Serangan Rudal Besar-besaran Rusia Gempur Infrastruktur Energi Ukraina
loading...
A
A
A
KYIV - Serangan rudal besar-besaran Rusia menghantam infrastruktur energi Ukraina pada Kamis (21/9/2023) malam. Beberapa warga sipil dilaporkan tewas dan terluka.
Operator energi negara Ukraina, Ukrenergo, melaporkan gelombang serangan misil Rusia semalam menandai serangan massal pertama terhadap infrastruktur energi dalam enam bulan terakhir.
Menurut Ukrenergo, fasilitas energi di Ukraina bagian barat dan tengah rusak, menyebabkan pemadaman sebagian di wilayah Rivne, Zhytomyr, Kyiv, Dnipropetrovsk, dan Kharkiv.
Pasukan Rusia telah berusaha melumpuhkan sistem energi Ukraina dengan serangan besar-besaran selama musim gugur tahun 2022 dan musim dingin tahun 2023, yang menyebabkan seringnya pemadaman listrik dan kurangnya pemanas di seluruh negeri.
Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan pada akhir Juli bahwa Rusia kemungkinan akan menerapkan strategi itu lagi pada musim dingin ini.
Ukrenergo melaporkan bahwa 398 permukiman telah terputus dari jaringan listrik, banyak di antaranya berada di wilayah garis depan wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, Kharkiv, Kherson, dan Sumy.
Angkatan Udara Ukraina, seperti dikutip Kyiv Independent, Jumat (22/9/2023), mengeklaim sistem pertahanan udaranya berhasil menjatuhkan 36 dari 43 rudal yang diluncurkan Rusia, termasuk rudal jelajah Kh-101/Kh-555/Kh-55 dan rudal S-300.
Di seluruh Ukraina, lima orang tewas di Kherson dan lebih dari dua lusin orang terluka akibat serangan dan puing-puing yang berjatuhan, termasuk 10 orang di Kherson, tujuh di kota Kyiv, tiga di Oblast Kyiv, dan 11 di Oblast Cherkasy.
Sementara itu, Ukraina juga melancarkan serangan terhadap Pangkalan Udara Saky di Crimea yang diduduki Rusia semalam. Serangan ini dikonfirmasi sumber di Dinas Keamanan Ukraina (SBU).
Operasi tersebut mula-mula menggunakan drone untuk menguras sistem pertahanan udara Rusia, diikuti dengan rudal Neptune.
Sumber SBU mengatakan serangan tersebut, yang dilakukan oleh SBU dan Angkatan Laut Ukraina, menyebabkan kerusakan serius pada peralatan Rusia di pangkalan tersebut.
SBU mengatakan bahwa lebih dari selusin pesawat ditempatkan di pangkalan itu, termasuk pesawat pengebom supersonik Su-24 dan pesawat tempur Su-30 serta sistem rudal S-400. Salah satu sistem rudal S-400 dihantam Neptune pada 14 September lalu.
Pangkalan itu juga merupakan rumah bagi pusat pelatihan militer Rusia untuk mengoperasikan drone Mohajer buatan Iran.
Operator energi negara Ukraina, Ukrenergo, melaporkan gelombang serangan misil Rusia semalam menandai serangan massal pertama terhadap infrastruktur energi dalam enam bulan terakhir.
Menurut Ukrenergo, fasilitas energi di Ukraina bagian barat dan tengah rusak, menyebabkan pemadaman sebagian di wilayah Rivne, Zhytomyr, Kyiv, Dnipropetrovsk, dan Kharkiv.
Pasukan Rusia telah berusaha melumpuhkan sistem energi Ukraina dengan serangan besar-besaran selama musim gugur tahun 2022 dan musim dingin tahun 2023, yang menyebabkan seringnya pemadaman listrik dan kurangnya pemanas di seluruh negeri.
Presiden Volodymyr Zelensky memperingatkan pada akhir Juli bahwa Rusia kemungkinan akan menerapkan strategi itu lagi pada musim dingin ini.
Ukrenergo melaporkan bahwa 398 permukiman telah terputus dari jaringan listrik, banyak di antaranya berada di wilayah garis depan wilayah Donetsk, Zaporizhzhia, Kharkiv, Kherson, dan Sumy.
Angkatan Udara Ukraina, seperti dikutip Kyiv Independent, Jumat (22/9/2023), mengeklaim sistem pertahanan udaranya berhasil menjatuhkan 36 dari 43 rudal yang diluncurkan Rusia, termasuk rudal jelajah Kh-101/Kh-555/Kh-55 dan rudal S-300.
Di seluruh Ukraina, lima orang tewas di Kherson dan lebih dari dua lusin orang terluka akibat serangan dan puing-puing yang berjatuhan, termasuk 10 orang di Kherson, tujuh di kota Kyiv, tiga di Oblast Kyiv, dan 11 di Oblast Cherkasy.
Ukraina Serang Crimea
Sementara itu, Ukraina juga melancarkan serangan terhadap Pangkalan Udara Saky di Crimea yang diduduki Rusia semalam. Serangan ini dikonfirmasi sumber di Dinas Keamanan Ukraina (SBU).
Operasi tersebut mula-mula menggunakan drone untuk menguras sistem pertahanan udara Rusia, diikuti dengan rudal Neptune.
Sumber SBU mengatakan serangan tersebut, yang dilakukan oleh SBU dan Angkatan Laut Ukraina, menyebabkan kerusakan serius pada peralatan Rusia di pangkalan tersebut.
SBU mengatakan bahwa lebih dari selusin pesawat ditempatkan di pangkalan itu, termasuk pesawat pengebom supersonik Su-24 dan pesawat tempur Su-30 serta sistem rudal S-400. Salah satu sistem rudal S-400 dihantam Neptune pada 14 September lalu.
Pangkalan itu juga merupakan rumah bagi pusat pelatihan militer Rusia untuk mengoperasikan drone Mohajer buatan Iran.
(mas)