Dikunjungi Trump, Saudi Borong Senjata AS Senilai Rp4.666 Triliun

Minggu, 21 Mei 2017 - 00:23 WIB
Dikunjungi Trump, Saudi...
Dikunjungi Trump, Saudi Borong Senjata AS Senilai Rp4.666 Triliun
A A A
WASHINGTON - Dalam lawatan luar negeri pertamanya sebagai presiden, Donald Trump memastikan kesepakatan pembelian paket senjata AS oleh Arab Saudi senilai USD350 miliar atau lebih dari Rp4.666 triliun selama 10 tahun.

Dari total nilai kesepakatan itu, pemborongan senjata AS senilai hampir USD110 miliar atau lebih dari Rp1.333 triliun akan segera diberlakukan.

Kesepakatan tersebut diklaim untuk meningkatkan keamanan dalam menghadapi ancaman Iran.

”Paket peralatan dan layanan pertahanan ini mendukung keamanan jangka panjang Arab Saudi dan kawasan Teluk dalam menghadapi ancaman Iran, juga memperkuat kemampuan Kerajaan untuk berkontribusi dalam operasi kontraterorisme di seluruh wilayah,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, yang dilansir CNBC News, Minggu (21/5/2017).

Presiden AS Donald Trump yang ditemani Menteri Luar Negeri Rex Tillerson dalam lawatannya tersebut, menghadiri sebuah upacara penandatanganan kesepakatan untuk pembelian senjata gelombang awal senilai hampir hampir USD110 miliar oleh Arab Sudi.

”Paket ini menunjukkan komitmen Amerika Serikat terhadap kemitraan kami dengan Arab Saudi, juga memperluas peluang bagi perusahaan Amerika di kawasan ini,” kata Departemen Luar Negeri AS dalam sebuah pernyataan.

“Kesepakatan ini juga berpotensi mendukung puluhan ribu lapangan kerja baru di Amerika Serikat,” imbuh pernyataan tersebut.

Kesepakatan pemborongan senjata AS oleh Saudi itu sudah dibicarakan sejak awal bulan Mei. Paket senjata mencakup sistem pertahanan rudal Terminal Altitude Area Defence (THAAD) dari Lockheed Martin, yang serupa dengan yang dioperasikan di Korea Selatan.

Harga sistem rudal THAAD, seperti dilaporkan Reuters yang mengutip sumber di pemerintah AS, mencapai sekitar USD1 miliar.

Senjata lain yang dibeli adalah sistem perangkat lunak, paket satelit, kendaraan tempur hingga artileri. Sedangkan paket senjata senilai lebih dari USD1 miliar lainnya mencakup armor-piercing Penetrator Warheads dan bom yang dipandu laser Paveway buatan kontraktor pertahanan Raytheon.

Dukungan senjata AS kepada Saudi itu dikritik organisasi hak asasi manusia internasional karena Saudi yang memimpin koalisi Arab menggunakan senjata dalam operasi militer di Yaman yang membunuh banyak warga sipil. Operasi itu sejatinya untuk melawan pemberontak Houthi dan pasukan pendukung mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh.

Human Rights Watch mengatakan bahwa koalisi yang dipimpin oleh Riyadh telah melanggar peraturan perang, dengan beberapa tindakan militernya mungkin masuk kategori kejahatan perang. Selain itu, serangan terhadap rumah sakit, pasar, sekolah, dan pusat-pusat keagamaan di Yaman juga ikut dikecam kelompok HAM tersebut.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1123 seconds (0.1#10.140)