Profil Yitzhak Rabin, PM Israel yang Dihabisi Ekstremis Yahudi usai Upayakan Perdamaian Israel-Palestina

Rabu, 01 November 2023 - 14:01 WIB
loading...
Profil Yitzhak Rabin, PM Israel yang Dihabisi Ekstremis Yahudi usai Upayakan Perdamaian Israel-Palestina
Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin dibunuh oleh ekstremis Yahudi. Foto/REUTERS
A A A
TEL AVIV - Yitzhak Rabin menjadi salah satu nama yang pernah memiliki pengaruh besar di Israel. Dulunya, ia sempat menjabat posisi Perdana Menteri (PM).

Melihat riwayatnya, Rabin awalnya adalah seorang tentara. Lepas dari militer, ia mulai merambah ranah politik di negaranya.

Tak butuh waktu lama, sosok Rabin langsung menjelma sebagai tokoh kenamaan. Tercatat, sejumlah posisi penting pernah ditempatinya. Lebih jauh, siapakah sebenarnya Yitzhak Rabin ini?

Profil Yitzhak Rabin


Rabin lahir di Yerusalem pada 1 Maret 1922. Saat kelahirannya dulu, dunia sedang dilanda perang besar yang membuat etnis Yahudi melakukan imigrasi ke negara-negara lain.

Rabin menuntaskan pendidikan di Sekolah Pertanian Kadoorie pada 1940. Setelahnya, ia memilih untuk masuk militer dan bergabung dengan para serdadu Yahudi.

Pada 1948, Israel mendeklarasikan kemerdekaan. Rabin pun mengambil peran dalam perang melawan koalisi negara Arab.

Memiliki reputasi mentereng, Rabin sempat ditunjuk menjadi seorang kepala staf pasukan Israel pada 1964.

Ia dianggap sebagai salah satu sosok yang berperan dalam strategi memenangkan Six-Day War antara Israel melawan koalisi negara Arab.

Sekitar 1970-an, Rabin beralih ke ranah politik. Ia terpilih sebagai di parlemen sebagai anggota Partai Buruh.

Seiring waktu, popularitas Rabin di Partai Buruh semakin melejit. Statusnya itu membuatnya dilirik Perdana Menteri Golda Meir dan diangkat sebagai salah satu menteri.

Pada 1974, Meir mengundurkan diri. Rabin mengambil alih kepemimpinan partai dan melenggang sebagai Perdana Menteri baru Israel.

Selama kariernya, Rabin tercatat dua kali menjabat Perdana Menteri Israel. Masing-masing adalah periode 1974-1977 dan 1992-1995.

Kebijakan Yitzhak Rabin


Sepanjang kepemimpinannya sebagai Perdana Menteri, Rabin memiliki reputasi yang cukup baik. Beberapa kali, ia memang dihadapkan dengan berbagai skandal, namun popularitasnya masih tetap bagus.

Terlepas dari itu, Rabin juga pernah mengupayakan kesepakatan damai antara Israel dan Palestina.

Bertajuk Perjanjian Oslo, Rabin mencoba membuat kesepakatan dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang waktu itu diwakili Yasser Arafat.

Atas usahanya ini, Rabin mendapat hadiah berupa Nobel Perdamaian. Sayang, usahanya tersebut masih belum terealisasi dan justru berujung malapetaka bagi hidupnya.

Akhir Hayat yang Tragis


Perjanjian Oslo menghadirkan banyak kritik dari kedua pihak, baik Palestina ataupun Israel. Di sisi Israel, banyak orang yang menyebut Perjanjian Oslo adalah sebuah kemunduran bagi negara.

Tak hanya itu, beberapa pihak pun menyebut Rabin sebagai pengkhianat. Hasilnya, ia mendapat sebuah serangan mematikan dari seorang ekstrimis Yahudi sekitar tahun 1995.

Mengutip laman History, Rabin ditembak setelah menghadiri rapat umum di Kings Square, Tel Aviv. Kejadian terjadi ketika PM Israel itu berjalan menuju mobilnya.

Tiba-tiba, seorang ekstremis Yahudi bernama Yigal Amir menembaknya di bagian lengan dan punggung. Saat ditangkap, diketahui bahwa Amir memiliki koneksi dengan kelompok sayap kanan Yahudi Eyal.

Terkait alasannya, Amir menyebut Rabin berniat memberikan ‘negara kami’ ke orang-orang Arab. Setelah penembakan, Rabin sebenarnya sempat dilarikan ke Rumah Sakit Ichilov, namun nyawanya tetap tidak tertolong.

Itulah ulasan mengenai profil Yitzhak Rabin, eks Perdana Menteri Israel yang memilih akhir hidup tragis.
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0886 seconds (0.1#10.140)