Partai Komunis China Masih Berhubungan dengan Korut

Sabtu, 21 Oktober 2017 - 13:13 WIB
Partai Komunis China Masih Berhubungan dengan Korut
Partai Komunis China Masih Berhubungan dengan Korut
A A A
BEIJING - Partai Komunis China yang berkuasa terus mengadakan pembicaraan dan mempertahankan kontak dengan mitranya dari Korea Utara (Korut). Hal itu dikatakan seorang pejabat senior yang menggambarkan hubungan persahabatan kedua negara sangat penting untuk stabilitas regional.

Guo Yezhou, seorang wakil kepala departemen internasional Partai Komunis China, mengatakan pertukaran, komunikasi dan dialog dengan Partai Pekerja Korea Utara yang berkuasa terus berlanjut.

"China dan Korea Utara adalah tetangga dan keduanya memiliki hubungan kerjasama tradisional yang bersahabat," kata Guo sela-sela kongres partai seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/10/2017).

"Mempertahankan, mengembangkan dan mengkonsolidasikan hubungan tersebut tidak hanya sesuai dengan kepentingan kedua belah pihak, mereka juga memiliki makna penting untuk perdamaian dan stabilitas regional," tambahnya.

Guo mengatakan pertukaran antara kedua partai memainkan peran penting dalam mengembangkan hubungan China-Korut secara keseluruhan.

"Partai kami dan Partai Pekerja Korea memiliki pertukaran tradisional yang bersahabat. Kapan dan pada tingkat mana pertukaran ini terjadi bergantung pada kedua sisi dan kenyamanan kedua belah pihak," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih jauh.

Guo tidak langsung menjawab pertanyaan saat kepala departemen, Song Tao, terakhir bertemu dengan orang Korut manapun.

Departemen ini bertanggung jawab atas hubungan partai dengan partai politik asing, dan secara tradisional berfungsi sebagai saluran untuk diplomasi China dengan Korut.

Partai Pekerja Korea pada hari Rabu mengucapkan selamat kepada China pada Kongres Partai Komunis 19 meskipun hubungan yang semakin ketat antara dua sekutu saat China memperketat sanksi atas program senjata nuklir Pyongyang.

Meskipun China telah marah dengan uji coba nuklir dan rudal Korut yang berulang dan menuntut mereka berhenti, Beijing juga melihat Amerika Serikat dan Korea Selatan berbagi tanggung jawab atas meningkatnya ketegangan dengan latihan militer mereka.

Korut kemungkinan besar akan hadir dalam agenda ketika Presiden AS Donald Trump mengunjungi China bulan depan untuk melakukan pembicaraan dengan Presiden Xi Jinping.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3087 seconds (0.1#10.140)