Motif Emas Papua, CIA Dalang Penggulingan Soekarno

Rabu, 06 September 2017 - 22:24 WIB
Motif Emas Papua, CIA Dalang Penggulingan Soekarno
Motif Emas Papua, CIA Dalang Penggulingan Soekarno
A A A
JAKARTA - Greg Poulgrain, seorang Indonesianis asal Australia mengungkap Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) sebagai dalang penggulingan presiden pertama Indonesia, Soekarno. Motifnya adalah demi menguasai tambang emas di Papua yang kini dieksplorasi Freeport McMoRan Inc.

Peran CIA dalam penggulingan Soekarno—ada yang menulis Sukarno—berada di tangan direkturnya kala itu, Allen Dulles. Poulgrain mengulas sepak terjang sang bos intelijen AS itu dalam bukunya “The Incubus of Intervention Conflicting Indonesia Strategies of John F. Kennedy and Allen Dulles” yang dibedah di LIPI, Jakarta, 5 September 2017.

Dulles, menurut ulasan buku Poulgrain, juga menjadi dalang pembunuhan Presiden John Fitzgerald Kennedy (JFK). Soekarno menjadi pusat konflik antara JFK dan Dulles.

Siasat penggulingan Soekarno dari kekuasaan sudah jauh hari dirancang Dulles sebelum JFK menjadi presiden.

Karier Dulles di bidang intelijen sudah malang melintang bahkan sebelum JFK lahir. Pada tahun 1958, Dulles berada di puncak kekuasaannya. Dia tidak hanya menargetkan kepulauan luar di Indonesia, tapi seluruh kepulauan Indonesia—termasuk Papua yang ditulis Poulgrain dengan nama Netherlands New Guinea di mana deposit emas terbesar di dunia berada di dalamnya.

Tidak seperti Dulles, baik JFK maupun Sukarno tidak menyadari misteri El Dorado ini. El Dorado merupakan istilah untuk sebutan Kota Emas yang Hilang. ”Dulles tak memberikan informasi tentang emas kepada Presiden Kennedy,” kata Poulgrain.

Namun, setelah Poulgrain mewawancarai Joseph Luns, mantan Menteri Luar Negeri Belanda yang menjadi Sekretaris Jenderal NATO, jejak Dulles mulai terendus. Luns mengatakan bahwa dia telah meminta Amerika terlibat untuk mengeksploitasi deposit emas raksasa tersebut bersama-sama dengan Belanda.

Menurut Luns, Dulles justru menyusun siasat yang berhasil memaksa Belanda hengkang dari Papua. Ketika JFK dan Soekarno pada tahun 1963 memutuskan untuk bekerja sama, kebijakan luar negeri AS dirasa mulai mengganggu strategi Dulles yang berfokus pada Indonesia.

Penemu tambang emas di Papua sebenarnya adalah tiga geolog asal Belanda. Mereka adalah Jean Jacques Dozy, AH Colijn, dan Franz Wissel. Mereka bekerja untuk Netherland New Guinea Petroleum Company, yang bermarkas di Babo, Papua Barat.

Ketika menjelajahi puncak Cartensz, Papua, tahun 1936, tiga geolog itu menemukan situs “gunung emas”. Temuan itu ditulis dalam laporan Dozy yang kemudian disimpan di Belanda.

Namun, Dulles pada akhirnya juga mengetahui informasi tambang emas itu setelah laporan Dozy dirahasiakan puluhan tahun. Dari bekal informasi berharga itu, Dulles yang merupakan saudara dari Menteri Luar Negeri AS John Foster Dulles, mulai beraksi.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3954 seconds (0.1#10.140)