Biden: AS Akan Bangun Tatanan Dunia Baru

Minggu, 22 Oktober 2023 - 13:10 WIB
loading...
Biden: AS Akan Bangun Tatanan Dunia Baru
Presiden AS Joe Biden. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Tatanan dunia yang dipimpin Amerika Serikat (AS) saat ini seperti kehabisan tenaga, namun Washington akan membentuk sistem yang menggantikannya. Demikian pernyataan Presiden AS Joe Biden kepada para pendukungnya pada hari Sabtu. Namun para pemimpin di Moskow dan Beijing berpendapat sebaliknya.

Berbicara pada resepsi kampanye di Washington, Biden mengungkapkan tentang bagaimana dia meyakinkan Jepang dan Korea Selatan (Korsel) untuk mengirim bantuan keuangan ke Ukraina, dan bagaimana dia menandatangani kesepakatan kereta api dan pelabuhan dengan Uni Eropa, India, dan Arab Saudi pada KTT G20 di New Delhi bulan lalu.

“Jadi, saya pikir kita punya peluang untuk melakukan sesuatu, jika kita cukup berani dan cukup percaya diri, untuk menyatukan dunia dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Biden.



“Kita berada dalam periode pasca-perang selama 50 tahun di mana hal ini berjalan dengan sangat baik, namun hal tersebut seperti kehabisan tenaga. Sepertinya kehabisan tenaga. Kita membutuhkan tatanan dunia yang baru dan baru,” lanjutnya seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (22/10/2023).

Tatanan dunia yang muncul setelah Perang Dunia Kedua bersifat bipolar, dimana AS dan Uni Soviet bersaing untuk mendapatkan pengaruh dan supremasi geopolitik. Runtuhnya Uni Soviet menciptakan tatanan dunia yang unipolar, dengan Amerika Serikat sebagai satu-satunya negara adidaya. Ketika Uni Soviet hancur, Presiden AS saat itu George HW Bush memproklamirkan kemenangan dalam Perang Dingin dan dimulainya “tatanan dunia baru” dalam pidato kenegaraannya pada tahun 1991.

Tiga dekade kemudian, dan ketika Washington berjuang keras mendapatkan dana untuk berperang di dua negara asing, dominasi Amerika semakin tidak terjamin. Perekonomian China adalah yang terbesar kesebelas di dunia pada tahun 1991, namun kini berada di peringkat kedua setelah Amerika Serikat.

Ketika Beijing memperluas persenjataan nuklirnya dan memodernisasi militernya, Presiden Xi Jinping telah berulang kali menyebut negara-negara Barat yang dipimpin AS sebagai negara yang “menurun”, dan memuji munculnya “dunia multipolar,” di mana hubungan internasional diatur oleh hukum dan perjanjian, bukan “aturan” yang diberlakukan AS.



Presiden Rusia Vladimir Putin juga telah berbicara panjang lebar tentang pembangunan dunia multipolar, dan menggambarkan tatanan seperti itu sebagai tatanan di mana “negara-negara peradaban” bebas mengejar kepentingan mereka sendiri dan bebas dari perintah kekuatan hegemonik seperti AS.

Rusia, China, dan mitra mereka dalam kelompok BRICS dan negara-negara Selatan semuanya memiliki tujuan yang sama, kata Putin kepada China Central Television (CCTV) pekan lalu.

“Kami berangkat dari kenyataan bahwa semua orang adalah sama, setiap orang mempunyai hak yang sama, hak dan kebebasan satu negara dan satu orang berakhir di mana hak dan kebebasan orang lain atau seluruh negara dimulai. Ini adalah bagaimana dunia multipolar harus lahir secara bertahap,” kata Putin kepada jaringan televisi China itu.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0934 seconds (0.1#10.140)