Media Korut: AS Coba Bunuh Kim Jong-un Mei Lalu
A
A
A
PYONGYANG - Media pemerintah Korea Utara (Korut), KCNA, menerbitkan artikel yang mengulas upaya pembunuhan pemimpin Pyongyang, Kim Jong-un, yang didalangi CIA Amerika Serikat (AS) dan intelijen Korea Selatan. Diktator muda itu coba dibunuh pada Mei lalu.
Media itu menuduh Washington menggunakan dalih perang melawan teror untuk menggulingkan pemerintah yang tidak bersahabat seperti Korut. Artikel itu diterbitkan pada hari Jumat (6/10/2017) dengan mengutip penegasan perwakilan Pyongyang untuk sidang ke-72 Majelis Umum PBB di New York beberapa waktu lalu.
Utusan rezim Kim Jong-un tersebut di hadapan para pemimpin dunia mengklarifikasi prinsip negaranya terhadap kontraterorisme sebagaimana tercantum di Kantor PBB untuk Kontra-Terorisme. Prinsip itu adalah komitmen Pyongyang untuk membantu memerangi terorisme.
KCNA menyindir upaya internasional yang belum berhasil memberangus terorisme karena campur tangan AS terhadap negara yang tak bersahabat dengan Washington, termasuk cara licik penggulingan pemimpin negara orang.
”Pada bulan Mei tahun ini, sekelompok teroris kejam yang menyusup ke negara kita atas perintah Badan Intelijen Pusat (CIA) AS dan Intelijen Korea Selatan dengan tujuan melaksanakan aksi terorisme yang disponsori negara terhadap markas tertinggi menggunakan zat biologi dan kimia terungkap,” tulis KCNA.
”Ini jelas menunjukkan sifat sejati AS sebagai pelakunya utama di balik aksi terorisme,” lanjut laporan media pemerintah Korut tersebut.
Dalam laporannya, KCNA menyebut AS sudah mengubah “warna”-nya seperti bunglon. Invasi Washington di beberapa negara juga jadi bahan sindiran media Pyongyang itu.
KCNA mencontohkan, Washington menggunakan dalih kontraterorisme dan nonproliferasi senjata pemusnah massal untuk membenarkan invasi di Afghanistan, Irak dan Libya.
Pemerintah AS dan Korea Selatan belum berkomentar atas tuduhan upaya pembunuhan terhadap Kim Jong-un.
Media itu menuduh Washington menggunakan dalih perang melawan teror untuk menggulingkan pemerintah yang tidak bersahabat seperti Korut. Artikel itu diterbitkan pada hari Jumat (6/10/2017) dengan mengutip penegasan perwakilan Pyongyang untuk sidang ke-72 Majelis Umum PBB di New York beberapa waktu lalu.
Utusan rezim Kim Jong-un tersebut di hadapan para pemimpin dunia mengklarifikasi prinsip negaranya terhadap kontraterorisme sebagaimana tercantum di Kantor PBB untuk Kontra-Terorisme. Prinsip itu adalah komitmen Pyongyang untuk membantu memerangi terorisme.
KCNA menyindir upaya internasional yang belum berhasil memberangus terorisme karena campur tangan AS terhadap negara yang tak bersahabat dengan Washington, termasuk cara licik penggulingan pemimpin negara orang.
”Pada bulan Mei tahun ini, sekelompok teroris kejam yang menyusup ke negara kita atas perintah Badan Intelijen Pusat (CIA) AS dan Intelijen Korea Selatan dengan tujuan melaksanakan aksi terorisme yang disponsori negara terhadap markas tertinggi menggunakan zat biologi dan kimia terungkap,” tulis KCNA.
”Ini jelas menunjukkan sifat sejati AS sebagai pelakunya utama di balik aksi terorisme,” lanjut laporan media pemerintah Korut tersebut.
Dalam laporannya, KCNA menyebut AS sudah mengubah “warna”-nya seperti bunglon. Invasi Washington di beberapa negara juga jadi bahan sindiran media Pyongyang itu.
KCNA mencontohkan, Washington menggunakan dalih kontraterorisme dan nonproliferasi senjata pemusnah massal untuk membenarkan invasi di Afghanistan, Irak dan Libya.
Pemerintah AS dan Korea Selatan belum berkomentar atas tuduhan upaya pembunuhan terhadap Kim Jong-un.
(mas)