Taiwan Luncurkan Kapal Selam Pertama di Tengah Meningkatnya Ancaman China
loading...
A
A
A
KAOHSIUNG - Taiwan telah meluncurkan kapal selam buatan dalam negeri pertamanya untuk meningkatkan pertahanannya terhadap kemungkinan serangan China . Presiden Tsai Ing-wen memimpin langsung upacara peluncuran di kota pelabuhan Kaohsiung pada hari Kamis.
“Sejarah akan selamanya mengingat hari ini,” kata Tsai sambil berdiri di depan kapal selam yang menjulang tinggi dan diselimuti bendera Taiwan seperti dikutip dari BBC, Jumat (29/9/2023).
Dia menambahkan bahwa gagasan kapal selam buatan dalam negeri sebelumnya dianggap sebagai tugas yang mustahil.
"Tapi kami berhasil,” cetusnya.
Membangun kapal selam sendiri telah lama menjadi prioritas utama para pemimpin Taiwan, namun program ini dipercepat di bawah kepemimpinan Tsai yang telah meningkatkan belanja militer hingga hampir dua kali lipat anggarannya selama masa jabatannya.
Menurut pejabat militer, kapal selam bertenaga diesel senilai USD1,54 miliar ini akan menjalani beberapa pengujian dan akan dikirim ke angkatan laut Taiwan pada akhir tahun 2024.
Kapal selam itu dinamakan Haikun berdasarkan mitos ikan besar yang juga bisa terbang, yang muncul dalam literatur klasik China.
Haikun menggunakan sistem tempur buatan perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin dan akan membawa torpedo buatan AS. Meskipun hal ini mungkin tidak mengejutkan mengingat AS adalah sekutu utama Taiwan, setidaknya enam negara lain termasuk Inggris datang membantu Taiwan dalam memasok komponen, teknologi, dan sumber daya manusia, menurut laporan Reuters.
Taiwan berencana untuk mengoperasikan armada yang terdiri dari 10 kapal selam – termasuk dua kapal tua buatan Belanda – dan melengkapi mereka dengan rudal. Satu kapal selam lagi saat ini sedang dalam proses produksi.
Peluncuran tersebut dilakukan sehari setelah Beijing mengkonfirmasi pihaknya telah melakukan latihan militer bulan ini untuk “secara tegas memerangi arogansi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan”.
Dalam beberapa minggu terakhir, China sekali lagi meningkatkan kehadiran kapal perangnya di Selat Taiwan dan serangan jet militer ke wilayah udara di sekitar pulau tersebut.
Ketika ditanya oleh wartawan tentang kapal selam itu, juru bicara Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa upaya menghentikan tindakan militer mereka di Pasifik adalah “omong kosong yang bodoh”.
“Tidak ada jumlah senjata yang dibeli atau dibuat oleh Partai Progresif Demokratik (yang berkuasa di Taiwan) yang dapat menghentikan reunifikasi dengan tanah air,” tambahnya.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan awal pekan ini, outlet media pemerintah Global Times mengatakan Taiwan sedang “melamun” dan rencana itu “hanya ilusi”.
Laporan tersebut juga mengklaim bahwa militer China "telah membangun jaringan anti-kapal selam multidimensi di seluruh pulau".
Para pengamat sepakat bahwa kapal selam baru dapat membantu meningkatkan pertahanan Taiwan.
Armada 10 kapal selam Taiwan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan armada China, yang dikatakan saat ini terdiri lebih dari 60 kapal termasuk kapal selam serang bertenaga nuklir, dan masih banyak lagi yang akan segera dikirim.
Namun pulau ini telah lama menerapkan strategi peperangan asimetris yang bertujuan untuk membangun kekuatan pertahanan yang lebih gesit untuk menghadapi musuh yang lebih besar dan memiliki sumber daya yang baik.
“Sejarah akan selamanya mengingat hari ini,” kata Tsai sambil berdiri di depan kapal selam yang menjulang tinggi dan diselimuti bendera Taiwan seperti dikutip dari BBC, Jumat (29/9/2023).
Dia menambahkan bahwa gagasan kapal selam buatan dalam negeri sebelumnya dianggap sebagai tugas yang mustahil.
"Tapi kami berhasil,” cetusnya.
Membangun kapal selam sendiri telah lama menjadi prioritas utama para pemimpin Taiwan, namun program ini dipercepat di bawah kepemimpinan Tsai yang telah meningkatkan belanja militer hingga hampir dua kali lipat anggarannya selama masa jabatannya.
Menurut pejabat militer, kapal selam bertenaga diesel senilai USD1,54 miliar ini akan menjalani beberapa pengujian dan akan dikirim ke angkatan laut Taiwan pada akhir tahun 2024.
Kapal selam itu dinamakan Haikun berdasarkan mitos ikan besar yang juga bisa terbang, yang muncul dalam literatur klasik China.
Haikun menggunakan sistem tempur buatan perusahaan pertahanan Amerika Serikat (AS) Lockheed Martin dan akan membawa torpedo buatan AS. Meskipun hal ini mungkin tidak mengejutkan mengingat AS adalah sekutu utama Taiwan, setidaknya enam negara lain termasuk Inggris datang membantu Taiwan dalam memasok komponen, teknologi, dan sumber daya manusia, menurut laporan Reuters.
Taiwan berencana untuk mengoperasikan armada yang terdiri dari 10 kapal selam – termasuk dua kapal tua buatan Belanda – dan melengkapi mereka dengan rudal. Satu kapal selam lagi saat ini sedang dalam proses produksi.
Peluncuran tersebut dilakukan sehari setelah Beijing mengkonfirmasi pihaknya telah melakukan latihan militer bulan ini untuk “secara tegas memerangi arogansi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan”.
Dalam beberapa minggu terakhir, China sekali lagi meningkatkan kehadiran kapal perangnya di Selat Taiwan dan serangan jet militer ke wilayah udara di sekitar pulau tersebut.
Ketika ditanya oleh wartawan tentang kapal selam itu, juru bicara Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa upaya menghentikan tindakan militer mereka di Pasifik adalah “omong kosong yang bodoh”.
“Tidak ada jumlah senjata yang dibeli atau dibuat oleh Partai Progresif Demokratik (yang berkuasa di Taiwan) yang dapat menghentikan reunifikasi dengan tanah air,” tambahnya.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan awal pekan ini, outlet media pemerintah Global Times mengatakan Taiwan sedang “melamun” dan rencana itu “hanya ilusi”.
Laporan tersebut juga mengklaim bahwa militer China "telah membangun jaringan anti-kapal selam multidimensi di seluruh pulau".
Para pengamat sepakat bahwa kapal selam baru dapat membantu meningkatkan pertahanan Taiwan.
Armada 10 kapal selam Taiwan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan armada China, yang dikatakan saat ini terdiri lebih dari 60 kapal termasuk kapal selam serang bertenaga nuklir, dan masih banyak lagi yang akan segera dikirim.
Namun pulau ini telah lama menerapkan strategi peperangan asimetris yang bertujuan untuk membangun kekuatan pertahanan yang lebih gesit untuk menghadapi musuh yang lebih besar dan memiliki sumber daya yang baik.
(ian)