Putin: AS Tidak Pernah Perhitungkan Kepentingan Rakyat Palestina

Selasa, 10 Oktober 2023 - 21:13 WIB
loading...
Putin: AS Tidak Pernah...
Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan AS atas krisis di Timur Tengah. Foto/Ilustrasi
A A A
MOSKOW - Krisis yang sedang berlangsung di Timur Tengah yang dipicu oleh serangan mendadak kelompok militan Palestina Hamas ke Israel selatan pekan lalu merupakan bukti ketidakmampuan Washington untuk menyelesaikan konflik.

Hal itu diungkapkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed al-Sudani di Moskow.

“Saya yakin banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan AS di Timur Tengah. Mereka mencoba memonopoli penyelesaian perdamaian, namun sayangnya tidak memberikan perhatian untuk mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak,” jelas pemimpin Rusia tersebut seperti dikutip dari Russia Today, Selasa (10/10/2023).

Sebaliknya, kata Putin, Washington memberikan tekanan pada kedua belah pihak dalam upaya untuk memaksakan solusi mereka sendiri.



"AS tidak pernah memperhitungkan kepentingan inti rakyat Palestina,” klaim Putin.

"Kepentingan-kepentingan tersebut terutama mencakup pembentukan negara Palestina yang merdeka, sebagaimana dituangkan dalam resolusi Dewan Keamanan PBB," katanya.

Terkait hubungan dengan Irak, Presiden Rusia itu mengatakan dia yakin kedua negara bersatu dalam memprioritaskan minimalisasi kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil oleh kedua pihak dalam konflik Israel-Palestina.

Pejabat senior Rusia lainnya, termasuk Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov, sebelumnya menyalahkan AS atas permusuhan tersebut. Diplomat terkemuka Rusia pada hari Senin menyarankan agar kuartet mediator Timur Tengah – yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB – harus mengambil peran utama dalam perundingan perdamaian.



"AS telah mengesampingkan mekanisme ini untuk “memonopoli” proses tersebut demi keuntungannya sendiri," katanya.

Hamas, yang berbasis di Gaza, melancarkan serangan mendadak ke wilayah Israel pada hari Sabtu, membanjiri pertahanan udara negara tersebut dengan serangan roket besar-besaran dan melakukan serangan kilat. Pejuangnya membunuh warga sipil dan menyandera dengan tujuan untuk menukar mereka dengan tahanan di tahanan Israel.

Israel menanggapinya dengan operasi militer yang menargetkan Gaza, dengan mengatakan tujuannya adalah untuk melenyapkan Hamas. Daerah kecil di pesisir pantai ini adalah rumah bagi sekitar 2 juta penduduk, yang hidupnya sangat terkena dampak blokade Israel, yang telah berlangsung sejak tahun 2007.

AS telah menjanjikan dukungan militer untuk Israel dan meminta negara-negara lain untuk mengutuk Hamas atas tindakannya. Rusia sendiri memilih untuk mengutuk semua kekerasan terhadap warga sipil, terlepas dari sisi mana konflik tersebut dilakukan, dan berpendapat bahwa memerangi ekstremisme bukanlah pengganti rekonsiliasi sejati berdasarkan solusi dua negara.

(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1195 seconds (0.1#10.140)