AS Ikut Campur, Kirim Kapal Induk dan Jet Tempur Bantu Israel Keroyok Hamas
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mulai ikut campur dalam perang besar-besaran Hamas dengan Israel. Washington mengirim kapal induk, enam kapal perang dan sejumlah jet tempur canggih ke Mediterania Timur untuk membantu militer Zionis.
Selain Amerika, Inggris juga ikut membela Israel. Serangan besar-besaran Hamas yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa tak hanya mengejutkan Israel, tapi juga para sekutu Barat.
Tindakan Amerika dan Inggris ini meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, di mana para pejabat intelijen Iran dituduh merencanakan serangan mendadak Hamas terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 700 orang dan lebih dari 100 orang lainnya disandera.
Sekitar 250 orang dikhawatirkan telah dibantai di sebuah pesta rave di gurun di selatan negara itu yang dihadiri oleh warga Israel dan orang asing.
Dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Presiden Joe Biden berkata: “Dalam pemerintahan saya, dukungan terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tak tergoyahkan."
“Kami akan memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan warganya dan mereka dapat terus membela diri," ujarnya, seperti dikutip The Telegraph, Senin (9/10/2023).
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengutuk serangan Hamas sebagai “aksi teror” dan menawarkan intelijen Inggris untuk membantu Israel mengidentifikasi target-target Hamas di Gaza.
Sunak mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Inggris siap memberikan dukungan diplomatik atau keamanan saat dia mengadakan panggilan telepon dengan Jerman, Prancis dan Amerika Serikat pada hari Minggu untuk mengoordinasikan respons mereka.
Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan konsekuensi yang tak terkira bagi seluruh wilayah jika konflik meningkat, dan mendesak kelompok-kelompok bermusuhan lainnya untuk tidak melakukan intervensi.
Tanggapan Barat muncul ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap 120 sasaran Hamas di Gaza utara, kemungkinan besar sebelum Israel melakukan invasi darat.
Selain Amerika, Inggris juga ikut membela Israel. Serangan besar-besaran Hamas yang diberi nama Operasi Badai al-Aqsa tak hanya mengejutkan Israel, tapi juga para sekutu Barat.
Tindakan Amerika dan Inggris ini meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut, di mana para pejabat intelijen Iran dituduh merencanakan serangan mendadak Hamas terhadap Israel yang menewaskan lebih dari 700 orang dan lebih dari 100 orang lainnya disandera.
Sekitar 250 orang dikhawatirkan telah dibantai di sebuah pesta rave di gurun di selatan negara itu yang dihadiri oleh warga Israel dan orang asing.
Dalam pidato yang disiarkan televisi dari Gedung Putih, Presiden Joe Biden berkata: “Dalam pemerintahan saya, dukungan terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tak tergoyahkan."
“Kami akan memastikan bahwa mereka mendapatkan bantuan yang dibutuhkan warganya dan mereka dapat terus membela diri," ujarnya, seperti dikutip The Telegraph, Senin (9/10/2023).
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengutuk serangan Hamas sebagai “aksi teror” dan menawarkan intelijen Inggris untuk membantu Israel mengidentifikasi target-target Hamas di Gaza.
Sunak mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Inggris siap memberikan dukungan diplomatik atau keamanan saat dia mengadakan panggilan telepon dengan Jerman, Prancis dan Amerika Serikat pada hari Minggu untuk mengoordinasikan respons mereka.
Kanselir Jerman Olaf Scholz memperingatkan konsekuensi yang tak terkira bagi seluruh wilayah jika konflik meningkat, dan mendesak kelompok-kelompok bermusuhan lainnya untuk tidak melakukan intervensi.
Tanggapan Barat muncul ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap 120 sasaran Hamas di Gaza utara, kemungkinan besar sebelum Israel melakukan invasi darat.