40.000 Milisi Hamas dan Terowongan Jebakan Bisa Bikin Pasukan Israel Frustrasi
loading...
A
A
A
Jumlah korban tewas di Gaza telah melampaui 9.000 orang, dan kekerasan yang terjadi setiap hari memicu protes di seluruh dunia atas penderitaan lebih dari 2 juta warga Gaza yang terjebak di daerah kantong kecil tersebut, banyak di antaranya tanpa air, makanan, atau listrik.
Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi yang padat di Gaza pada hari Selasa, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk memusnahkan Hamas dan menolak seruan gencatan senjata. Para pejabat Israel mengatakan mereka tidak punya ilusi tentang apa yang mungkin terjadi dan menuduh para agen bersembunyi di belakang warga sipil.
“Negara ini telah bersiap menghadapi perang yang panjang dan menyakitkan,” kata Danny Danon, mantan duta besar Israel untuk PBB dan mantan anggota komite urusan luar negeri dan pertahanan Knesset.
“Pada akhirnya kami tahu bahwa kami akan menang dan kami akan mengalahkan Hamas,” katanya kepada Reuters. “Pertanyaannya adalah soal harga, dan kita harus sangat berhati-hati dan sangat berhati-hati serta memahami bahwa ini adalah wilayah perkotaan yang sangat rumit untuk bermanuver.”
Amerika mengatakan sekarang bukan saat yang tepat untuk melakukan gencatan senjata secara umum, namun mereka mengatakan penghentian permusuhan diperlukan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Adeeb Ziadeh, pakar Palestina dalam urusan internasional di Universitas Qatar yang mempelajari Hamas, mengatakan kelompok tersebut pasti memiliki rencana jangka panjang untuk menindaklanjuti serangannya terhadap Israel.
“Mereka yang melakukan serangan 7 Oktober dengan tingkat kemahiran, tingkat keahlian, ketepatan dan intensitas seperti ini, pasti sudah mempersiapkan diri untuk pertempuran jangka panjang. Hamas tidak mungkin melakukan serangan seperti itu tanpa persiapan yang matang dan dimobilisasi untuk mencapai hasil tersebut,” kata Ziadeh kepada Reuters.
Washington memperkirakan Hamas akan berusaha menghambat pasukan Israel dalam pertempuran jalanan di Gaza dan menimbulkan korban militer yang cukup besar serta dukungan publik Israel terhadap konflik yang berkepanjangan, kata sumber yang mengetahui pemikiran Gedung Putih, yang meminta untuk tak disebutkan namanya untuk berbicara dengan bebas.
Meskipun demikian, para pejabat Israel telah menekankan kepada rekan-rekan Amerika mereka bahwa mereka siap menghadapi taktik gerilya Hamas serta menahan kritik internasional atas serangan mereka, menurut sumber tersebut.
Serangan udara Israel menghantam kamp pengungsi yang padat di Gaza pada hari Selasa, menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dan seorang komandan Hamas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk memusnahkan Hamas dan menolak seruan gencatan senjata. Para pejabat Israel mengatakan mereka tidak punya ilusi tentang apa yang mungkin terjadi dan menuduh para agen bersembunyi di belakang warga sipil.
“Negara ini telah bersiap menghadapi perang yang panjang dan menyakitkan,” kata Danny Danon, mantan duta besar Israel untuk PBB dan mantan anggota komite urusan luar negeri dan pertahanan Knesset.
“Pada akhirnya kami tahu bahwa kami akan menang dan kami akan mengalahkan Hamas,” katanya kepada Reuters. “Pertanyaannya adalah soal harga, dan kita harus sangat berhati-hati dan sangat berhati-hati serta memahami bahwa ini adalah wilayah perkotaan yang sangat rumit untuk bermanuver.”
Amerika mengatakan sekarang bukan saat yang tepat untuk melakukan gencatan senjata secara umum, namun mereka mengatakan penghentian permusuhan diperlukan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.
Hamas Siap Sepenuhnya
Adeeb Ziadeh, pakar Palestina dalam urusan internasional di Universitas Qatar yang mempelajari Hamas, mengatakan kelompok tersebut pasti memiliki rencana jangka panjang untuk menindaklanjuti serangannya terhadap Israel.
“Mereka yang melakukan serangan 7 Oktober dengan tingkat kemahiran, tingkat keahlian, ketepatan dan intensitas seperti ini, pasti sudah mempersiapkan diri untuk pertempuran jangka panjang. Hamas tidak mungkin melakukan serangan seperti itu tanpa persiapan yang matang dan dimobilisasi untuk mencapai hasil tersebut,” kata Ziadeh kepada Reuters.
Washington memperkirakan Hamas akan berusaha menghambat pasukan Israel dalam pertempuran jalanan di Gaza dan menimbulkan korban militer yang cukup besar serta dukungan publik Israel terhadap konflik yang berkepanjangan, kata sumber yang mengetahui pemikiran Gedung Putih, yang meminta untuk tak disebutkan namanya untuk berbicara dengan bebas.
Meskipun demikian, para pejabat Israel telah menekankan kepada rekan-rekan Amerika mereka bahwa mereka siap menghadapi taktik gerilya Hamas serta menahan kritik internasional atas serangan mereka, menurut sumber tersebut.