Tak Berdaya Setop Genosida Israel di Gaza, Pejabat Tinggi PBB Mundur
loading...
A
A
A
PBB telah berulang kali gagal menghentikan genosida, menurut Mokhiber, dengan menyebutkan peristiwa di Rwanda dan Bosnia, genosida terhadap Yazidi oleh ISIS, dan Rohingya di Myanmar sebagai contohnya.
“Dalam beberapa dekade terakhir, bagian-bagian penting dari PBB telah menyerah pada kekuatan Amerika Serikat dan ketakutan terhadap lobi Israel, sehingga mereka mengabaikan prinsip-prinsip ini, dan mundur dari hukum internasional itu sendiri. Kita telah kehilangan banyak hal karena pengabaian ini, termasuk kredibilitas global kita sendiri. Namun rakyat Palestinalah yang menderita kerugian terbesar akibat kegagalan kami,” ujar dia.
“Untuk memperbaiki situasi ini, PBB harus belajar dari sikap prinsip yang diambil di kota-kota di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir ketika banyak orang menentang genosida, bahkan dengan risiko pemukulan dan penangkapan,” saran dia.
Selain itu, dia menyerukan kepada badan tersebut untuk membatalkan “solusi dua negara yang ilusif,” dan menganjurkan pembentukan “negara tunggal, demokratis, sekuler di seluruh wilayah bersejarah Palestina,” yang akan menjamin “pembongkaran” Israel, yang disebutnya sebagai “proyek kolonial pemukim yang sangat rasis.”
“Dalam beberapa dekade terakhir, bagian-bagian penting dari PBB telah menyerah pada kekuatan Amerika Serikat dan ketakutan terhadap lobi Israel, sehingga mereka mengabaikan prinsip-prinsip ini, dan mundur dari hukum internasional itu sendiri. Kita telah kehilangan banyak hal karena pengabaian ini, termasuk kredibilitas global kita sendiri. Namun rakyat Palestinalah yang menderita kerugian terbesar akibat kegagalan kami,” ujar dia.
“Untuk memperbaiki situasi ini, PBB harus belajar dari sikap prinsip yang diambil di kota-kota di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir ketika banyak orang menentang genosida, bahkan dengan risiko pemukulan dan penangkapan,” saran dia.
Selain itu, dia menyerukan kepada badan tersebut untuk membatalkan “solusi dua negara yang ilusif,” dan menganjurkan pembentukan “negara tunggal, demokratis, sekuler di seluruh wilayah bersejarah Palestina,” yang akan menjamin “pembongkaran” Israel, yang disebutnya sebagai “proyek kolonial pemukim yang sangat rasis.”
(sya)