Buktikan Keberpihakan kepada Palestina, Duta Besar Arab Saudi Mulai Bertugas di Ramallah
loading...
A
A
A
RAMALLAH - Duta Besar Saudi yang pertama untuk Palestina , Nayef al-Sudairi, telah menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas.
Al-Sudairi dan delegasi pendampingnya tiba di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (26/9/2023) melalui penyeberangan Karama dari Yordania dalam kunjungan resmi dua hari yang akan berakhir pada hari Rabu.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik kunjungan duta besar Saudi, dan menganggapnya sebagai “tonggak bersejarah bagi pengembangan hubungan persaudaraan antara kedua negara bersaudara”.
“Kami menyambut Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Negara Palestina, yang akan menunjukkan kredensial resminya,” kata Sekretaris Jenderal PLO Hussein al-Sheikh, menurut kantor berita Palestina WAFA.
Pada Agustus lalu, al-Sudairi, yang saat ini menjabat sebagai duta besar Arab Saudi untuk Yordania, ditunjuk sebagai utusan non-residen untuk Palestina dan konsul jenderal di Yerusalem.
Salinan surat kepercayaannya diserahkan pada 12 Agustus kepada Majdi al-Khalidi, penasihat diplomatik presiden Palestina, pada sebuah upacara di Kedutaan Besar Palestina di Amman, Yordania, di hadapan Atallah Khairi, duta besar Palestina untuk Yordania.
"Surat kepercayaannya mengidentifikasi al-Sudairi sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Raja Saudi Salman bin Abdulaziz untuk Negara Palestina, dan Konsul Jenderal Kerajaan di Yerusalem”, demikian laporan WAFA.
Pada saat itu, Israel menolak gagasan untuk mendirikan konsulat Saudi di Yerusalem, dan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan al-Sudairi dapat bertemu dengan perwakilan Otoritas Palestina di Yerusalem tetapi tidak akan hadir secara tetap.
Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negaranya, sebuah status yang diakui oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump pada tahun 2017, namun tidak diakui oleh komunitas internasional.
Pemerintah Israel melarang aktivitas diplomatik Palestina di kota tersebut.
Al-Sudairi akan menjadi duta besar pertama Arab Saudi untuk Palestina.
Penunjukan duta besar Saudi dilakukan di tengah laporan bahwa kerajaan Teluk sedang mempertimbangkan hubungan diplomatik resmi dengan Israel sebagai tanggapan atas tekanan AS.
Namun, menurut para pejabat AS, Israel, dan Saudi, kesepakatan tersebut masih jauh dari kenyataan karena sejumlah kekhawatiran yang kompleks, seperti pengembangan tenaga nuklir Saudi dan operasi Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Riyadh telah berulang kali menyatakan bahwa mereka akan mematuhi posisi Liga Arab yang tidak menjalin hubungan dengan Israel sampai krisis Palestina terselesaikan.
Al-Sudairi dan delegasi pendampingnya tiba di Tepi Barat yang diduduki pada Selasa (26/9/2023) melalui penyeberangan Karama dari Yordania dalam kunjungan resmi dua hari yang akan berakhir pada hari Rabu.
Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik kunjungan duta besar Saudi, dan menganggapnya sebagai “tonggak bersejarah bagi pengembangan hubungan persaudaraan antara kedua negara bersaudara”.
“Kami menyambut Yang Mulia Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk Negara Palestina, yang akan menunjukkan kredensial resminya,” kata Sekretaris Jenderal PLO Hussein al-Sheikh, menurut kantor berita Palestina WAFA.
Pada Agustus lalu, al-Sudairi, yang saat ini menjabat sebagai duta besar Arab Saudi untuk Yordania, ditunjuk sebagai utusan non-residen untuk Palestina dan konsul jenderal di Yerusalem.
Salinan surat kepercayaannya diserahkan pada 12 Agustus kepada Majdi al-Khalidi, penasihat diplomatik presiden Palestina, pada sebuah upacara di Kedutaan Besar Palestina di Amman, Yordania, di hadapan Atallah Khairi, duta besar Palestina untuk Yordania.
"Surat kepercayaannya mengidentifikasi al-Sudairi sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Raja Saudi Salman bin Abdulaziz untuk Negara Palestina, dan Konsul Jenderal Kerajaan di Yerusalem”, demikian laporan WAFA.
Pada saat itu, Israel menolak gagasan untuk mendirikan konsulat Saudi di Yerusalem, dan Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengatakan al-Sudairi dapat bertemu dengan perwakilan Otoritas Palestina di Yerusalem tetapi tidak akan hadir secara tetap.
Israel mengklaim Yerusalem sebagai ibu kota negaranya, sebuah status yang diakui oleh Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump pada tahun 2017, namun tidak diakui oleh komunitas internasional.
Pemerintah Israel melarang aktivitas diplomatik Palestina di kota tersebut.
Al-Sudairi akan menjadi duta besar pertama Arab Saudi untuk Palestina.
Penunjukan duta besar Saudi dilakukan di tengah laporan bahwa kerajaan Teluk sedang mempertimbangkan hubungan diplomatik resmi dengan Israel sebagai tanggapan atas tekanan AS.
Namun, menurut para pejabat AS, Israel, dan Saudi, kesepakatan tersebut masih jauh dari kenyataan karena sejumlah kekhawatiran yang kompleks, seperti pengembangan tenaga nuklir Saudi dan operasi Israel di Tepi Barat yang diduduki.
Riyadh telah berulang kali menyatakan bahwa mereka akan mematuhi posisi Liga Arab yang tidak menjalin hubungan dengan Israel sampai krisis Palestina terselesaikan.
(ahm)