Kim Jong-un Marah, Sebut Trump Gila dan Bakal Bayar Mahal
A
A
A
SEOUL - Diktator muda Korea Utara (Korut) Kim Jong-un marah karena negaranya diancam akan dihancurkan total oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kim mengatakan, pemimpin Gedung Putih itu “gila” dan akan membayar mahal atas ancamannya.
Pernyataan Kim ini diterbitkan media propaganda negara Korut sebagai tanggapan atas ancaman dan penghinaan Trump dalam pidatonya di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa lalu.
“Trump tidak layak untuk memegang hak prerogatif dari sebuah komando tertinggi sebuah negara,” kata Kim, yang dilansir AP, Jumat (22/9/2017). Pemimpin Pyongyang ini juga menggambarkan presiden Trump sebagai sebagai pemimpi “nakal dan gangster yang suka bermain api.”
Pada hari Selasa, Trump menghina Kim dengn sebutan “Rocket Man” (Manusia Roket). Trump mengatakan, si “manusia roket” sedang dalam misi bunuh diri. ”Jika dipaksa untuk membela diri atau sekutunya, kami tidak punya pilihan selain menghancurkan Korea Utara secara total,” kata Trump dalam pidatonya tersebut.
Kim mencibir pidato Trump dengan menyebutnya sebagai pemimpin dunia berperilaku gila. “Ucapan Trump telah meyakinkan saya, daripada menakut-nakuti atau menghentikan saya, bahwa jalan yang saya pilih benar dan bahwa itulah yang harus saya ikuti sampai yang terakhir,” ujar Kim.
“Trump akan menghadapi hasil di luar dugaannya,” lanjut pemimpin negara nuklir berideologi komunis ini.
Pernyataan pemimpin Korut atas namanya sendiri dengan nada semacam itu merupakan hal tidak biasa. Komentar Kim ini akan semakin meningkatkan perang kata-kata dengan musuh-musuh Korut di saat Pyongyang sedang bekerja menyempurnakan rudal yang ingin ditargetkan terhadap AS.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah meluncurkan sepasang rudal balistik antarbenua yang diyakini mampu menyerang wilayah AS. Rezim Kim Jong-un juga telah meluncurkan dua rudal yang melambung di atas wilayah Jepang pada bulan ini.
Negara tertutup itu juga telah mengejutkan dunia dengan tes senjata nuklir keenam kalinya berjenis bom hidrogen pada awal bulan ini meski sudah terkena rentetan sanksi Dewan Keamanan PBB. Tes senjata nuklir itu membuat Pyongyang terkena sanksi lebih keras dari Dewan Keamanan PBB termasuk larangan ekspor tekstil dan pembatasan impor minyak secara ketat.
Pernyataan Kim ini diterbitkan media propaganda negara Korut sebagai tanggapan atas ancaman dan penghinaan Trump dalam pidatonya di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada hari Selasa lalu.
“Trump tidak layak untuk memegang hak prerogatif dari sebuah komando tertinggi sebuah negara,” kata Kim, yang dilansir AP, Jumat (22/9/2017). Pemimpin Pyongyang ini juga menggambarkan presiden Trump sebagai sebagai pemimpi “nakal dan gangster yang suka bermain api.”
Pada hari Selasa, Trump menghina Kim dengn sebutan “Rocket Man” (Manusia Roket). Trump mengatakan, si “manusia roket” sedang dalam misi bunuh diri. ”Jika dipaksa untuk membela diri atau sekutunya, kami tidak punya pilihan selain menghancurkan Korea Utara secara total,” kata Trump dalam pidatonya tersebut.
Kim mencibir pidato Trump dengan menyebutnya sebagai pemimpin dunia berperilaku gila. “Ucapan Trump telah meyakinkan saya, daripada menakut-nakuti atau menghentikan saya, bahwa jalan yang saya pilih benar dan bahwa itulah yang harus saya ikuti sampai yang terakhir,” ujar Kim.
“Trump akan menghadapi hasil di luar dugaannya,” lanjut pemimpin negara nuklir berideologi komunis ini.
Pernyataan pemimpin Korut atas namanya sendiri dengan nada semacam itu merupakan hal tidak biasa. Komentar Kim ini akan semakin meningkatkan perang kata-kata dengan musuh-musuh Korut di saat Pyongyang sedang bekerja menyempurnakan rudal yang ingin ditargetkan terhadap AS.
Dalam beberapa bulan terakhir, Korea Utara telah meluncurkan sepasang rudal balistik antarbenua yang diyakini mampu menyerang wilayah AS. Rezim Kim Jong-un juga telah meluncurkan dua rudal yang melambung di atas wilayah Jepang pada bulan ini.
Negara tertutup itu juga telah mengejutkan dunia dengan tes senjata nuklir keenam kalinya berjenis bom hidrogen pada awal bulan ini meski sudah terkena rentetan sanksi Dewan Keamanan PBB. Tes senjata nuklir itu membuat Pyongyang terkena sanksi lebih keras dari Dewan Keamanan PBB termasuk larangan ekspor tekstil dan pembatasan impor minyak secara ketat.
(mas)