Museum Louvre dan Istana Versailles Diancam Bom, Pengunjung Dievakuasi

Minggu, 15 Oktober 2023 - 11:35 WIB
loading...
Museum Louvre dan Istana Versailles Diancam Bom, Pengunjung Dievakuasi
Museum Louvre dan Istana Versailles diancam bom, pengunjung dievakuasi. Foto/Independent
A A A
PARIS - Para pengunjung dan staf Museum Louvre di Paris, Prancis dan Istana Versailles terpaksa dievakuasi setelah menerima ancaman bom pada Sabtu waktu setempat. Ancaman ini terjadi saat Prancis dalam keadaan siaga pasca penikaman di sekolah oleh seorang tersangka ekstrimis Islam dan ketegangan global terkait perang antara Israel dan Hamas. Pemerintahan Presiden Emmanuel Macron khawatir akan dampak perang di Prancis.

Alarm berbunyi di Louvre ketika evakuasi diumumkan, dan di pusat perbelanjaan bawah tanah di bawah piramida khasnya. Polisi Paris mengatakan petugas menggeledah museum setelah menerima ancaman bom tertulis. Layanan komunikasi Louvre menyatakan tidak ada yang terluka dan tidak ada bom yang ditemukan, sehingga museum akan dibuka kembali seperti biasa pada hari Minggu waktu setempat seperti dilansir dari AP, Minggu (15/10/2023).

Louvre, rumah bagi mahakarya seperti Mona Lisa, menerima antara 30.000 dan 40.000 pengunjung per hari dan beberapa juta pengunjung setiap tahunnya.

Sementara itu bekas istana kerajaan di Versailles juga menerima ancaman bom. Menurut kepolisian nasional Prancis, istana serta tamannya yang luas dievakuasi sementara polisi memeriksa kawasan tersebut.

"Stasiun kereta api utama Paris, Gare de Lyon, sedang dievakuasi setelah ditemukannya kemungkinan bahan peledak dalam botol," kata polisi.



Sebelumnya, kantor Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan mobilisasi 7.000 tentara pada Senin malam, setelah pemerintah meningkatkan kewaspadaan ancaman nasional setelah serangan sekolah di kota Arras di utara.

Macron mendesak rakyat Prancis untuk “tetap bersatu.”

Postur ancaman “serangan darurat” memungkinkan pemerintah untuk sementara waktu mengerahkan pasukan tambahan untuk melindungi tempat-tempat umum, dan tindakan lainnya.

Pihak kejaksaan Prancis mengatakan otoritas kontraterorisme sedang menyelidiki penikaman di Arras, dan tersangka penyerang serta beberapa orang lainnya ditahan. Motif sebenarnya penyerang masih belum jelas, dan dia dilaporkan menolak berbicara dengan penyelidik.

Tersangka baru-baru ini berada di bawah pengawasan badan intelijen karena radikalisasi Islam.



"Dia ditahan pada hari Kamis untuk diinterogasi berdasarkan percakapan teleponnya dalam beberapa hari terakhir, namun penyelidik tidak menemukan tanda-tanda bahwa dia sedang mempersiapkan serangan," kata Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin.

Dia mengatakan intelijen Prancis menunjukkan adanya hubungan antara perang di Timur Tengah dan keputusan tersangka untuk bertindak.

Dokumen pengadilan yang dilihat oleh The Associated Press menunjukkan tersangka, yang diidentifikasi oleh jaksa sebagai Mohammed M., berasal dari wilayah Ingushetia di Pegunungan Kaukasus Rusia, yang bertetangga dengan Chechnya.

Bagi banyak orang, serangan itu mirip dengan pembunuhan guru lainnya, Samuel Paty, hampir tepat tiga tahun lalu di dekat sekolahnya di wilayah Paris. Dia dipenggal oleh seorang warga Chechnya yang diradikalisasi kemudian dibunuh oleh polisi.

Kementerian Pendidikan Prancis mengumumkan seluruh sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Prancis akan dibuka pada Senin malam sehingga para staf dapat membicarakan serangan tersebut, dan bersiap untuk meyakinkan para siswa serta mengatasi apa yang terjadi. Setiap lembaga akan mengheningkan cipta selama satu menit untuk merenungkan dan menghormati korban dari semua serangan yang menargetkan sekolah.

(ian)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0941 seconds (0.1#10.140)