Gempur Pasukan Ukraina, Drone Vampir Jadi Andalan Tentara Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Angkatan Bersenjata Rusia telah memanfaatkan berbagai modifikasi kendaraan udara tak berawak (UAV) selama apa yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus untuk melakukan tugas tanpa kehilangan personel militer.
Unit pasukan khusus Rusia yang beroperasi di daerah Svatovo-Kremennaya di Republik Rakyat Lugansk telah mengadopsi drone FPV (first-person view) 'Upyr' ('Vampir'). Hal itu diungkapkan perwakilan pembuatnya kepada media Rusia.
Drone tersebut sebelumnya digunakan di unit-unit di arah Donetsk dan di Graivoron, yang menyebabkan penarikan peralatan sedalam 5 km, serta di arah Kherson, sehingga menghambat aktivitas kapal Ukraina.
“Menurut militer, drone kami telah berhasil membuktikan kemampuannya dalam pertempuran sengit. Operator 'Upyr', yang bekerja di bawah tembakan, menghancurkan musuh, yang bersembunyi di benteng," kata perwakilan tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (5/10/2023).
"Meskipun medan hutan sulit dan perbedaan ketinggian, kemampuan manuver drone memungkinkannya mencapai tempat perlindungan musuh dan target lainnya,” sambungnya.
Perwakilan itu menambahkan, pasukan khusus Rusia telah berhasil beradaptasi dengan medan hutan di Ukraina.
Drone 'Upyr' dikembangkan di Wilayah Sverdlovsk untuk menyerang musuh di mana pertempuran di garis depan paling intens, termasuk gangguan pasokan amunisi dan penghancuran kendaraan lapis baja dalam posisi tertutup.
Pesawat kecil ini dapat membawa granat mortir RPG-7, seperti PG-7VL, granat anti-tank genggam RKG-3M, dan bahan peledak fragmentasi yang dibuat oleh militer langsung di zona tempur. Tim pengembangan menciptakan transponder udara 'Extender', yang menggandakan jangkauan FPV.
Unit pasukan khusus Rusia yang beroperasi di daerah Svatovo-Kremennaya di Republik Rakyat Lugansk telah mengadopsi drone FPV (first-person view) 'Upyr' ('Vampir'). Hal itu diungkapkan perwakilan pembuatnya kepada media Rusia.
Drone tersebut sebelumnya digunakan di unit-unit di arah Donetsk dan di Graivoron, yang menyebabkan penarikan peralatan sedalam 5 km, serta di arah Kherson, sehingga menghambat aktivitas kapal Ukraina.
“Menurut militer, drone kami telah berhasil membuktikan kemampuannya dalam pertempuran sengit. Operator 'Upyr', yang bekerja di bawah tembakan, menghancurkan musuh, yang bersembunyi di benteng," kata perwakilan tersebut seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (5/10/2023).
"Meskipun medan hutan sulit dan perbedaan ketinggian, kemampuan manuver drone memungkinkannya mencapai tempat perlindungan musuh dan target lainnya,” sambungnya.
Perwakilan itu menambahkan, pasukan khusus Rusia telah berhasil beradaptasi dengan medan hutan di Ukraina.
Drone 'Upyr' dikembangkan di Wilayah Sverdlovsk untuk menyerang musuh di mana pertempuran di garis depan paling intens, termasuk gangguan pasokan amunisi dan penghancuran kendaraan lapis baja dalam posisi tertutup.
Pesawat kecil ini dapat membawa granat mortir RPG-7, seperti PG-7VL, granat anti-tank genggam RKG-3M, dan bahan peledak fragmentasi yang dibuat oleh militer langsung di zona tempur. Tim pengembangan menciptakan transponder udara 'Extender', yang menggandakan jangkauan FPV.
(ian)