India Pertimbangkan Berlakukan Dua Zona Waktu

Jum'at, 21 Juli 2017 - 05:47 WIB
India Pertimbangkan Berlakukan Dua Zona Waktu
India Pertimbangkan Berlakukan Dua Zona Waktu
A A A
NEW DELHI - Pemerintah India tengah mempertimbangkan untuk memiliki dua zona waktu. Hal ini menuai tanggapan dari para ahli yang menilai perubahan tersebut tidak bisa dilakukan dengan tergesa-gesa tanpa memikirkan konsekuensi ekonomi.

Wacana India harus memiliki dua zona waktu yang berbeda ini dimunculkanoleh seorang anggota Parlemen dari sebuah partai regional . Ia beralasan dapat menghemat 2,7 miliar unit listrik.

"Matahari terbit jam 4 pagi di Arunachal Pradesh sementara kantor buka pada pukul 10 pagi. Ada selisih waktu hampir dua jam dalam waktu matahari terbit antara bagian timur dan bagian barat negara tersebut. Kementerian Sains dan Teknologi juga telah melakukan studi tentang ini di masa lalu," kata B Mahtab, anggota parlemen Biju Janata Dal, seperti disitir dari Sputniknews, Jumat (21/7/2017).

Mahtab mengatakan sekitar 2,7 miliar unit listrik dapat diselamatkan jika ada dua zona waktu yang terpisah dan menambahkan bahwa hanya pemerintah pusat yang bisa menyerukan mengenai jam berkantor.

Menanggapi permintaan anggota parlemen itu, Menteri Urusan Parlemen India Ananth Kumar mengatakan bahwa pemerintah telah menyikapi saran Mahtab dengan serius."

Seperti China, India mengikuti zona waktu tunggal (IST) yang berada pada level 82,5 °, atau sekitar lima jam di depan Greenwich Mean Time (GMT). Rusia, negara terbesar di dunia, menggunakan 11 zona waktu, sementara Kanada memiliki enam zona waktu, empat di antaranya sejajar dengan Amerika Serikat (AS).

Para ahli mengatakan zona waktu tunggal melayani negara dengan baik, kecuali bagian timur laut negara tersebut.

"India telah mempertimbangkan zona waktu beberapa kali dan menyadari bahwa hal itu tidak layak secara ekonomi. Alasan utama adalah bahwa kota komersial utama kami seperti Delhi, Kolkata, Bangalore, Hyderabad, Mumbai, dan Chennai relatif dekat dengan garis bujur tengah. Juga mengikuti sistem di mana sebagian besar ekonominya dekat di sekitar bujur di Beijing," kata asisten profesor di Universitas Terbuka Odisha di Sambalpur, Manoranjan Mishra.

"Sekali lagi, kedekatan kami dengan ekuator juga membuat variasi musiman kurang signifikan. Faktor terpenting adalah biaya ekonomi. Untuk mengintegrasikan beberapa zona waktu memakan banyak waktu dan menciptakan kebingungan besar pada awalnya bagi perusahaan komunikasi, perusahaan penyiaran, bursa saham dan wisatawan harus menyesuaikan diri dengan banyak zona," imbuhnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3712 seconds (0.1#10.140)