China Tolak Salahkan Hamas atas Kematian Empat Warganya di Israel

Jum'at, 27 Oktober 2023 - 12:53 WIB
loading...
A A A
Sementara Iran juga memiliki kedekatan dengan Hamas, dan secara terbuka mendukung kelompok itu dalam perang terbarunya melawan Israel.

Kedekatan China dan Hamas


Sejumlah kritikus di China telah mengunggah di media sosial mengenai klaim mereka bahwa komandan militer Hamas, Mohammed Deif, telah dilatih di China. Secara tradisional, China merupakan salah satu negara yang selama ini konsisten mendukung perjuangan Palestina. Salah satu dukungan itu disebut-sebut juga meliputi pelatihan bagi para militan asal Palestina.

Hamas dan beberapa organisasi terkaitnya, walau beragama Islam aliran Sunni, selama ini tidak pernah secara terbuka mengkritik atau bahkan sekadar menyinggung mengenai dugaan genosida yang dilakukan China terhadap Muslim Sunni Uighur dan etnis Muslim Turki lainnya di Xinjiang. Hal ini mengindikasikan adanya kedekatan antara China dan kelompok tersebut.

Reaksi media China terhadap perang Israel-Hamas di Timur Tengah menyiratkan bahwa Partai Komunis China menerapkan sikap anti-Semitisme. Pada 9 Oktober 2023, kantor berita CCTV mengomentari pemberitaan dari Timur Tengah, dengan menekankan pada dukungan AS yang tak tergoyahkan terhadap Israel.

"Hanya 200 bisnis yang memiliki dampak langsung terhadap perekonomian AS, dan perusahaan-perusahaan tersebut hanya dikendalikan enam atau tujuh orang Yahudi," bunyi laporan CCTV.

"Faktor-faktor ini dapat digunakan untuk memberikan pengaruh luar biasa terhadap politik AS. Yahudi hanya mewakili sekitar 3 persen dari populasi Amerika, namun mengendalikan dan memanipulasi lebih dari 70 persen kekayaannya," lanjut laporan itu.

Video dari CCTV itu telah ditonton2 juta kali di media sosial Weibo. Salah satu komentar kontroversial di video itu bertuliskan: "Inilah sebabnya orang Jerman sangat membenci orang Yahudi saat itu."

Sikap Anti-Semitisme


Laporan CCTV tersebut dianggapbanyak pihak sebagai salah satu bentuk anti-Semitisme sosialis sayap kiri, yang contohnya kerap ditemukan dari waktu ke waktu. Di China, sikap anti-Semitisme, anti-Israel, dan pro-Hamas berjalan beriringan selama beberapa dekade.

Ada dua alasan utama atas sikap ini. Pertama, adalah bahwa Partai Komunis China masih berpedoman pada pernyataan Mao Zedong bahwa, "Kita harus mendukung apa pun yang ditentang musuh dan menentang apa pun yang didukung musuh." Musuh China dalam hal ini jelas adalah AS.

Kedua, bagi Presiden China Xi Jinping, aliansi erat dengan Iran dan hubungan baik dengan negara-negara Arab sangatlah penting. Dari berbagai alasan, salah satunya adalah untuk mendapatkan dukungan dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan kelompok Muslim serta negara Arab lainnya atas kebijakan nasional yang cenderung merugikan Uighur dan etnis minoritas lainnya di Xinjiang.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1613 seconds (0.1#10.140)