Puluhan Ribu Demonstran London Tuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza
loading...
A
A
A
Pemadaman layanan komunikasi ini terjadi ketika warga Palestina bersiap menghadapi invasi darat Israel ke Gaza menyusul serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menyebabkan lebih dari 1.400 orang tewas dan mengakibatkan sekitar 220 orang dibawa ke Gaza sebagai tahanan.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada ABC News bahwa perluasan operasi darat bukanlah invasi darat resmi.
Sementara seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada ABC News bahwa Israel melancarkan “serangan yang lebih terbatas”.
Namun, penasihat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, berbicara kepada beberapa media AS pada Jumat dan mengatakan, "Hamas akan merasakan kemarahan kami malam ini."
“Mereka akan terus menerima serangan militer kami sampai kami membongkar mesin militer mereka dan membubarkan struktur politik mereka di Gaza. Ketika ini selesai, Gaza akan menjadi sangat berbeda,” ungkap Regev di Fox News.
Pada Jumat malam, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak gencatan senjata, dan menyebutnya sebagai “momen kebenaran”.
“Saya mengulangi seruan saya untuk gencatan senjata kemanusiaan di Timur Tengah, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan pengiriman pasokan penyelamat jiwa dalam skala yang diperlukan,” tulis dia di X.
"Setiap orang harus memikul tanggung jawab mereka. Ini adalah momen yang tepat. Sejarah akan menilai kita semua," ujar dia.
Satu resolusi PBB yang disponsori bersama Yordania yang disahkan pada Jumat malam, didukung 120 anggota, menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera, tahan lama dan berkelanjutan” dan menuntut semua pihak mematuhi hukum humaniter internasional dan penyediaan bantuan penting yang “terus menerus, cukup dan tanpa hambatan” untuk pasokan dan layanan ke Jalur Gaza.
Empat belas anggota PBB memberikan suara menentang resolusi tersebut, termasuk Israel dan Amerika Serikat.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan kepada ABC News bahwa perluasan operasi darat bukanlah invasi darat resmi.
Sementara seorang pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya juga mengatakan kepada ABC News bahwa Israel melancarkan “serangan yang lebih terbatas”.
Namun, penasihat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Mark Regev, berbicara kepada beberapa media AS pada Jumat dan mengatakan, "Hamas akan merasakan kemarahan kami malam ini."
“Mereka akan terus menerima serangan militer kami sampai kami membongkar mesin militer mereka dan membubarkan struktur politik mereka di Gaza. Ketika ini selesai, Gaza akan menjadi sangat berbeda,” ungkap Regev di Fox News.
Pada Jumat malam, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mendesak gencatan senjata, dan menyebutnya sebagai “momen kebenaran”.
“Saya mengulangi seruan saya untuk gencatan senjata kemanusiaan di Timur Tengah, pembebasan semua sandera tanpa syarat, dan pengiriman pasokan penyelamat jiwa dalam skala yang diperlukan,” tulis dia di X.
"Setiap orang harus memikul tanggung jawab mereka. Ini adalah momen yang tepat. Sejarah akan menilai kita semua," ujar dia.
Satu resolusi PBB yang disponsori bersama Yordania yang disahkan pada Jumat malam, didukung 120 anggota, menyerukan “gencatan senjata kemanusiaan segera, tahan lama dan berkelanjutan” dan menuntut semua pihak mematuhi hukum humaniter internasional dan penyediaan bantuan penting yang “terus menerus, cukup dan tanpa hambatan” untuk pasokan dan layanan ke Jalur Gaza.
Empat belas anggota PBB memberikan suara menentang resolusi tersebut, termasuk Israel dan Amerika Serikat.