Israel Bersumpah Terus Berperang sampai Menang setelah Hamas Bebaskan 2 Sandera AS
loading...
A
A
A
TEL AVIV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk “berjuang sampai menang” melawan Hamas di Gaza, mengisyaratkan tak ada jeda dalam pengeboman militernya dan bersiap untuk invasi darat.
Itu disampaikan setelah Hamas membebaskan dua sandera asal Amerika Serikat (AS).
Hamas, kelompok perlawanan Palestina di Gaza, pada hari Jumat membebaskan ibu dan putrinya asal AS, Judith dan Natalie Raanan, yang diculik dalam serangannya terhadap Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan mengejutkan ini diberi nama Operasi Badai al-Aqsa.
Mereka adalah sandera pertama yang dikonfirmasi oleh kedua belah pihak dalam konflik tersebut untuk dibebaskan sejak Hamas menyerbu Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan menyandera ratusan orang.
“Dua korban penculikan kami ada di rumah. Kami tidak menyerah dalam upaya memulangkan semua orang yang diculik dan hilang,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat malam.
“Pada saat yang sama, kami akan terus bertarung hingga meraih kemenangan,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/10/2023).
Israel telah mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perimeter Gaza untuk rencana invasi darat.
Pengeboman mereka terhadap Gaza telah menewaskan sedikitnya 4.137 warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak, sementara lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi. Angka tersebut menurut para pejabat Palestina.
Pada Jumat malam, wartawan meneriakkan pertanyaan kepada Presiden AS Joe Biden saat dia menaiki tangga untuk naik ke Air Force One karena bisingnya suara mesin pesawat. Salah satu pertanyaannya adalah apakah Israel harus menunda invasi ke Gaza sampai lebih banyak sandera bisa keluar.
“Ya,” jawab Biden.
Itu disampaikan setelah Hamas membebaskan dua sandera asal Amerika Serikat (AS).
Hamas, kelompok perlawanan Palestina di Gaza, pada hari Jumat membebaskan ibu dan putrinya asal AS, Judith dan Natalie Raanan, yang diculik dalam serangannya terhadap Israel selatan pada 7 Oktober. Serangan mengejutkan ini diberi nama Operasi Badai al-Aqsa.
Mereka adalah sandera pertama yang dikonfirmasi oleh kedua belah pihak dalam konflik tersebut untuk dibebaskan sejak Hamas menyerbu Israel, menewaskan lebih dari 1.400 orang, dan menyandera ratusan orang.
Baca Juga
“Dua korban penculikan kami ada di rumah. Kami tidak menyerah dalam upaya memulangkan semua orang yang diculik dan hilang,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dirilis Jumat malam.
“Pada saat yang sama, kami akan terus bertarung hingga meraih kemenangan,” ujarnya, seperti dikutip Reuters, Sabtu (21/10/2023).
Israel telah mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perimeter Gaza untuk rencana invasi darat.
Pengeboman mereka terhadap Gaza telah menewaskan sedikitnya 4.137 warga Palestina, termasuk ratusan anak-anak, sementara lebih dari satu juta orang terpaksa mengungsi. Angka tersebut menurut para pejabat Palestina.
Pada Jumat malam, wartawan meneriakkan pertanyaan kepada Presiden AS Joe Biden saat dia menaiki tangga untuk naik ke Air Force One karena bisingnya suara mesin pesawat. Salah satu pertanyaannya adalah apakah Israel harus menunda invasi ke Gaza sampai lebih banyak sandera bisa keluar.
“Ya,” jawab Biden.