Bagaimana Awal Mula Konflik Israel-Palestina?

Rabu, 11 Oktober 2023 - 05:25 WIB
loading...
A A A
Perang terbaru ini secara diplomatis terasa canggung bagi Riyadh dan juga bagi negara-negara Arab lainnya, termasuk beberapa negara Teluk Arab yang bersebelahan dengan Arab Saudi, yang telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel.

5. Solusi Dua Negara Masih Mengambang

Bagaimana Awal Mula Konflik Israel-Palestina?

Foto/Reuters

Solusi dua negara, permukiman Israel, status Yerusalem, dan pengungsi menjadi inti perselisihan tersebut.

Solusi dua negara - sebuah perjanjian yang akan menciptakan negara bagi Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza bersama Israel. Hamas menolak solusi dua negara dan bersumpah akan menghancurkan Israel. Israel mengatakan negara Palestina harus didemiliterisasi agar tidak mengancam Israel.

6. Pembangunan Pemukiman Yahudi Picu Kontroversi

Bagaimana Awal Mula Konflik Israel-Palestina?

Foto/Reuters

Sebagian besar negara menganggap pemukiman Yahudi yang dibangun di tanah yang diduduki Israel pada tahun 1967 adalah ilegal. Israel membantah hal ini dan mengutip hubungan sejarah dan Alkitab dengan tanah tersebut. Ekspansi berkelanjutan mereka merupakan salah satu isu yang paling diperdebatkan antara Israel, Palestina, dan komunitas internasional.

7. Memperebutkan Yerusalem

Bagaimana Awal Mula Konflik Israel-Palestina?

Foto/Reuters

Warga Palestina menginginkan Yerusalem Timur, yang mencakup situs-situs suci bagi umat Islam, Yahudi dan Kristen, menjadi ibu kota negara mereka. Israel mengatakan Yerusalem harus tetap menjadi ibu kotanya yang “tak terpisahkan dan abadi”.

Klaim Israel atas bagian timur Yerusalem tidak diakui secara internasional. Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel – tanpa merinci luas yurisdiksinya di kota yang disengketakan tersebut – dan memindahkan kedutaan AS ke sana pada tahun 2018.

8. Krisis Pengungsi Jadi Dilema Kemanusiaan

Bagaimana Awal Mula Konflik Israel-Palestina?

Foto/Reuters

Saat ini sekitar 5,6 juta pengungsi Palestina – sebagian besar merupakan keturunan mereka yang melarikan diri pada tahun 1948 – tinggal di Yordania, Lebanon, Suriah, Tepi Barat yang diduduki Israel, dan Gaza.

Menurut Kementerian Luar Negeri Palestina, sekitar setengah dari pengungsi yang terdaftar masih belum memiliki kewarganegaraan, dan banyak dari mereka tinggal di kamp-kamp yang penuh sesak.

Warga Palestina telah lama menuntut agar para pengungsi diizinkan kembali, bersama dengan jutaan keturunan mereka. Israel mengatakan setiap pemukiman kembali pengungsi Palestina harus dilakukan di luar perbatasannya.
(ahm)
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0885 seconds (0.1#10.140)