China Akan Batasi Ekspor Minyak ke Korut
A
A
A
BEIJING - China mengumumkan akan membatasi ekspor minyak ke Korea Utara (Korut) berdasarkan sanksi PBB atas pengembangan nuklir dan rudalnya. Lebih jauh keputusan ini berdampak kurangnya dukungan dari mitra dagang utama Pyongyang, pemasok energi dan sekutu diplomatik.
"Ekspor minyak sulingan ke Korea Utara akan dibatasi sampai 2 juta barel per tahun dan penjualan gas alam cair dilarang secara langsung, efektif pada 1 Januari," kata Kementerian Perdagangan China seperti dikutip dari Voice of America, Sabtu (23/9/2017).
"Ekspor minyak untuk digunakan dalam program rudal balistik Korea Utara atau kegiatan lainnya dilarang oleh sanksi PBB," kata Kementerian Perdagangan China.
Namun, jumlah pasokan energi China saat ini ke Korut dan berapa banyak yang akan dikurangi tidak jelas.
Kementerian tersebut juga mengatakan China akan melarang impor tekstil dari Korut. Tekstil merupakan salah satu sumber pendapatan luar negeri terakhir Korut menyusul sanksi PBB di mana Beijing memotong pembelian batubara, bijih besi, makanan laut dan barang lainnya.
China menyumbang sekitar 90 persen perdagangan Korut, membuat kerja sama penting setiap usaha untuk menggagalkan pengembangan senjata nuklir dan rudal jarak jauh Pyongyang.
Pemimpin China lama menjadi pelindung diplomatik Korut. Namun mereka terus menerus merasa frustasi dengan pemerintahan Kim Jong-un.
Beijing memberikan dukungannya terhadap sanksi terakhir Dewan Keamanan (DK) PBB. Meski begitu, mereka tidak mau bersikap tegas terhadap Pyongyang karena khawatir pemerintahannya mungkin akan ambruk. Mereka juga membantah melakukan sesuatu yang mungkin bisa melukai warga Korut.
"Ekspor minyak sulingan ke Korea Utara akan dibatasi sampai 2 juta barel per tahun dan penjualan gas alam cair dilarang secara langsung, efektif pada 1 Januari," kata Kementerian Perdagangan China seperti dikutip dari Voice of America, Sabtu (23/9/2017).
"Ekspor minyak untuk digunakan dalam program rudal balistik Korea Utara atau kegiatan lainnya dilarang oleh sanksi PBB," kata Kementerian Perdagangan China.
Namun, jumlah pasokan energi China saat ini ke Korut dan berapa banyak yang akan dikurangi tidak jelas.
Kementerian tersebut juga mengatakan China akan melarang impor tekstil dari Korut. Tekstil merupakan salah satu sumber pendapatan luar negeri terakhir Korut menyusul sanksi PBB di mana Beijing memotong pembelian batubara, bijih besi, makanan laut dan barang lainnya.
China menyumbang sekitar 90 persen perdagangan Korut, membuat kerja sama penting setiap usaha untuk menggagalkan pengembangan senjata nuklir dan rudal jarak jauh Pyongyang.
Pemimpin China lama menjadi pelindung diplomatik Korut. Namun mereka terus menerus merasa frustasi dengan pemerintahan Kim Jong-un.
Beijing memberikan dukungannya terhadap sanksi terakhir Dewan Keamanan (DK) PBB. Meski begitu, mereka tidak mau bersikap tegas terhadap Pyongyang karena khawatir pemerintahannya mungkin akan ambruk. Mereka juga membantah melakukan sesuatu yang mungkin bisa melukai warga Korut.
(ian)