Tak Berdaya Setop Genosida Israel di Gaza, Pejabat Tinggi PBB Mundur

Rabu, 01 November 2023 - 08:17 WIB
loading...
Tak Berdaya Setop Genosida...
Anak-anak duduk di belakang ambulans di Rumah Sakit Shifa setelah ratusan warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Rumah Sakit Al-Ahli di Kota Gaza, 17 Oktober 2023. Foto/REUTERS/Mohammed Al-Masri
A A A
JALUR GAZA - Direktur Kantor Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) di New York, Craig Mokhiber, mengundurkan diri dari jabatannya, dengan alasan kegagalan badan tersebut menangani krisis Israel-Palestina dengan baik.

“Bukannya melakukan tugasnya, PBB justru menyerah pada kekuasaan Amerika Serikat (AS) dan menyerah pada lobi Israel, sementara proyek kolonial pemukim, etno-nasionalis, orang Eropa di Palestina telah memasuki tahap akhir,” ujar pejabat tinggi PBB itu.

“Sekali lagi, kita melihat genosida terjadi di depan mata kita, dan Organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya,” tegas Mokhiber dalam suratnya kepada Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk, yang diterbitkan pada Selasa (31/10/2023).

Pejabat tersebut dengan tegas menggambarkan tindakan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sebagai “genosida,” dan mengakui kata tersebut “sering menjadi sasaran pelecehan politik.”

“Tetapi pembantaian besar-besaran terhadap rakyat Palestina saat ini, yang berakar pada ideologi kolonial pemukim etno-nasionalis … tidak memberikan ruang untuk keraguan atau perdebatan,” papar Mokhiber.

Ini adalah kasus genosida yang ada dalam buku teks. Proyek kolonial pemukim, etno-nasionalis Eropa, di Palestina telah memasuki tahap akhir, menuju percepatan penghancuran sisa-sisa terakhir kehidupan penduduk asli Palestina di Palestina.

Mokhiber menjelaskan, “Pemerintah AS, Inggris, dan sebagian besar negara Eropa sepenuhnya terlibat dalam serangan yang mengerikan ini, bukan hanya karena kegagalan memenuhi kewajiban internasional mereka namun juga karena secara aktif mempersenjatai serangan tersebut, memberikan dukungan ekonomi dan intelijen, dan memberikan kedok politik dan diplomatik atas kekejaman Israel.”

“Kedok ini semakin diperkuat oleh media korporat Barat, yang semakin banyak dikuasai dan berdekatan dengan negara, yang telah terus menerus melakukan dehumanisasi terhadap warga Palestina untuk memfasilitasi genosida, dan menyiarkan propaganda perang dan menganjurkan kebencian nasional, ras, atau agama,” tegas dia.



Mokhiber percaya PBB dahulu memiliki “prinsip” dan “otoritas” yang berakar pada “integritas” badan tersebut, seperti pada masa apartheid di Afrika Selatan, namun hal tersebut telah hilang selama bertahun-tahun.

PBB telah berulang kali gagal menghentikan genosida, menurut Mokhiber, dengan menyebutkan peristiwa di Rwanda dan Bosnia, genosida terhadap Yazidi oleh ISIS, dan Rohingya di Myanmar sebagai contohnya.

“Dalam beberapa dekade terakhir, bagian-bagian penting dari PBB telah menyerah pada kekuatan Amerika Serikat dan ketakutan terhadap lobi Israel, sehingga mereka mengabaikan prinsip-prinsip ini, dan mundur dari hukum internasional itu sendiri. Kita telah kehilangan banyak hal karena pengabaian ini, termasuk kredibilitas global kita sendiri. Namun rakyat Palestinalah yang menderita kerugian terbesar akibat kegagalan kami,” ujar dia.

“Untuk memperbaiki situasi ini, PBB harus belajar dari sikap prinsip yang diambil di kota-kota di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir ketika banyak orang menentang genosida, bahkan dengan risiko pemukulan dan penangkapan,” saran dia.

Selain itu, dia menyerukan kepada badan tersebut untuk membatalkan “solusi dua negara yang ilusif,” dan menganjurkan pembentukan “negara tunggal, demokratis, sekuler di seluruh wilayah bersejarah Palestina,” yang akan menjamin “pembongkaran” Israel, yang disebutnya sebagai “proyek kolonial pemukim yang sangat rasis.”

(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1042 seconds (0.1#10.140)