Israel Kembali Berlakukan Pembatasan Warga Palestina Masuk Al-Aqsa
A
A
A
JERUSALEM - Israel mengirim polisi tambahan ke Yerusalem dan mengatakan bahwa orang-orang di bawah usia 50 tahun akan dilarang masuk masjid al-Aqsa di Kota Tua pada hari Jumat (28/7/2017). Kebijakan itu diberlakukan untuk mengantisipasi lebih banyak massa demonstran.
Sebelumnya Israel telah memindahkan aparat keamanannya dari kompleks Masjid al-Aqsa setelah faksi-faksi Palestina menyerukan "hari kemarahan."
Baca Juga: Krisis Al-Aqsa, Hamas Kobarkan 'Hari Kemarahan' Melawan Israel
"Pemeriksaan keamanan dilakukan dan ada indikasi bahwa gangguan dan demonstrasi akan berlangsung hari ini," kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld.
"Polisi ekstra dan polisi perbatasan berada di dalam dan sekitar Kota Tua dan akan menanggapi setiap gangguan," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters.
Ia mengatakan bahwa wanita dari segala usia akan diizinkan masuk ke dalam situs tersebut, yang disebut oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount dan oleh umat Islam sebagai Tempat Suci yang Mulia.
Ketegangan meningkat di kompleks Masjid al-Aqsa selama dua minggu, sering kali meletus dalam bentrokan, setelah dua petugas polisi Israel terbunuh di sana. Hal itu mendorong Israel untuk memasang detektor logam di pintu masuk situs tersebut dan umat Muslim pun melakukan boikot.
Di bawah tekanan diplomatik yang luar biasa, Israel melepas detektor logam pada hari Kamis lalu, sebuah langkah yang disambut oleh dunia Arab, namun kekerasan dengan cepat kembali saat ribuan jamaah Muslim memasuki masjid.
Masjid al-Aqsa, tempat tersuci ketiga Islam, berada di dataran tinggi marmer yang berjejer di jantung Kota Tua. Ini juga merupakan tempat tersuci dalam Yudaisme, tempat dua kuil kuno, yang dihancurkan oleh orang Romawi. Orang-orang Yahudi berdoa di bawah keamanan di Tembok Barat di kaki plaza yang ditinggikan.
Sebelumnya Israel telah memindahkan aparat keamanannya dari kompleks Masjid al-Aqsa setelah faksi-faksi Palestina menyerukan "hari kemarahan."
Baca Juga: Krisis Al-Aqsa, Hamas Kobarkan 'Hari Kemarahan' Melawan Israel
"Pemeriksaan keamanan dilakukan dan ada indikasi bahwa gangguan dan demonstrasi akan berlangsung hari ini," kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld.
"Polisi ekstra dan polisi perbatasan berada di dalam dan sekitar Kota Tua dan akan menanggapi setiap gangguan," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters.
Ia mengatakan bahwa wanita dari segala usia akan diizinkan masuk ke dalam situs tersebut, yang disebut oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount dan oleh umat Islam sebagai Tempat Suci yang Mulia.
Ketegangan meningkat di kompleks Masjid al-Aqsa selama dua minggu, sering kali meletus dalam bentrokan, setelah dua petugas polisi Israel terbunuh di sana. Hal itu mendorong Israel untuk memasang detektor logam di pintu masuk situs tersebut dan umat Muslim pun melakukan boikot.
Di bawah tekanan diplomatik yang luar biasa, Israel melepas detektor logam pada hari Kamis lalu, sebuah langkah yang disambut oleh dunia Arab, namun kekerasan dengan cepat kembali saat ribuan jamaah Muslim memasuki masjid.
Masjid al-Aqsa, tempat tersuci ketiga Islam, berada di dataran tinggi marmer yang berjejer di jantung Kota Tua. Ini juga merupakan tempat tersuci dalam Yudaisme, tempat dua kuil kuno, yang dihancurkan oleh orang Romawi. Orang-orang Yahudi berdoa di bawah keamanan di Tembok Barat di kaki plaza yang ditinggikan.
(ian)