Afghanistan-Pakistan Baku Tembak saat Idul Adha, 22 Orang Tewas
loading...
A
A
A
KABUL - Pasukan Afghanistan dan Pakistan terlibat baku tembak di perbatasan justru saat perayaan Idul Adha berlangsung pada hari Jumat. Sebanyak 22 orang tewas dalam bentrok pasukan kedua negara Muslim tersebut.
Afghanistan menuduh Pakistan membunuh 15 warga sipil dalam bentrok di persimpangan perbatasan di mana banyak orang berdesak-desakan menyeberang untuk merayakaan hari raya umat Muslim, Idul Adha.
Di pihak Pakistan, para pejabat rumah sakit melaporkan tujuh kematian akibat baku tembak kedua kubu.
Gubernur Provinsi Kandahar, Afghanistan tenggara, Hayatullah Hayat, mengatakan peluru-peluru menghantam rumah-rumah di kota perbatasan Spin Boldak, di mana wanita dan anak-anak berada di antara 15 korban tewas. Selain itu, kata Hayat, sekitar 80 orang lainnya terluka selama bentrokan antara pasukan keamanan kedua negara.
Di Pakistan, petugas medis mengatakan tujuh orang tewas dan 31 orang lainnya menderita luka tembak. (Baca: Dunia Gelar Tradisi Idul Adha, Ini Beragam Kebiasaan di Sejumlah Negara )
Kekerasan pecah ketika kerumunan orang yang menunggu untuk menyeberang ke Afghanistan menjadi susah diatur dan menyerang instalasi Pakistan. Demikian disampaikan seorang pejabat senior di kota Chaman di perbatasan Pakistan.
"Jika militer Pakistan melanjutkan serangan roketnya di wilayah Afghanistan, mereka akan menghadapi pembalasan oleh tentara Afghanistan," kata Kementerian Pertahanan Afghanistan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Gulf News, Sabtu (1/8/2020).
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan pasukan Afghanistan telah menembaki kerumunan. "Pasukan Pakistan merespons untuk melindungi populasi lokal kami dan bertindak hanya untuk membela diri," kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa Pakistan segera mengaktifkan saluran militer dan diplomatik untuk meredakan situasi.
Namun, massa di Afghanistan mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa pasukan keamanan Pakistan telah menembaki kerumunan terlebih dahulu.
Persimpangan perbatasan, yang sebagian besar ditutup selama pandemi Covid-19, dibuka sebentar pada hari Rabu dan telah dibuka kembali pada hari Kamis untuk memungkinkan warga negara dari kedua negara menyeberang untuk merayakan Idul Adha, yang jatuh pada hari Jumat di Afghanistan dan pada hari Sabtu di Pakistan.
Seorang pejabat Chaman mengatakan ketika persimpangan itu tidak dibuka, kerumunan massa berkumpul untuk memprotes. Pusat karantina dan fasilitas pemerintah Pakistan yang memproses penyeberangan dibakar.
Orang-orang di kedua sisi, dengan keluarga dekat dan ikatan suku, selama puluhan tahun telah bergerak bebas melintasi perbatasan. Namun keamanan dan pemantauan semakin ketat baru-baru ini karena kedua negara telah saling menuduh menyediakan tempat perlindungan yang aman bagi para ekstremis.
Afghanistan menuduh Pakistan membunuh 15 warga sipil dalam bentrok di persimpangan perbatasan di mana banyak orang berdesak-desakan menyeberang untuk merayakaan hari raya umat Muslim, Idul Adha.
Di pihak Pakistan, para pejabat rumah sakit melaporkan tujuh kematian akibat baku tembak kedua kubu.
Gubernur Provinsi Kandahar, Afghanistan tenggara, Hayatullah Hayat, mengatakan peluru-peluru menghantam rumah-rumah di kota perbatasan Spin Boldak, di mana wanita dan anak-anak berada di antara 15 korban tewas. Selain itu, kata Hayat, sekitar 80 orang lainnya terluka selama bentrokan antara pasukan keamanan kedua negara.
Di Pakistan, petugas medis mengatakan tujuh orang tewas dan 31 orang lainnya menderita luka tembak. (Baca: Dunia Gelar Tradisi Idul Adha, Ini Beragam Kebiasaan di Sejumlah Negara )
Kekerasan pecah ketika kerumunan orang yang menunggu untuk menyeberang ke Afghanistan menjadi susah diatur dan menyerang instalasi Pakistan. Demikian disampaikan seorang pejabat senior di kota Chaman di perbatasan Pakistan.
"Jika militer Pakistan melanjutkan serangan roketnya di wilayah Afghanistan, mereka akan menghadapi pembalasan oleh tentara Afghanistan," kata Kementerian Pertahanan Afghanistan dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Gulf News, Sabtu (1/8/2020).
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengatakan pasukan Afghanistan telah menembaki kerumunan. "Pasukan Pakistan merespons untuk melindungi populasi lokal kami dan bertindak hanya untuk membela diri," kata kementerian itu, seraya menambahkan bahwa Pakistan segera mengaktifkan saluran militer dan diplomatik untuk meredakan situasi.
Namun, massa di Afghanistan mengatakan kepada Reuters melalui telepon bahwa pasukan keamanan Pakistan telah menembaki kerumunan terlebih dahulu.
Persimpangan perbatasan, yang sebagian besar ditutup selama pandemi Covid-19, dibuka sebentar pada hari Rabu dan telah dibuka kembali pada hari Kamis untuk memungkinkan warga negara dari kedua negara menyeberang untuk merayakan Idul Adha, yang jatuh pada hari Jumat di Afghanistan dan pada hari Sabtu di Pakistan.
Seorang pejabat Chaman mengatakan ketika persimpangan itu tidak dibuka, kerumunan massa berkumpul untuk memprotes. Pusat karantina dan fasilitas pemerintah Pakistan yang memproses penyeberangan dibakar.
Orang-orang di kedua sisi, dengan keluarga dekat dan ikatan suku, selama puluhan tahun telah bergerak bebas melintasi perbatasan. Namun keamanan dan pemantauan semakin ketat baru-baru ini karena kedua negara telah saling menuduh menyediakan tempat perlindungan yang aman bagi para ekstremis.
(min)