebesar 7,5%, mencapai USD50,4 miliar sesuai dengan undang-undang baru tentang program militer untuk tahun 2024-2030.
Sejak awal konflik Ukraina, Prancis telah mentransfer sejumlah besar peralatan militer ke Kiev, termasuk 30 meriam Caesar, beberapa lusin pengangkut personel lapis baja (VAB), dan kendaraan pengintai lapis baja AMX-10 RC, serta 15 howitzer TRF1 155mm, sekitar 100 rudal permukaan-ke-udara Mistral, dan dua peluncur roket kesatuan.
(ian)