Israel dan Hizbullah Saling Bantah Jadi Biang Ledakan Beirut
loading...
A
A
A
BEIRUT - Israel dan kelompok Hizbullah sama-sama membantah bertanggung jawab atas ledakan dahsyat di Beirut , Ibu Kota Lebanon , yang menewaskan 73 orang dan melukai ribuan lainnya. Ledakan mengerikan ini terjadi Selasa malam waktu setempat.
Otoritas keamanan Lebanon mengatakan ledakan besar terjadi tak lama setelah pukul 18.00 waktu setempat di daerah pelabuhan Beirut di mana bahan-bahan yang sangat eksplosif disimpan.
Media lokal melaporkan ledakan itu terjadi di depot kembang api di dekat pelabuhan. Sedangkan Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan awalnya mengatakan sebuah kapal yang membawa kembang api meledak di pelabuhan. (Baca: Ledakan Beirut Membunuh 73 Orang, Trump: Itu Serangan Bom )
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah bertanggung jawab atas ledakan di Beirut. Pejabat pemerintah Israel sebelumnya menuduh Hizbullah menggunakan pelabuhan Beirut untuk mengangkut senjata, dan sementara ini tidak ada bukti yang dihasilkan untuk mendukung tuduhan ini.
Direktur Eksekutif Human Rights Watch, Ken Roth, menyalahkan Hizbullah. Namun, dia tidak menunjukkan bukti. "Ledakan ini adalah cara Hizbullah mengatakan jangan main-main dengan kami karena diduga membunuh mantan PM Lebanon Hariri," tulis dia di Twitter, yang buru-buru dihapus.
Direktur Keamanan Umum Lebanon Mayor Jenderal Abbas Ibrahim mengklaim roket Israel bertanggung jawab atas ledakan besar di Beirut, yang dilaporkan terdengar hingga ke Siprus yang jaraknya lebih dari 150 mil.
Menurutnya, insiden itu terjadi di sebuah depot di pelabuhan tempat bahan peledak telah disimpan.
Klaim Ibrahim menggemakan pernyataan Hizbullah yang mengatakan "tidak ada kebenaran" untuk laporan awal Israel yang telah menghantam depot senjata milik kelompoknya.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang dibiarkan tidak aman di gudang dekat pelabuhan selama lebih dari enam tahun. (Baca juga: Ledakan Besar Guncang Ibu Kota Lebanon, Banyak Orang Terluka )
"Saya tidak akan beristirahat sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, untuk membuatnya bertanggung jawab dan menjatuhkan hukuman paling berat," kata Diab.
Otoritas keamanan Lebanon mengatakan ledakan besar terjadi tak lama setelah pukul 18.00 waktu setempat di daerah pelabuhan Beirut di mana bahan-bahan yang sangat eksplosif disimpan.
Media lokal melaporkan ledakan itu terjadi di depot kembang api di dekat pelabuhan. Sedangkan Menteri Kesehatan Lebanon Hamad Hassan awalnya mengatakan sebuah kapal yang membawa kembang api meledak di pelabuhan. (Baca: Ledakan Beirut Membunuh 73 Orang, Trump: Itu Serangan Bom )
Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membantah bertanggung jawab atas ledakan di Beirut. Pejabat pemerintah Israel sebelumnya menuduh Hizbullah menggunakan pelabuhan Beirut untuk mengangkut senjata, dan sementara ini tidak ada bukti yang dihasilkan untuk mendukung tuduhan ini.
Direktur Eksekutif Human Rights Watch, Ken Roth, menyalahkan Hizbullah. Namun, dia tidak menunjukkan bukti. "Ledakan ini adalah cara Hizbullah mengatakan jangan main-main dengan kami karena diduga membunuh mantan PM Lebanon Hariri," tulis dia di Twitter, yang buru-buru dihapus.
Direktur Keamanan Umum Lebanon Mayor Jenderal Abbas Ibrahim mengklaim roket Israel bertanggung jawab atas ledakan besar di Beirut, yang dilaporkan terdengar hingga ke Siprus yang jaraknya lebih dari 150 mil.
Menurutnya, insiden itu terjadi di sebuah depot di pelabuhan tempat bahan peledak telah disimpan.
Klaim Ibrahim menggemakan pernyataan Hizbullah yang mengatakan "tidak ada kebenaran" untuk laporan awal Israel yang telah menghantam depot senjata milik kelompoknya.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ledakan itu disebabkan oleh 2.750 ton amonium nitrat yang dibiarkan tidak aman di gudang dekat pelabuhan selama lebih dari enam tahun. (Baca juga: Ledakan Besar Guncang Ibu Kota Lebanon, Banyak Orang Terluka )
"Saya tidak akan beristirahat sampai kita menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang terjadi, untuk membuatnya bertanggung jawab dan menjatuhkan hukuman paling berat," kata Diab.