Pemukim Israel: Pasukan Zionis yang Membunuh Sandera, Bukan Hamas
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Seorang pemukim Israel bernama Yasmin Porat menyampaikan kesaksian mengejutkan, yakni sandera sipil Israel dibunuh oleh pasukan Zionis Israel dan bukan oleh Hamas.
Kesaksian ini diungkapkan dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun radio Israel pada 15 Oktober. ”Mereka [pasukan Zionis Israel] melenyapkan semua orang, termasuk para sandera. Terjadi baku tembak yang sangat, sangat hebat dan bahkan penembakan tank.”
Ibu tiga anak berusia 44 tahun ini menyatakan bahwa dia dan warga sipil lainnya ditawan oleh milisi Hamas selama beberapa jam dan diperlakukan “secara manusiawi”.
Rekaman wawancaranya dengan program radio "Haboker Hazeh" di media pemerintah Kan beredar di media sosial.
Mengutip Middle East Monitor, Sabtu (21/10/2023), perlu dicatat bahwa wawancara tersebut tidak disertakan dalam program Haboker Hazeh edisi online pada 15 Oktober dan mungkin telah disensor.
Porat juga memberikan wawancara kepada Channel 12 Israel pada hari Kamis, di mana dia menggambarkan bahwa salah satu milisi perlawanan Palestina yang berbicara bahasa Ibrani berkata kepadanya: “Lihat saya baik-baik, kami tidak akan membunuh Anda. Kami ingin membawa Anda ke Gaza. Kami tidak akan membunuh Anda. Jadi tenanglah; Anda tidak akan mati.”
Wawancara itu telah dipublikasikan di X.
Porat menambahkan, “Saya tenang karena saya tahu tidak akan terjadi apa-apa pada saya,” sambil mencatat bahwa meskipun para milisi telah membawa senjata, dia tidak melihat mereka menembak tawanan atau mengancam para sandera dengan senjata.
Dia juga mengatakan mereka memberikan air kepada para sandera.
Sementara para tawanan menunggu kedatangan tentara Israel, mereka diperbolehkan keluar menuju halaman rumput karena panasnya sore hari. Porat melaporkan bahwa pasukan Israel mengumumkan kedatangannya dengan rentetan tembakan keras yang melukai para milisi Hamas dan tawanan Israel.
Porat menceritakan bahwa dia menyerah kepada tentara Israel setengah jam setelah pertempuran sengit yang mencakup “puluhan dan ratusan ribu peluru dan mortir beterbangan di udara” dan salah satu milisi Palestina, seorang komandan, memutuskan untuk menyerah, memanfaatkannya sebagai perisai manusia.
Kesaksian ini diungkapkan dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun radio Israel pada 15 Oktober. ”Mereka [pasukan Zionis Israel] melenyapkan semua orang, termasuk para sandera. Terjadi baku tembak yang sangat, sangat hebat dan bahkan penembakan tank.”
Ibu tiga anak berusia 44 tahun ini menyatakan bahwa dia dan warga sipil lainnya ditawan oleh milisi Hamas selama beberapa jam dan diperlakukan “secara manusiawi”.
Rekaman wawancaranya dengan program radio "Haboker Hazeh" di media pemerintah Kan beredar di media sosial.
Mengutip Middle East Monitor, Sabtu (21/10/2023), perlu dicatat bahwa wawancara tersebut tidak disertakan dalam program Haboker Hazeh edisi online pada 15 Oktober dan mungkin telah disensor.
Porat juga memberikan wawancara kepada Channel 12 Israel pada hari Kamis, di mana dia menggambarkan bahwa salah satu milisi perlawanan Palestina yang berbicara bahasa Ibrani berkata kepadanya: “Lihat saya baik-baik, kami tidak akan membunuh Anda. Kami ingin membawa Anda ke Gaza. Kami tidak akan membunuh Anda. Jadi tenanglah; Anda tidak akan mati.”
Wawancara itu telah dipublikasikan di X.
Porat menambahkan, “Saya tenang karena saya tahu tidak akan terjadi apa-apa pada saya,” sambil mencatat bahwa meskipun para milisi telah membawa senjata, dia tidak melihat mereka menembak tawanan atau mengancam para sandera dengan senjata.
Dia juga mengatakan mereka memberikan air kepada para sandera.
Sementara para tawanan menunggu kedatangan tentara Israel, mereka diperbolehkan keluar menuju halaman rumput karena panasnya sore hari. Porat melaporkan bahwa pasukan Israel mengumumkan kedatangannya dengan rentetan tembakan keras yang melukai para milisi Hamas dan tawanan Israel.
Porat menceritakan bahwa dia menyerah kepada tentara Israel setengah jam setelah pertempuran sengit yang mencakup “puluhan dan ratusan ribu peluru dan mortir beterbangan di udara” dan salah satu milisi Palestina, seorang komandan, memutuskan untuk menyerah, memanfaatkannya sebagai perisai manusia.
(mas)