5 Alasan Propaganda Israel Tidak Meyakinkan dan Gagal

Jum'at, 03 November 2023 - 05:30 WIB
loading...
A A A
Namun, jika kita melihat kerumunan pengunjuk rasa di jalan-jalan London, Istanbul, Kairo atau Mumbai, dan warga Perancis dan Jerman yang turun ke jalan meskipun pemerintah melarang demonstrasi pro-Palestina, sebagian besar penduduk dunia tidak yakin. oleh narasi dominan. Sangat sedikit dukungan terhadap genosida yang terjadi di depan mata kita.

4. Hanya Menghadirkan Fisik

5 Alasan Propaganda Israel Tidak Meyakinkan dan Gagal

Foto/Reuters

Ada dua faktor utama yang mendasari kegagalan propaganda. Pertama, Israel mencoba menghadirkan fiksi tentang kehidupan sehari-hari yang bisa kita lihat semua. Ini merupakan upaya humas yang jauh lebih menuntut daripada membuktikan bahwa Saddam Hussein mempunyai senjata pemusnah massal.

"Penting untuk menyadari bahwa teknologi yang sedang berkembang tidak hanya mendukung kegiatan pengawasan dan intelijen negara, namun juga memberikan kekuatan besar bagi masyarakat di seluruh dunia untuk menemukan kebenaran. Jadi, meski butuh waktu bertahun-tahun untuk membantah klaim WMD Irak, mesin propaganda Israel terungkap dalam hitungan hari, terkadang jam, dan terkadang bahkan dalam hitungan menit," kata kata Omer Carullah Sevim, peneliti TRT World Research Centre, dilansir Middle East Monitor.

5. Dunia Tidak Percaya dengan Dominasi AS dan israel

5 Alasan Propaganda Israel Tidak Meyakinkan dan Gagal

Foto/Reuters

Dalam hal ini, ketegangan di dunia jauh melampaui persaingan antara AS dan Iran, Rusia dan blok Barat. Jutaan orang, termasuk negara-negara Barat, tidak percaya dengan narasi kekuatan dominan di belahan bumi utara.

Sementara itu, para pemimpin Barat tidak mampu memberikan alasan yang masuk akal dan dapat dipercaya atas dukungan buta mereka terhadap Israel. Hilangnya kredibilitas tidak hanya sekedar perebutan hati dan pikiran.

"Banyak yang percaya bahwa dominasi peradaban Barat yang sudah berabad-abad lamanya terkikis lebih cepat dari perkiraan karena genosida Israel yang terus berlanjut terhadap warga Palestina di Gaza," ungkap kata Omer Carullah Sevim, peneliti TRT World Research Centre, dilansir Middle East Monitor.

(ahm)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1661 seconds (0.1#10.140)