5 Fakta Perbatasan Rafah, Pos yang Membatasi Gaza dan Mesir 

Jum'at, 20 Oktober 2023 - 18:18 WIB
loading...
5 Fakta Perbatasan Rafah, Pos yang Membatasi Gaza dan Mesir 
Rafah menjadi perlintasan Gaza dan Mesir yang sangat strategis. Foto/Reuters
A A A
GAZA - Perbatasan Rafah menjadi salah satu aspek penting bagi warga Gaza saat ini pasca Israel melakukan pengepungan total terhadap Jalur Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas yang mematikan pada 7 Oktober.

Perbatasan Rafah menjadi tempat truk bantuan menunggu masuk dari Mesir dan orang-orang menunggu untuk keluar dan merupakan satu-satunya jalur darat yang melintasi Gaza yang tidak dikontrol oleh Israel.

Berikut ulasan mengenai Perbatasan Rafah yang menjadi pos yang membatasi jalur Gaza dan Mesir:

Fakta Perbatasan Rafah

1. Sejarah Panjang Perbatasan Rafah

Perbatasan Rafah memiliki sejarah yang panjang dan rumit. Sebelum Israel menduduki Jalur Gaza pada tahun 1967, perbatasan ini adalah bagian dari Mesir.

Namun, setelah perang tahun 1967, Israel mengambil kendali atas wilayah ini. Baru pada tahun 2005, Israel secara sepihak menarik pasukannya dan menyerahkan kendali Jalur Gaza kepada Palestina.

Meskipun Mesir dan Israel berbagi kontrol atas perbatasan ini, ia menjadi semakin penting sejak Hamas mengambil alih pemerintahan di Jalur Gaza pada tahun 2007.


2. Peran Mesir dalam Pembatasan

Mesir memainkan peran kunci dalam pembatasan di perbatasan Rafah. Pemerintah Mesir menganggap Hamas, yang menguasai Gaza, sebagai kelompok teroris, dan oleh karena itu, mereka telah menjaga perbatasan dengan ketat.

Mesir telah menggali terowongan di bawah perbatasan untuk mencegah penyelundupan barang-barang terlarang dan militan Hamas. Mesir juga sering membuka dan menutup perbatasan sesuai dengan kebijakan luar negeri dan keamanan mereka.

3. Tidak Sembarangan Warga Palestina Bisa Melintas

Pos perbatasan Rafah tidak memberikan kemudahan bagi penduduk Palestina untuk meninggalkan Gaza.

Individu Palestina yang ingin menyeberangi perbatasan harus mengurus pendaftaran dengan pihak berwenang Palestina setempat sekitar dua hingga empat minggu sebelumnya.

Meskipun telah mendaftar, kemungkinan besar akan menghadapi penolakan tanpa pemberitahuan atau penjelasan, baik oleh otoritas Palestina maupun Mesir.

Berdasarkan laporan PBB per Agustus 2023, pemerintah Mesir memberikan izin kepada 19.608 orang untuk meninggalkan Gaza, sementara sebanyak 314 orang ditolak untuk memasuki wilayah tersebut.


4. Menjadi Satu - Satunya Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Pada 7 Oktober, kelompok Hamas yang menguasai Gaza melakukan serangan melintasi perbatasan Erez di Gaza utara, menewaskan lebih dari 1.300 warga Israel.

Akibat serangan ini, Israel menutup perbatasan Erez hingga pemberitahuan lebih lanjut. Sebagai akibatnya, perbatasan Rafah sekarang menjadi satu-satunya jalan masuk dan keluar dari Gaza, serta akses utama bagi bantuan kemanusiaan.

Mesir juga mengarahkan penerbangan bantuan internasional untuk Gaza ke bandara El Arish di Sinai bagian utara, dan truk-truk yang membawa bahan bakar dan barang-barang kemanusiaan berada di sisi penyeberangan Rafah di Mesir, menunggu izin untuk melintas.

5. Kemanusiaan dan Penderitaan Rakyat Gaza

Ketika perbatasan Rafah ditutup, rakyat Gaza sering menghadapi penderitaan yang mendalam. Penutupan ini membatasi akses ke perawatan medis, bahan makanan, dan kebutuhan dasar lainnya.

Ini telah memicu krisis kemanusiaan di wilayah tersebut, dengan banyak orang Gaza yang bergantung pada bantuan internasional. Kondisi di Gaza, terutama dalam beberapa tahun terakhir, telah mengundang keprihatinan dunia.
(ahm)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1108 seconds (0.1#10.140)