Direktur CIA: Perang Nuklir AS-Korut Tak Akan Segera Terjadi

Senin, 14 Agustus 2017 - 10:47 WIB
Direktur CIA: Perang Nuklir AS-Korut Tak Akan Segera Terjadi
Direktur CIA: Perang Nuklir AS-Korut Tak Akan Segera Terjadi
A A A
WASHINGTON - Direktur CIA Mike Pompeo menyatakan, perang nuklir antara Amerika Serikat (AS) dan Korea Utara (Korut) tak akan segera terjadi. Menurutnya, ancaman Presiden Donald Trump terhadap Pyongyang hanya menggambarkan kemungkinan respons terhadap tindakan tertentu.

”Tidak ada yang akan terjadi hari ini,” kata Pompeo kepada Fox News. ”Tapi jangan salah, kelanjutannya, kemungkinan yang meningkat bahwa akan ada rudal nuklir di Denver, ancaman yang sangat serius dan penyelidikan akan memperlakukannya seperti itu.”

”Yang saya bicarakan adalah saya pernah mendengar orang berbicara tentang (stiuasi) berada di puncak perang nuklir,” ujar Pompeo. ”Tidak ada (data) intelijen yang menunjukkan bahwa kita berada di posisi itu pada hari ini,” ujarnya, yang dilansir Senin (14/8/2017).

Baca Juga: Di Ambang Perang Nuklir, Kapal Selam Korut Diduga Akan Tes Rudal Balistik

Alih-alih mendukung laporan tentang eskalasi perang nuklir, Pompeo justru berpendapat bahwa retorika Trump yang memanas terhadap Pyongyang adalah untuk mengirim sebuah pesan bahwa tindakan yang terus mengejar teknologi persenjataan nuklir dan rudal balistik tidak akan dapat ditoleransi.

”Presiden telah membuat sangat jelas untuk rezim Korea Utara bagaimana Amerika akan merespons jika tindakan tertentu diambil,” kata Pompeo.

”Kami berharap bahwa pemimpin negara tersebut akan memahaminya persis seperti yang mereka inginkan, untuk mendapatkan senjata nuklir,” papar bos intelijen Amerika itu.

”Sebegitu mudah,” ujarnya. ”Apa yang kita butuhkan dari perspektif intelijen, yang paling penting adalah bahwa komunikasi kita jelas bahwa orang yang berniat untuk menyakiti AS memahami posisi AS dengan cara yang tidak ambigu. Itulah pesan terbaik yang bisa Anda berikan pada seseorang yang membuat Amerika berisiko,” imbuh Pompeo.

Seperti diketahui, Presiden Trump telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap Korut daripada pendahulunya, Barack Obama. Sedangkan Pyongyang terus mengabaikan sanksi dan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap program senjata nuklirnya.

Perang kata-kata antara Trump dan rezim Kim Jong-un memanas sejak Selasa pekan lalu ketika Trump mengancam akan merespons Korut dengan “api dan amarah” jika negara itu terus melakukan ancaman terhadap AS. Pyongyang pun membalas ancaman Trump dengan akan menyerang Guam, wilayah AS di Pasifik dengan empat rudal jarak menengah.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4745 seconds (0.1#10.140)