Karier Politik Netanyahu, PM Israel yang Deklarasikan Perang Melawan Hamas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendeklarasikan perang melawan Hamas.
Keputusan itu diambil setelah kelompok perlawanan Palestina di Gaza tersebut meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, sebuah serangan mengejutkan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel.
Benjamin Netanyahu merupakan salah satu sosok yang paling mencolok dalam sejarah politik Israel. Dia dikenal sebagai tokoh yang kontroversial, pemimpin yang kuat, dan tegas.
Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949, di Tel Aviv, Israel dan dibesarkan di Yerusalem.
Dia menghabiskan sebagian besar masa remajanya tinggal di daerah Philadelphia, Amerika Serikat (AS), tempat ayahnya; sejarawan Yahudi terkenal Benzion Netanyahu, bekerja sebagai profesor.
Pada 1967, dia kembali ke Israel untuk bertugas di unit elite Pasukan Pertahanan Israel; "Sayeret Matkal". Dia ambil bagian dalam sejumlah operasi militer, termasuk penyelamatan dramatis para penumpang pesawat Sabena yang dibajak.
Netanyahu kembali ke Amerika Serikat pada tahun yang sama dan menerima gelar di bidang arsitektur dan administrasi bisnis dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Pada 1976, dia bekerja di Boston Consulting Group, tetapi kembali ke Israel setelah kematian Yoni, kakak tertuanya, yang terbunuh ketika mencoba membebaskan sandera dari pesawat Air France yang dibajak di Uganda.
Selama tugasnya dalam pasukan khusus Israel, Netanyahu menjadi sangat berpengalaman dalam operasi militer dan kontraterorisme—pengalaman yang akan menjadi berharga dalam karier politiknya.
Netanyahu sempat bertugas di Kedutaan Israel di Washington, D.C mulai tahun 1982 hingga tahun 1984. Setelah itu, dia menjabat sebagai duta besar Israel untuk PBB periode 1984 hingga 1988.
Dia terjun ke politik ketika terpilih sebagai anggota Knesset atau Parlemen Israel dari Partai Likud pada 1988.
Lima tahun kemudian, dia terpilih sebagai Ketua Partai Likud dan calon perdana menteri. Pada tahun 1996, dia terpilih sebagai perdana menteri Israel, mengalahkan kandidat Partai Buruh yang berkuasa, Shimon Peres.
Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri hingga tahun 1999. Selama masa jabatannya, dia menandatangani Perjanjian Hebron dan Wye, yang memajukan proses perdamaian dengan Palestina.
Setelah mengundurkan diri dari Knesset menyusul kekalahannya dalam pemilihan umum dari mantan komandannya Ehud Barak, Netanyahu bekerja di sektor swasta dan melakukan tur di berbagai tempat ceramah.
Benjamin Netanyahu kembali ke dunia politik pada tahun 2002, menjabat sebagai menteri luar negeri hingga periode 2003.
Setelah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Benjamin Netanyahu menjabat sebagai Menteri Keuangan Israel pada periode 2003 hingga 2005 menggantikan Silvan Shalom di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Ariel Sharon.
Pada 31 Maret 2009, Netanyahu dilantik sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya, menandai kemenangannya dengan membentuk pemerintahan persatuan nasional dan menyerukan negara Palestina demiliterisasi yang mengakui negara Yahudi.
Keputusan itu diambil setelah kelompok perlawanan Palestina di Gaza tersebut meluncurkan Operasi Badai al-Aqsa pada 7 Oktober 2023, sebuah serangan mengejutkan yang menewaskan lebih dari 1.400 orang di Israel.
Benjamin Netanyahu merupakan salah satu sosok yang paling mencolok dalam sejarah politik Israel. Dia dikenal sebagai tokoh yang kontroversial, pemimpin yang kuat, dan tegas.
Karier Politik Netanyahu
Benjamin Netanyahu lahir pada 21 Oktober 1949, di Tel Aviv, Israel dan dibesarkan di Yerusalem.
Dia menghabiskan sebagian besar masa remajanya tinggal di daerah Philadelphia, Amerika Serikat (AS), tempat ayahnya; sejarawan Yahudi terkenal Benzion Netanyahu, bekerja sebagai profesor.
Pada 1967, dia kembali ke Israel untuk bertugas di unit elite Pasukan Pertahanan Israel; "Sayeret Matkal". Dia ambil bagian dalam sejumlah operasi militer, termasuk penyelamatan dramatis para penumpang pesawat Sabena yang dibajak.
Netanyahu kembali ke Amerika Serikat pada tahun yang sama dan menerima gelar di bidang arsitektur dan administrasi bisnis dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Pada 1976, dia bekerja di Boston Consulting Group, tetapi kembali ke Israel setelah kematian Yoni, kakak tertuanya, yang terbunuh ketika mencoba membebaskan sandera dari pesawat Air France yang dibajak di Uganda.
Selama tugasnya dalam pasukan khusus Israel, Netanyahu menjadi sangat berpengalaman dalam operasi militer dan kontraterorisme—pengalaman yang akan menjadi berharga dalam karier politiknya.
Duta Besar Israel untuk PBB (1984-1988)
Netanyahu sempat bertugas di Kedutaan Israel di Washington, D.C mulai tahun 1982 hingga tahun 1984. Setelah itu, dia menjabat sebagai duta besar Israel untuk PBB periode 1984 hingga 1988.
Dia terjun ke politik ketika terpilih sebagai anggota Knesset atau Parlemen Israel dari Partai Likud pada 1988.
Perdana Menteri Israel (1996-1999)
Lima tahun kemudian, dia terpilih sebagai Ketua Partai Likud dan calon perdana menteri. Pada tahun 1996, dia terpilih sebagai perdana menteri Israel, mengalahkan kandidat Partai Buruh yang berkuasa, Shimon Peres.
Netanyahu menjabat sebagai perdana menteri hingga tahun 1999. Selama masa jabatannya, dia menandatangani Perjanjian Hebron dan Wye, yang memajukan proses perdamaian dengan Palestina.
Menteri Luar Negeri (2002-2003)
Setelah mengundurkan diri dari Knesset menyusul kekalahannya dalam pemilihan umum dari mantan komandannya Ehud Barak, Netanyahu bekerja di sektor swasta dan melakukan tur di berbagai tempat ceramah.
Benjamin Netanyahu kembali ke dunia politik pada tahun 2002, menjabat sebagai menteri luar negeri hingga periode 2003.
Menteri Keuangan (2003-2005)
Setelah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Benjamin Netanyahu menjabat sebagai Menteri Keuangan Israel pada periode 2003 hingga 2005 menggantikan Silvan Shalom di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Ariel Sharon.
Perdana Menteri Israel (2009-Hari Ini)
Pada 31 Maret 2009, Netanyahu dilantik sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya, menandai kemenangannya dengan membentuk pemerintahan persatuan nasional dan menyerukan negara Palestina demiliterisasi yang mengakui negara Yahudi.
(mas)