AS Marah atas Serangan RS Gaza Tewaskan 500 Orang, tapi Tak Salahkan Israel
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan dia “marah dan sangat sedih” atas serangan dahsyat terhadap Rumah Sakit (RS) Baptis Al-Ahli di Gaza, Palestina, menyebabkan 500 orang tewas. Namun, dia tidak secara tegas menyalahkan Israel atas serangan tersebut.
Komentar Biden disampaikan beberapa jam sebelum dia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke Israel pada masa perang.
Serangan udara di rumah sakit tersebut mencerminkan ketidakstabilan konflik dan meremehkan besarnya risiko politik dan keamanan yang diambil Biden dengan terbang ke Israel di tengah perang yang semakin memburuk.
Usai serangan dahsyat tersebut, Israel dan Palestina mengeluarkan pernyataan kontradiktif mengenai siapa yang bertanggung jawab.
Palestina mengatakan serangan udara Israel yang menghantam RS Baptis al-Ahli di Gaza. Namun, militer Israel menyalahkan roket Jihad Islam Palestina yang gagal menyeberang sebagai biang keladinya.
Pernyataan Biden, yang dikeluarkan saat dia berada di penerbangan Air Force One menuju Israel, tidak menjawab pertanyaan tersebut.
“Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan kehidupan warga sipil selama konflik,” katanya.
"Dan kami berduka atas para pasien, staf medis, dan orang tak berdosa lainnya yang tewas atau terluka dalam tragedi ini," ujarnya, seperti dikutip New York Times, Rabu (18/10/2023).
Biden juga berencana melakukan perjalanan ke Yordania untuk menekankan kepada para pemimpin Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina mengenai risiko krisis yang meluas ke luar Gaza.
Namun setelah serangan di RS Baptis al-Ahli di Gaza semalam, rencana pertemuan itu berantatakan.
“Waktu dan pandangan dari kunjungan signifikan ini sangat buruk,” kata Charles Lister, direktur kontraterorisme di Middle East Institute.
“Apa pun latar belakang serangan terhadap rumah sakit di Gaza ini, hal itu tidak terlalu menjadi masalah saat ini. Ketegangan telah meningkat melebihi apa yang kita lihat selama seminggu terakhir.”
Meski begitu, para pejabat Gedung Putih menekankan bahwa kunjungan Biden masih layak untuk dilakukan.
Juru bicara Gedung Putih John F. Kirby mengatakan bahwa Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelum berangkat ke Israel.
Kirby tidak mengatakan apakah Netanyahu secara langsung menyangkal bertanggung jawab atas serangan terhadap RS di Gaza. "Saya pikir kita tentu menyadari bahwa mereka sangat yakin bahwa ledakan tersebut bukan disebabkan oleh mereka," kata Kirby.
Komentar Biden disampaikan beberapa jam sebelum dia meninggalkan Washington untuk melakukan perjalanan ke Israel pada masa perang.
Serangan udara di rumah sakit tersebut mencerminkan ketidakstabilan konflik dan meremehkan besarnya risiko politik dan keamanan yang diambil Biden dengan terbang ke Israel di tengah perang yang semakin memburuk.
Usai serangan dahsyat tersebut, Israel dan Palestina mengeluarkan pernyataan kontradiktif mengenai siapa yang bertanggung jawab.
Palestina mengatakan serangan udara Israel yang menghantam RS Baptis al-Ahli di Gaza. Namun, militer Israel menyalahkan roket Jihad Islam Palestina yang gagal menyeberang sebagai biang keladinya.
Pernyataan Biden, yang dikeluarkan saat dia berada di penerbangan Air Force One menuju Israel, tidak menjawab pertanyaan tersebut.
“Amerika Serikat dengan tegas mendukung perlindungan kehidupan warga sipil selama konflik,” katanya.
"Dan kami berduka atas para pasien, staf medis, dan orang tak berdosa lainnya yang tewas atau terluka dalam tragedi ini," ujarnya, seperti dikutip New York Times, Rabu (18/10/2023).
Biden juga berencana melakukan perjalanan ke Yordania untuk menekankan kepada para pemimpin Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina mengenai risiko krisis yang meluas ke luar Gaza.
Namun setelah serangan di RS Baptis al-Ahli di Gaza semalam, rencana pertemuan itu berantatakan.
“Waktu dan pandangan dari kunjungan signifikan ini sangat buruk,” kata Charles Lister, direktur kontraterorisme di Middle East Institute.
“Apa pun latar belakang serangan terhadap rumah sakit di Gaza ini, hal itu tidak terlalu menjadi masalah saat ini. Ketegangan telah meningkat melebihi apa yang kita lihat selama seminggu terakhir.”
Meski begitu, para pejabat Gedung Putih menekankan bahwa kunjungan Biden masih layak untuk dilakukan.
Juru bicara Gedung Putih John F. Kirby mengatakan bahwa Biden telah berbicara dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebelum berangkat ke Israel.
Kirby tidak mengatakan apakah Netanyahu secara langsung menyangkal bertanggung jawab atas serangan terhadap RS di Gaza. "Saya pikir kita tentu menyadari bahwa mereka sangat yakin bahwa ledakan tersebut bukan disebabkan oleh mereka," kata Kirby.
(mas)