Estonia Usir 2 Diplomat Rusia, Moskow Bakal Balas Dendam
A
A
A
MOSKOW - Dua diplomat senior Rusia telah diperintahkan untuk meninggalkan Estonia. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kedutaan Rusia dan Kementerian Luar Negeri Estonia, menambahkan bahwa mereka tidak dapat memberikan komentar lebih lanjut.
Konsul jenderal Rusia di Narva, Dmitry Kazyonnov, dan konsulat Andrey Surgaev diberi sebuah nota untuk meninggalkan negara Baltik itu pada hari Jumat kemarin seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (27/5/2017).
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mereka menganggap pengusiran para diplomat tersebut "tindakan yang tidak ramah dan tidak beralasan. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa tindakan semacam itu dari Tallinn tidak akan dibiarkan tidak terjawab.
"Langkah tersebut akan pada akhirnya memperburuk hubungan bilateral antara Rusia dan Estonia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pemerintah Estonia memikul tanggung jawab atas konsekuensinya.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa insiden tersebut hanya menegaskan kebijakan destruktif Tallinn terhadap negara-negara tetangganya.
"Sepertinya seseorang telah memutuskan untuk terus meningkatkan situasi di perbatasan Rusia dan mendukung mitos ancaman Rusia," Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan.
Di antara kasus-kasus terkini yang baru-baru ini terjadi adalah diplomat Rusia diusir oleh pemerintah AS saat dipimpin oleh Barack Obama. Saat itu, AS mengusir 35 pejabat Rusia karena dituding melakukan peretasan pada bulan Desember tahun lalu.
Washington menggambarkan para diplomat tersebut sebagai agen intelijen. Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa kasus tersebut sesuatu yang tidak pernah terlihat dalam urusan diplomatik dunia selama beberapa dekade.
Konsul jenderal Rusia di Narva, Dmitry Kazyonnov, dan konsulat Andrey Surgaev diberi sebuah nota untuk meninggalkan negara Baltik itu pada hari Jumat kemarin seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (27/5/2017).
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa mereka menganggap pengusiran para diplomat tersebut "tindakan yang tidak ramah dan tidak beralasan. Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa tindakan semacam itu dari Tallinn tidak akan dibiarkan tidak terjawab.
"Langkah tersebut akan pada akhirnya memperburuk hubungan bilateral antara Rusia dan Estonia," kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa pemerintah Estonia memikul tanggung jawab atas konsekuensinya.
Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan bahwa insiden tersebut hanya menegaskan kebijakan destruktif Tallinn terhadap negara-negara tetangganya.
"Sepertinya seseorang telah memutuskan untuk terus meningkatkan situasi di perbatasan Rusia dan mendukung mitos ancaman Rusia," Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan.
Di antara kasus-kasus terkini yang baru-baru ini terjadi adalah diplomat Rusia diusir oleh pemerintah AS saat dipimpin oleh Barack Obama. Saat itu, AS mengusir 35 pejabat Rusia karena dituding melakukan peretasan pada bulan Desember tahun lalu.
Washington menggambarkan para diplomat tersebut sebagai agen intelijen. Sementara juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa kasus tersebut sesuatu yang tidak pernah terlihat dalam urusan diplomatik dunia selama beberapa dekade.
(ian)