Kenapa 120.000 Warga Armenia di Nagorno-Karabakh Tidak Mau Menjadi Bagian dari Azerbaijan?

Minggu, 24 September 2023 - 19:05 WIB
loading...
A A A
“Jika kondisi kehidupan yang nyata tidak tercipta bagi warga Armenia di Nagorno-Karabakh di rumah mereka dan tidak ada mekanisme perlindungan yang efektif terhadap pembersihan etnis, maka kemungkinan besar warga Armenia di Nagorno-Karabakh akan melihat pengusiran dari tanah air mereka sebagai satu-satunya jalan keluar. ."

"Armenia dengan penuh kasih akan menyambut saudara-saudari kami dari Nagorno-Karabakh,” kata Pashinyan, dilansir kantor berita Rusia TASS.

Eksodus besar-besaran dapat mengubah keseimbangan kekuasaan di wilayah Kaukasus Selatan, yang merupakan kumpulan etnis yang saling bersilangan dengan jaringan pipa minyak dan gas dimana Rusia, Amerika Serikat, Turki dan Iran saling berebut pengaruh.

Kemenangan Azerbaijan minggu lalu tampaknya mengakhiri salah satu “konflik beku” yang telah berlangsung selama beberapa dekade akibat pembubaran Uni Soviet. Presiden Ilham Aliyev mengatakan tangan besinya telah membuang gagasan kemerdekaan etnis Armenia Karabakh ke dalam sejarah dan bahwa wilayah itu akan diubah menjadi “surga” sebagai bagian dari Azerbaijan.

Armenia mengatakan lebih dari 200 orang tewas dan 400 lainnya luka-luka dalam operasi militer Azerbaijan. Nasib penduduk etnis Armenia telah menimbulkan kekhawatiran di Moskow, Washington dan Brussels.

Nagorno-Karabakh, yang dikenal sebagai Artsakh oleh orang Armenia, terletak di wilayah yang selama berabad-abad berada di bawah kekuasaan Persia, Turki, Rusia, Ottoman, dan Soviet. Wilayah ini diklaim oleh Azerbaijan dan Armenia setelah jatuhnya Kekaisaran Rusia pada tahun 1917. Pada masa Soviet, wilayah ini ditetapkan sebagai wilayah otonom di Azerbaijan.

Ketika Uni Soviet runtuh, orang-orang Armenia di sana melepaskan kendali nominal Azeri dan merebut wilayah tetangga dalam apa yang sekarang dikenal sebagai Perang Karabakh Pertama. Dari tahun 1988-1994 sekitar 30.000 orang terbunuh dan lebih dari satu juta orang, sebagian besar warga Azeri, mengungsi.

Pada tahun 2020, setelah pertempuran selama beberapa dekade, Azerbaijan, yang didukung oleh Turki, memenangkan Perang Karabakh Kedua yang berlangsung selama 44 hari dan merebut kembali wilayah di dalam dan sekitar Karabakh. Perang itu berakhir dengan kesepakatan damai yang ditengahi Rusia, yang menurut orang-orang Armenia tidak dapat dijamin oleh Moskow.

Pihak berwenang Armenia di wilayah tersebut mengatakan pada Sabtu malam bahwa sekitar 150 ton kargo kemanusiaan dari Rusia dan 65 ton tepung lainnya dikirim oleh Komite Internasional.

“Mengingat besarnya kebutuhan kemanusiaan, kami meningkatkan kehadiran kami di sana dengan personel khusus di bidang kesehatan, forensik, perlindungan, dan kontaminasi senjata,” kata Palang Merah Internasional (ICRC) dalam sebuah pernyataan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1275 seconds (0.1#10.140)