Senjata Hamas untuk Serang Israel Diduga dari AS yang Dikirim ke Ukraina

Senin, 09 Oktober 2023 - 11:09 WIB
loading...
Senjata Hamas untuk...
Beberapa senjata yang digunakan Hamas dalam Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel diduga berasal dari Amerika Serikat yang dikirim ke Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
WASHINGTON - Beberapa senjata yang digunakan Hamas untuk Operasi Badai al-Aqsa terhadap Israel diduga berasal dari Amerika Serikat (AS) yang dikirim ke Ukraina.

Dugaan itu disampaikan Anggota Parlemen Partai Repulik Marjorie Taylor Greene pada hari Minggu.

Menurutnya, Washington harus bekerja sama dengan Israel untuk menyelidiki asal-usul persenjataan yang digunakan kelompok perlawanan Palestina tersebut.

Operasi Badai al-Aqsa, yang dimulai dengan tembakan ribuan roket dan disusul dengan penyusupan milisi bersenjata Hamas ke kota-kota Israel, dimulai sejak Sabtu dini hari.



Hingga kini, serangan besar Hamas itu telah menewaskan lebih dari 700 orang dan lebih dari 100 orang lainnya diculik.

Sebagai respons, militer Israel mengumumkan perang dengan nama sandi Operasi Pedang Besi. Sudah lebih dari 400 orang tewas di Gaza akibat serangan udara jet-jet tempur Israel.

Greene mengatakan ada beberapa senjata buatan AS yang digunakan Hamas, yang diduga berasal dari Ukraina atau pun Afghanistan.

“Kami perlu bekerja sama dengan Israel untuk melacak nomor seri senjata AS yang digunakan Hamas melawan Israel," tulis Greene di media sosial X, yang dikutip Senin (9/10/2023).

"Apakah mereka berasal dari Afganistan? Apakah mereka berasal dari Ukraina? Kemungkinan besar jawabannya adalah keduanya,” lanjut politisi perempuan tersebut.

Sejauh ini, belum ada bukti kuat yang mendukung klaim tersebut.

Namun, setidaknya satu video yang beredar secara online menunjukkan seorang militan Hamas “berterima kasih” kepada Ukraina atas persenjataannya sambil memamerkan berbagai macam senjata buatan AS, termasuk peluncur granat anti-tank M136.

AS telah mengucurkan bantuan militer dalam jumlah besar ke Ukraina selama lebih dari satu setengah tahun, mendukung Kyiv dalam perang melawan invasi Rusia.

Ukraina telah berulang kali menghadapi tuduhan penyalahgunaan dan penjualan persenjataan, dengan berbagai tawaran mulai dari senjata api hingga ranjau dan rudal anti-tank--yang berulang kali muncul di jaringan gelap.

Di Afghanistan, seluruh persenjataan tentara yang sekarang sudah tidak ada lagi, yang dibentuk dengan keterlibatan langsung Pentagon selama bertahun-tahun, telah jatuh ke tangan Taliban setelah kelompok tersebut mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1552 seconds (0.1#10.140)