Pertama Sejak Berkuasa Kembali, Taliban Sambut Dubes China dengan Meriah
loading...
A
A
A
KABUL - Taliban memberikan sambutan meriah kepada duta besar China untuk Afghanistan yang baru. Kehadiran duta besar China seolah mengkonfirmasi jika Beijing telah menerima penguasa sementara tersebut.
China menunjuk duta besar Zhao Sheng sebagai kepala misinya di Afghanistan, dan menjadi negara terkemuka pertama yang memiliki misi diplomatik fungsional di negara tersebut. Hal ini terjadi lebih dari dua tahun setelah jatuhnya Kabul ketika Taliban mengambil alih negara tersebut.
Mobil delegasi, dikawal konvoi polisi, meluncur ke jalan masuk Istana Kepresidenan di Kabul yang ditumbuhi pepohonan. Zhao disambut oleh tentara berseragam saat ia bertemu dengan pejabat tinggi Taliban.
Mohammad Hassan Akhund, kepala pemerintahan tertinggi Taliban, dan Amir Khan Muttaqi, menteri luar negeri, hadir pada resepsi di Kabul.
Zhao mengenakan setelan abu-abu dan didampingi oleh tim beranggotakan empat orang saat dia bertemu dengan menteri Taliban untuk menyerahkan surat kepercayaannya. Empat anggota dari kementerian Taliban juga hadir.
Pencalonan Zhao, kata menteri, adalah langkah signifikan dengan pesan yang signifikan.
“Muttaqi meyakinkan duta besar China yang baru tentang segala bentuk kerja sama dari Kementerian Luar Negeri. Menteri luar negeri menilai hubungan bilateral antara Afghanistan dan China adalah sesuatu yang istimewa,” kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban sambil membagikan foto pertemuan tersebut seperti dikutip dari Independent, Kamis (14/9/2023).
Ini adalah pertama kalinya Taliban menyetujui protokol yang mewah setelah pasukan AS dan NATO menarik diri dari negara itu pada tahun 2021.
Juru bicara utama Taliban, Zabiulah Mujahid, mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi bagi duta besar baru untuk menunjukkan surat kepercayaan mereka kepada kepala negara.
“Ini juga memberi sinyal kepada negara-negara lain untuk maju dan berinteraksi dengan Imarah Islam,” katanya.
“Kita harus menjalin hubungan baik sebagai hasil dari interaksi yang baik dan dengan hubungan yang baik, kita bisa menyelesaikan semua masalah yang ada di depan kita atau yang akan datang,” imbuhnya.
Juru bicara Taliban itu tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai arti kehadiran Zhao bagi tuntutan rezim tersebut agar mendapat pengakuan resmi di panggung internasional.
Para pejabat di China tidak mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi kehadiran misi diplomatik China di tanah Afghanistan, namun pernyataan dari Kedutaan Besar China di Afghanistan mendesak masyarakat internasional untuk mempertahankan dialog dan mendorong negara tersebut untuk menerapkan kerangka politik yang inklusif, mengadopsi kebijakan yang moderat, memerangi terorisme dan mengembangkan hubungan eksternal yang bersahabat.
Dikatakan bahwa negara-negara tertentu perlu mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di Afghanistan, meninggalkan standar ganda dalam memerangi terorisme, mengembalikan aset negara tersebut di luar negeri, dan mencabut sanksi.
Lebih dari seratus negara telah menahan pengakuan resmi terhadap rezim Afghanistan di bawah Taliban, dan melakukan pembekuan aset di luar negeri untuk mencegah penyalahgunaan keuangan oleh kelompok Islam garis keras tersebut.
Kursi negara itu di PBB masih dipegang oleh pemerintahan mantan presiden Ashraf Ghani yang didukung oleh Barat.
Tahun ini, China dan Taliban telah menyatakan keinginan mereka untuk menjalin hubungan yang lebih erat, terutama hubungan komersial, dengan menandatangani beberapa kesepakatan.
China menunjuk duta besar Zhao Sheng sebagai kepala misinya di Afghanistan, dan menjadi negara terkemuka pertama yang memiliki misi diplomatik fungsional di negara tersebut. Hal ini terjadi lebih dari dua tahun setelah jatuhnya Kabul ketika Taliban mengambil alih negara tersebut.
Mobil delegasi, dikawal konvoi polisi, meluncur ke jalan masuk Istana Kepresidenan di Kabul yang ditumbuhi pepohonan. Zhao disambut oleh tentara berseragam saat ia bertemu dengan pejabat tinggi Taliban.
Mohammad Hassan Akhund, kepala pemerintahan tertinggi Taliban, dan Amir Khan Muttaqi, menteri luar negeri, hadir pada resepsi di Kabul.
Zhao mengenakan setelan abu-abu dan didampingi oleh tim beranggotakan empat orang saat dia bertemu dengan menteri Taliban untuk menyerahkan surat kepercayaannya. Empat anggota dari kementerian Taliban juga hadir.
Pencalonan Zhao, kata menteri, adalah langkah signifikan dengan pesan yang signifikan.
“Muttaqi meyakinkan duta besar China yang baru tentang segala bentuk kerja sama dari Kementerian Luar Negeri. Menteri luar negeri menilai hubungan bilateral antara Afghanistan dan China adalah sesuatu yang istimewa,” kata wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri Taliban sambil membagikan foto pertemuan tersebut seperti dikutip dari Independent, Kamis (14/9/2023).
Ini adalah pertama kalinya Taliban menyetujui protokol yang mewah setelah pasukan AS dan NATO menarik diri dari negara itu pada tahun 2021.
Juru bicara utama Taliban, Zabiulah Mujahid, mengatakan bahwa sudah menjadi tradisi bagi duta besar baru untuk menunjukkan surat kepercayaan mereka kepada kepala negara.
“Ini juga memberi sinyal kepada negara-negara lain untuk maju dan berinteraksi dengan Imarah Islam,” katanya.
“Kita harus menjalin hubungan baik sebagai hasil dari interaksi yang baik dan dengan hubungan yang baik, kita bisa menyelesaikan semua masalah yang ada di depan kita atau yang akan datang,” imbuhnya.
Baca Juga
Juru bicara Taliban itu tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai arti kehadiran Zhao bagi tuntutan rezim tersebut agar mendapat pengakuan resmi di panggung internasional.
Para pejabat di China tidak mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi kehadiran misi diplomatik China di tanah Afghanistan, namun pernyataan dari Kedutaan Besar China di Afghanistan mendesak masyarakat internasional untuk mempertahankan dialog dan mendorong negara tersebut untuk menerapkan kerangka politik yang inklusif, mengadopsi kebijakan yang moderat, memerangi terorisme dan mengembangkan hubungan eksternal yang bersahabat.
Dikatakan bahwa negara-negara tertentu perlu mengambil pelajaran dari apa yang terjadi di Afghanistan, meninggalkan standar ganda dalam memerangi terorisme, mengembalikan aset negara tersebut di luar negeri, dan mencabut sanksi.
Lebih dari seratus negara telah menahan pengakuan resmi terhadap rezim Afghanistan di bawah Taliban, dan melakukan pembekuan aset di luar negeri untuk mencegah penyalahgunaan keuangan oleh kelompok Islam garis keras tersebut.
Kursi negara itu di PBB masih dipegang oleh pemerintahan mantan presiden Ashraf Ghani yang didukung oleh Barat.
Tahun ini, China dan Taliban telah menyatakan keinginan mereka untuk menjalin hubungan yang lebih erat, terutama hubungan komersial, dengan menandatangani beberapa kesepakatan.
(ian)