Ahli Forensik di Thailand Meninggal Tertular COVID-19 dari Mayat
loading...
A
A
A
Summer Johnson McGee, seorang ahli kebijakan kesehatan di University of New Haven, juga mengatakan kepada BuzzFeed News bahwa siapa pun yang bersentuhan dengan tubuh yang telah dites positif terkena virus corona, "hidup atau mati", harus memakai alat pelindung diri untuk menghindari penyebaran virus.
"Autopsi dan penyelidikan selanjutnya menghadirkan risiko nyata bagi koroner untuk terpapar COVID-19," katanya, yang dilansir Selasa (14/4/2020).
Dalam panduan sementara tentang cara mengelola jasad korban COVID-19 yang aman yang diterbitkan pada akhir Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mayat umumnya tidak menular, kecuali dalam kasus demam berdarah seperti Ebola dan Marburg, atau jika paru-paru pasien dengan pandemi influenza tidak ditangani dengan baik.
"Sampai saat ini tidak ada bukti orang yang telah terinfeksi dari paparan pada tubuh orang yang meninggal karena COVID-19," kata WHO.
"Rekomendasi ini dapat direvisi ketika bukti baru tersedia," imbuh badan yang beranaung di bawah PBB tersebut.
"Autopsi dan penyelidikan selanjutnya menghadirkan risiko nyata bagi koroner untuk terpapar COVID-19," katanya, yang dilansir Selasa (14/4/2020).
Dalam panduan sementara tentang cara mengelola jasad korban COVID-19 yang aman yang diterbitkan pada akhir Maret, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mayat umumnya tidak menular, kecuali dalam kasus demam berdarah seperti Ebola dan Marburg, atau jika paru-paru pasien dengan pandemi influenza tidak ditangani dengan baik.
"Sampai saat ini tidak ada bukti orang yang telah terinfeksi dari paparan pada tubuh orang yang meninggal karena COVID-19," kata WHO.
"Rekomendasi ini dapat direvisi ketika bukti baru tersedia," imbuh badan yang beranaung di bawah PBB tersebut.
(min)