Bukan Roket Jihad Islam, Pakar Duga RS al-Ahli Gaza Dibom Israel dengan JDAM MK-84
loading...
A
A
A
ANKARA - Militer Israel menuduh roket Jihad Islam Palestina menyerang Rumah Sakit Baptis al-Ahli di Gaza, Palestina, yang tewaskan hampir 500 orang pada Selasa malam lalu. Namun, seorang pakar menepis dan menguatkan dugaan bahwa militer Zionis sebagai pelaku sebenarnya.
Pensiunan perwira militer dan spesialis amunisi Turki, Engin Yigit, mengatakan serangan itu dilakukan dengan bom “proximity fuse” yang meledak jauh di atas tanah. Bom canggih itu mustahil dimiliki milisi Gaza.
Menurutnya, dugaan kuat bahwa serangan udara yang kejam terhadap RS di Gaza itu dilakukan dengan bom Mark 84 (MK-84) dengan perangkat panduan Joint Direct Attack Munition (JDAM).
Analisis Yigit berdasarkan gambar saat serangan terjadi. Menurutnya, bom MK-84 seberat 2.000 pon (910 kilogram) yang dilengkapi JDAM memungkinkan serangan dahsyat semacam itu.
“Anda bisa membuat bom berpemandu dengan kit yang Anda tempelkan di bagian depan atau belakang bom MAK-82, MAK-83, MAK-84," katanya, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (20/10/2023).
“JDAM adalah sejenis peralatan yang memungkinkan pengiriman bom secara tepat ke sasaran,” ujarnya.
“Peralatan yang terpasang pada bom tersebut menjadikan bom itu cerdas dan memberikan kemampuan serangan yang presisi.”
Yigit mengatakan ada beberapa sumbu untuk meledakkan bom dan ada yang bisa meledak saat terjadi benturan, ada pula yang bisa meledak pada momen dan ketinggian yang diinginkan sebelum terjadi benturan.
“Bom dengan sekring jarak atau sensor jarak tidak boleh menimbulkan kawah tempat meledaknya,” katanya, merujuk fakta bahwa serangan itu memang tidak meninggalkan kawah besar layaknya serangan bom pada umumnya.
“Serangan terhadap rumah sakit di Gaza mungkin serupa. Seberapa tinggi ledakan bom dapat diatur oleh pengguna," kata Yigit.
Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli menewaskan sedikitnya 471 korban, menurut angka yang direvisi oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas memulai Operasi Badai al-Aqsa-–sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Setidaknya 3.478 warga Palestina telah terbunuh. Korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
Pensiunan perwira militer dan spesialis amunisi Turki, Engin Yigit, mengatakan serangan itu dilakukan dengan bom “proximity fuse” yang meledak jauh di atas tanah. Bom canggih itu mustahil dimiliki milisi Gaza.
Menurutnya, dugaan kuat bahwa serangan udara yang kejam terhadap RS di Gaza itu dilakukan dengan bom Mark 84 (MK-84) dengan perangkat panduan Joint Direct Attack Munition (JDAM).
Analisis Yigit berdasarkan gambar saat serangan terjadi. Menurutnya, bom MK-84 seberat 2.000 pon (910 kilogram) yang dilengkapi JDAM memungkinkan serangan dahsyat semacam itu.
“Anda bisa membuat bom berpemandu dengan kit yang Anda tempelkan di bagian depan atau belakang bom MAK-82, MAK-83, MAK-84," katanya, seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (20/10/2023).
“JDAM adalah sejenis peralatan yang memungkinkan pengiriman bom secara tepat ke sasaran,” ujarnya.
“Peralatan yang terpasang pada bom tersebut menjadikan bom itu cerdas dan memberikan kemampuan serangan yang presisi.”
Yigit mengatakan ada beberapa sumbu untuk meledakkan bom dan ada yang bisa meledak saat terjadi benturan, ada pula yang bisa meledak pada momen dan ketinggian yang diinginkan sebelum terjadi benturan.
“Bom dengan sekring jarak atau sensor jarak tidak boleh menimbulkan kawah tempat meledaknya,” katanya, merujuk fakta bahwa serangan itu memang tidak meninggalkan kawah besar layaknya serangan bom pada umumnya.
“Serangan terhadap rumah sakit di Gaza mungkin serupa. Seberapa tinggi ledakan bom dapat diatur oleh pengguna," kata Yigit.
Serangan Israel terhadap Rumah Sakit Baptis al-Ahli menewaskan sedikitnya 471 korban, menurut angka yang direvisi oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
Konflik ini dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas memulai Operasi Badai al-Aqsa-–sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza.
Setidaknya 3.478 warga Palestina telah terbunuh. Korban tewas di Israel mencapai lebih dari 1.400 orang.
(mas)