Militan Rohingya dan Pasukan Myanmar Tempur Sengit, 71 Tewas

Sabtu, 26 Agustus 2017 - 00:22 WIB
Militan Rohingya dan Pasukan Myanmar Tempur Sengit, 71 Tewas
Militan Rohingya dan Pasukan Myanmar Tempur Sengit, 71 Tewas
A A A
RATHEDAUNG - Kelompok militan Rohingya terlibat pertempuran sengit dengan pasukan keamanan Myanmar di Rakhine sejak Jumat pagi. Hingga kini, sudah 71 orang tewas, termasuk 12 anggota pasukan keamanan.

Pertempuran pecah di sekitar kota Rathedaung, di mana telah terjadi penumpukan pasukan Myanmar dalam beberapa pekan terakhir. Pasukan Myanmar dikerahkan di kota itu setelah ada laporan pembunuhan oleh “kelompok gelap” dan sebuah eksodus pengungsi melintasi perbatasan ke Bangladesh.

Menurut militer Myanmar, sekitar 20 pos polisi di Rakhine diserang pada dini hari oleh ratusan gerilyawan. Para penyerang membawa senjata dan menggunakan bahan peledak buatan sendiri.

”Anggota militer dan polisi bertempur melawan teroris ekstremis Bengali,” kata Min Aung Hlaing, panglima tertinggi angkatan bersenjata negara itu, dalam sebuah pernyataan yang menggunakan deskripsi negara untuk kelompok militan Rohingya.

Pihak kantor Aung San Suu Kyi—penasihat negara Myanmar—mengatakan 12 petugas keamanan dan 59 militan telah terbunuh.

”Orang-orang bersembunyi, terutama orang tua dan wanita,” kata Hla Tun, seorang pria Rohingya dari sebuah desa yang dekat dengan lokasi pertempuran, kepada Guardian yang dilansir Sabtu (26/8/2017).

”Militer mencoba memasuki desa kami pada pukul 15.30 dan menembak kami dengan senjata api,” katanya, yang menambahkan bahwa empat warga Rohingya terbunuh.

Tin Maung, seorang warga desa komunitas Buddha di kota Maungdaw, mengatakan bahwa dia telah mendengar suara tembakan sejak pukul 02.00. ”Beberapa orang militer sekarang berada di desa kami,” katanya dari pos polisi tempat dia berlindung.

Pemerintah Myanmar mengatakan bahwa kelompok penyerang 20 pos polisi dipimpin oleh para jihadis Rohingya yang dilatih di luar negeri, namun tidak jelas seberapa besar jaringan tersebut.

Chris Lewa, direktur Arakan Project, sebuah LSM yang memantau krisis Rakhine, mengatakan bahwa kekerasan hari Jumat terjadi setelah tentara Myanmar menangkap sekitar 80 orang di sebuah desa di sebuah kamp pengungsian Rohingya di Rathedaung.

Menurutnya, muncul rumor bahwa beberapa orang telah dipukuli sampai meninggal. ”Tiba-tiba lebih banyak tentara datang dan mulai menembaki kamp pengungsi," katanya. "Dua orang terbunuh. Saya punya foto jasadnya.”
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6195 seconds (0.1#10.140)