Yordania Khawatir Hal Terburuk Akan Terjadi dalam Perang Gaza, Apa Itu?
loading...
A
A
A
GAZA - Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi mengatakan bahwa negaranya mengkhawatirkan hal terburuk yang akan terjadi dalam perang Israel -Hamas. Itu dikarenakan tidak ada tanda-tanda keberhasilan dalam upaya meredakan ketegangan.
Amukan mematikan pada 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas menewaskan 1.400 orang, mendorong Israel untuk membombardir Jalur Gaza dalam serangan yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
Dalam sambutannya pada konferensi pers, Ayman Safadi mengatakan perang tersebut akan mempunyai "dampak bencana" dan mendesak "melindungi wilayah tersebut dari bahaya perluasannya".
“Semua indikasinya menunjukkan bahwa kondisi terburuk akan terjadi. Bencana ini akan mempunyai konsekuensi yang menyakitkan di masa mendatang,” kata Safadi, seraya menambahkan bahwa upaya diplomatik tidak membuahkan hasil apa pun dalam mengakhiri konflik.
“Keputusan untuk mengakhiri perang bukan ada di tangan kita, melainkan di tangan Israel dan kita harus mengerahkan segala upaya untuk mengakhirinya,” kata Safadi, dilansir Reuters.
Kekhawatiran akan meluasnya perang juga membayangi pertemuan antara Raja Yordania Abdullah dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Kamis di Kairo.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, kedua pemimpin mengatakan mereka menolak pengusiran paksa warga Palestina dan bahwa Israel “menerapkan hukuman kolektif” terhadap penduduk Gaza dengan mengebom warga sipil setelah serangan Hamas.
Di Amman, Safadi mengatakan bahwa kerajaannya akan menghadapi “dengan segala cara” perpindahan besar-besaran warga Palestina yang mengakibatkan perubahan besar di wilayah tersebut.
Amukan mematikan pada 7 Oktober oleh kelompok Islam Palestina Hamas menewaskan 1.400 orang, mendorong Israel untuk membombardir Jalur Gaza dalam serangan yang telah menewaskan ribuan orang dan menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
Dalam sambutannya pada konferensi pers, Ayman Safadi mengatakan perang tersebut akan mempunyai "dampak bencana" dan mendesak "melindungi wilayah tersebut dari bahaya perluasannya".
“Semua indikasinya menunjukkan bahwa kondisi terburuk akan terjadi. Bencana ini akan mempunyai konsekuensi yang menyakitkan di masa mendatang,” kata Safadi, seraya menambahkan bahwa upaya diplomatik tidak membuahkan hasil apa pun dalam mengakhiri konflik.
“Keputusan untuk mengakhiri perang bukan ada di tangan kita, melainkan di tangan Israel dan kita harus mengerahkan segala upaya untuk mengakhirinya,” kata Safadi, dilansir Reuters.
Kekhawatiran akan meluasnya perang juga membayangi pertemuan antara Raja Yordania Abdullah dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada hari Kamis di Kairo.
Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, kedua pemimpin mengatakan mereka menolak pengusiran paksa warga Palestina dan bahwa Israel “menerapkan hukuman kolektif” terhadap penduduk Gaza dengan mengebom warga sipil setelah serangan Hamas.
Di Amman, Safadi mengatakan bahwa kerajaannya akan menghadapi “dengan segala cara” perpindahan besar-besaran warga Palestina yang mengakibatkan perubahan besar di wilayah tersebut.