Krisis Al-Aqsa, Hamas Kobarkan 'Hari Kemarahan' Melawan Israel

Kamis, 27 Juli 2017 - 04:11 WIB
Krisis Al-Aqsa, Hamas Kobarkan Hari Kemarahan Melawan Israel
Krisis Al-Aqsa, Hamas Kobarkan 'Hari Kemarahan' Melawan Israel
A A A
GAZA - Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza, Palestina, mengobarkan “hari kemarahan” melawan pasukan keamanan Israel setelah ketegangan di kompleks Masjid Al-Aqsa belum mereda. Kelompok itu menyerukan para warga Palestina demo besar-besaran hari Jumat besok.

Hamas mengklaim menang dalam perselisihan dengan pihak Israel di situs Masjid Al-Aqsa. Kemenangan yang dimaksud adalah tunduknya Israel untuk melepas detektor logam di pintu masuk kompleks masjid atas tekanan banyak pihak.

Pada hari Rabu, Hamas menggelar demonstrasi perayaan di Kota Gaza atas pelepasan detektor logam Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa. Kelompok itu minta para pendukungnya dan para warga Palestina turun ke jalan untuk memprotes pelanggaran Israel di situs suci.

Seperti diketahui, Israel masih mempertahankan CCTV di sekitar pintu masuk kompleks masjid suci yang masih memicu kemarahan jemaah muslim Palestina.

”Masjid (Al-Aqsa) memanggil hati nurani dan kehormatan Anda, karena tidak mungkin untuk terus diam dalam menghadapi upaya pendudukan Israel untuk memulai sebuah realitas baru di sana,” ketua dewan politburo Hamas, Ismail Haniyeh, dalam sebuah tulisan yang diterbitkan surat kabar al-Risala, yang dilansir Jerusalem Post, Kamis (27/7/2017).

Para pejabat Israel pada Selasa lalu mengumumkan bahwa peralatan teknologi canggih akan digunakan di lokasi masjid dan bukan lagi detektor logam. Pejabat itu tidak menjelaskan kapan detektor logam dilepas dan peralatan apa untuk menggantikannya.

Israel juga cenderung meningkatkan kekuatan di situs Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur. Sebuah rekaman video Associated Press pada hari Selasa menunjukkan mesin berat dan pekerja Israel di kerahkan ke pintu masuk situs suci.

Detektor logam—yang telah dilepas—dan CCTV dipasang di kompleks Masjid Al-Aqsa setelah para pria bersenjata membunuh dua polisi Israel pada 14 Juli 2017. Serangan itu bahkan membuat Israel menutup masjid selama dua hari sehingga jemaah muslim tidak bisa salat jumat di Masjid Al-Aqsa.

Langkah Israel itu membuat marah dunia Muslim dan memicu kekerasan.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3529 seconds (0.1#10.140)