4 Dilema Mesir saat Menerima Pengungzi Gaza, Salah Satunya Penghapusan Utang Senilai Rp2.535 Triliun

Jum'at, 03 November 2023 - 06:06 WIB
loading...
4 Dilema Mesir saat...
Mesir menghadapi banyak dilema ketika menerima pengungsi Gaza. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi tampaknya tidak mungkin menerima 2,2 juta warga Palestina yang terpaksa mengungsi dari Jalur Gaza selama perang Israel -Hamas.

“Penilaian saya adalah bahwa hal ini 95 persen tidak dapat dimulai,” kata Nancy Okail, presiden dan CEO Center for International Policy, sebuah organisasi nirlaba progresif di Washington, DC, dilansir Reuters.

“Dampak politiknya lebih besar daripada manfaatnya,” tambahnya, seraya menunjuk pada potensi kerusuhan domestik di Mesir jika gelombang pengungsi Palestina tiba.

Namun prospek perpindahan massal dari Gaza – wilayah sempit dan padat penduduk di perbatasan timur laut Mesir – telah meningkatkan kekhawatiran di pemerintahan el-Sisi.

Berikut dari 4 dilema yang dihadapi Mesir berkaitan dengan pengungsi dari Gaza.

1. Penghapusan Utang Mesir Senilai Rp2.535 Triliun

4 Dilema Mesir saat Menerima Pengungzi Gaza, Salah Satunya Penghapusan Utang Senilai Rp2.535 Triliun

Foto/Reuters

Pada tanggal 24 Oktober, Majalah +972 dan terbitan sejenisnya, Local Call, melaporkan kebocoran dokumen yang diduga berasal dari Kementerian Intelijen Israel, yang menguraikan proposal untuk “mengevakuasi” seluruh warga Palestina dari Gaza ke Mesir.

Desas-desus juga beredar bahwa para pemimpin Israel berusaha membujuk Kairo agar menerima pengungsi Palestina dengan menawarkan penghapusan sebagian utang luar negerinya yang membengkak, yang berjumlah sekitar USD160 miliar atau Rp2.535 triliun

Selain itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan telah melobi para pemimpin Eropa untuk membantunya meyakinkan el-Sisi agar menerima pengungsi dari Gaza – sebuah gagasan yang sejauh ini ditolaknya.

“Sangat dapat dimengerti mengapa masyarakat Mesir dan Palestina takut akan adanya pemimpin Israel yang berusaha mengusir warga Palestina dari Gaza secara paksa dan permanen,” kata Timothy Kaldas, pakar ekonomi politik Mesir di Institut Tahrir untuk Kebijakan Timur Tengah.

Dia menambahkan bahwa warga Palestina masih harus diberikan hak untuk mencari suaka di negara-negara tetangga, sebuah perlindungan yang tidak diberikan oleh Mesir dan Israel.

“Warga Palestina masih mempunyai pilihan – dan saya menekankan pilihan tersebut – untuk pindah ke Sinai dan mencari tempat yang aman. Mereka tidak boleh dipaksa menjadi sasaran pemboman tanpa pandang bulu di Gaza,” kata Kaldas kepada Al Jazeera.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1608 seconds (0.1#10.140)