Trump Minta Potongan, Akuisisi TikTok seperti Permainan Mafia

Rabu, 05 Agustus 2020 - 12:08 WIB
loading...
Trump Minta Potongan,...
Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Rencana akuisisi TikTok oleh Microsoft menuai kontroversi. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Departemen Keuangan untuk mendapatkan potongan dari penjualan TikTok jika ada perusahaan AS yang membelinya. Para pakar pun menyebut akuisisi TikTok seperti permainan mafia.

Trump mengungkapkan dirinya meminta “porsi substansial” atas harga pembelian dalam percakapan dengan bos Microsoft. Sebelumnya dia memperingatkan akan melarang aplikasi yang dimiliki perusahaan China ByteDance jika tidak tercapai kesepakatan. (Baca: AS Ingin Sanksi TikTok Cs, Ini Kata China)

“AS seharusnya mendapatkan persentase besar karena kita membuat kesepakatan itu memungkinkan terjadi,” kata Trump, dilansir BBC. “Saya pikir itu sangat adil,” ujarnya.

Permintaan potongan oleh Trump memicu polemik. Nicholas Klein, pengacara di DLA Piper mengungkapkan, pemerintah tidak memiliki otoritas untuk mengambil potongan dalam kesepakatan swasta. Harian China Daily milik Pemerintah China menyatakan, Beijing tidak akan menerima “pencurian” terhadap perusahaan teknologi China.

Charlotte Jee, reporter MIT Technology Review, menyatakan komentar Trump “sungguh mengherankan”. “Saya pikir itu seperti perilaku mafia yang mengancam dengan menurunkan harga, kemudian meminta potongan dari kesepakatan itu. Setelah itu, dia mengucapkan terima kasih atas apa yang telah dilakukan,” ungkap Jee.

Sebelumya Microsoft untuk pertama kali mengonfirmasi rencana untuk mengakuisisi Tik-Tok, aplikasi media sosial yang sedang populer di dunia. Investor lainnya juga diundang untuk ikut serta dalam akuisisi tersebut.

Microsoft menyatakan telah menggelar perbincangan dengan perusahaan teknologi asal China, Byte Dance, untuk mengakuisisi TikTok di Amerika Serikat (AS). Microsoft berharap kesepakatan akan dicapai pada 15 September mendatang. (Baca juga: Diincar Microsoft, ByteDance Mati-matian Pertahankan TikTok)

Jika berhasil, Microsoft akan menggalang kekuatan baru dalam industri teknologi serta menyelesaikan kontroversi yang meliputi perusahaan teknologi asal China di AS. Sebelumnya, Pemerintah AS melarang keras produk teknologi asal China.

Tak lama setelah Microsoft memberikan pernyataan, Presiden AS Donald Trump menentang rencana tersebut dan mengancam akan melarang TikTok di AS. Microsoft berencana membeli TikTok di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru.

Chief Executive Officer(CEO) Microsoft, Satya Nadella, telah bertemu dan berkomunikasi dengan Trump. Namun, sejauh ini, Microsoft tidak membeberkan isi dari pertemuan tersebut.

”Struktur baru ini akan membangun pengalaman yang lebih baik bagi para pengguna TikTok. Kami juga akan menambahkan keamanan, privasi, dan perlindungan keselamatan digital kelas dunia,” ungkap Microsoft, dikutip Reuters. ”Model operasi untuk layananakan dibangun demi memastikan transparansi bagi pengguna dan pengawasan bagi otoritas terkait.” (Lihat videonya: Menghindari Tabrakan Sebuah Mobil Tercebur ke Laut)

Trump dilaporkan mendesak Byte Dance untuk memutus kesepakatan dalam 45 hari kedepan. Namun, Microsoft menyatakan akan berupaya memastikan data pengguna TikTok di AS akan disimpan di AS. Seluruh data yang tersimpan di luar AS akan dihapus.

Pemboyongan TikTok akan memperumit hubungan antara Microsoft dan perusahaan teknologi AS Facebook yang memandang ByteDance sebagai pesaing utama mereka. Microsoft menanamkan investasi senilai USD240 juta di Facebook pada 2007. Sejak saat itu, keduanya bekerja sama dalam berbagai inisiatif. (Muh Shamil)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
AS dan Israel Ingin...
AS dan Israel Ingin Pindahkan Paksa Warga Gaza ke 3 Negara Afrika Timur
7 Fakta Militer Islandia,...
7 Fakta Militer Islandia, Anggota NATO Terlemah yang Tak Miliki 1 Pun Pesawat Tempur
10 Alasan Amerika Serikat...
10 Alasan Amerika Serikat Tawarkan Perjanjian Gencatan Senjata ke Rusia dan Ukraina
6 Alasan Israel Tidak...
6 Alasan Israel Tidak Masuk Jadi Anggota NATO, Salah Satunya Ogah Ribut dengan Rusia
Bela Aktivis Palestina...
Bela Aktivis Palestina Mahmoud Khalil, Ratusan Demonstran Yahudi Duduki Trump Tower
Pesawat American Airlines...
Pesawat American Airlines Berisi 178 Orang Terbakar di Bandara Denver
Gawat, Trump Bakal Gunakan...
Gawat, Trump Bakal Gunakan Opsi Militer untuk Rebut Terusan Panama
Sebut Rusia Agresif...
Sebut Rusia Agresif dan Serakah, Polandia Kembali Meminta Senjata Nuklir AS
4 Isi Gencatan Rusia...
4 Isi Gencatan Rusia dan Ukraina yang Diajukan AS, Tidak Ada Perang Selama 30 Hari
Rekomendasi
20 Fakta tentang Al...
20 Fakta tentang Al Qur'an, Mukjizat Sepanjang Zaman Umat Islam
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
SIG Pasok 76.000 Ton...
SIG Pasok 76.000 Ton Semen Dukung Pembangunan Bendungan Sidan di Bali
Berita Terkini
Eks Bos Shin Bet Israel...
Eks Bos Shin Bet Israel Ancam Netanyahu: Saya akan Bongkar Semua yang Saya Tahu
4 jam yang lalu
Hamas Siap Serahkan...
Hamas Siap Serahkan Tawanan Israel dan 4 Jasad yang Ditahan di Gaza
6 jam yang lalu
Wakil Belgia Murka Para...
Wakil Belgia Murka Para Anggota Parlemen Eropa Tertawakan Genosida di Gaza
10 jam yang lalu
AS dan Israel Ingin...
AS dan Israel Ingin Pindahkan Paksa Warga Gaza ke 3 Negara Afrika Timur
11 jam yang lalu
3 Alasan Turki Blokir...
3 Alasan Turki Blokir Kerjasama Militer Israel dengan NATO, Terkait Tindakan Zionis di Gaza
11 jam yang lalu
7 Fakta Militer Islandia,...
7 Fakta Militer Islandia, Anggota NATO Terlemah yang Tak Miliki 1 Pun Pesawat Tempur
12 jam yang lalu
Infografis
Anggap Zelensky Tidak...
Anggap Zelensky Tidak Populer, Trump Dukung Pemilu di Ukraina
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved