Iran Ragu Serangan Rudal Penyebab Ledakan Situs Nuklir Natanz

Sabtu, 01 Agustus 2020 - 01:26 WIB
loading...
Iran Ragu Serangan Rudal Penyebab Ledakan Situs Nuklir Natanz
Pemandangan tentang kerusakan bangunan setelah kebakaran terjadi di Fasilitas Nuklir Natanz, di Isfahan, Iran, 2 Juli 2020. Foto/Organisasi Energi Atom Iran/WANA/via REUTERS
A A A
TEHERAN - Seorang anggota komite keamanan nasional Parlemen Iran mengesampingkan serangan drone atau pun rudal sebagai penyebab ledakan di situs nuklir Natanz awal Juli.

Insiden itu terjadi di gudang yang sedang dibangun di kompleks nuklir Natanz di Iran tengah pada 2 Juli. Organisasi Energi Atom Iran mengklaim insiden itu tidak menimbulkan korban maupun polusi radioaktif.

"Yang pasti adalah bahwa dalam pandangan kami, serangan drone, rudal, bom atau roket tidak demikian," tulis kantor berita ISNA, Jumat (31/7/2020), mengutip Mojtaba Zolnour, kepala komite keamanan nasional dan urusan luar negeri Parlemen.

"Ada jejak ledakan dari unsur-unsur di dalam (bangunan) tetapi karena penyelidikan sedang berlangsung, saya tidak akan mengungkapkan detailnya," ujarnya. (Baca: Insiden Ledakan dan Kebakaran di Situs Nuklir Natanz Iran Mencurigakan )

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran mengumumkan pada 3 Juli bahwa penyebab insiden di Natanz telah ditentukan secara akurat, tetapi menolak untuk memberikan rinciannya dengan alasan keamanan.

Kantor berita pemerintah, IRNA, pada saat insiden menerbitkan sebuah editorial yang memperingatkan musuh bebuyutan Iran terhadap tindakan bermusuhan.

Media itu menyebut akun media sosial Israel mengklaim bahwa negara Yahudi berada di balik insiden itu, tanpa mengidentifikasi akun yang dimaksud.

Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengakui bahwa insiden itu menyebabkan kerusakan finansial yang signifikan dan bahwa bangunan itu telah dirancang untuk menghasilkan sentrifugal canggih.

Teheran mengumumkan pada bulan Mei tahun lalu bahwa Iran secara progresif akan menangguhkan komitmen tertentu berdasarkan perjanjian nuklir 2015 dengan negara-negara kekuatan dunia.

Amerika Serikat (AS) secara sepihak meninggalkan perjanjian multinasional itu pada tahun 2018. (Baca juga: NYT: Bom Kuat yang Ditanam Israel Biang Ledakan Situs Nuklir Iran )

Iran memulai kembali pengayaan uranium di Natanz September lalu, meskipun telah menyetujui perjanjian untuk menunda kegiatan tersebut. Teheran selalu membantah program nuklirnya memiliki dimensi militer.

Para pejabat intelijen Timur Tengah yang memiliki pengetahuan tentang ledakan di Natanz mengatakan kepada The New York Times awal bulan Juli bahwa kemungkinan besar itu adalah hasil dari bom yang ditanam Israel di fasilitas itu. Namun, juga bukan tidak mungkin bahwa serangan siber digunakan untuk menyebabkan kerusakan yang menyebabkan ledakan.

Para ahli dan analis mengatakan dugaan serangan Israel menunjukkan kompleksitas virus Stuxnet yang menyabotase sentrifugal pengayaan Iran satu dekade lalu.

Virus Stuxnet ditemukan pada tahun 2010 dan dilaporkan secara luas dikembangkan bersama oleh badan intelijen AS dan Israel. Serangan virus komputer ini menembus program nuklir Iran, mengambil kendali dan menyabotase sebagian proses pengayaannya. Serangan virus itu menyebabkan 1.000 dari 5.000 sentrifugal rusak dan memaksa Teheran mengatur kembali program nuklirnya.

Para pejabat intelijen yang menilai kerusakan pada fasilitas sentrifugal Natanz mengatakan kepada The New York Times bahwa mereka percaya itu akan membuat program nuklir Iran mundur seperti dua tahun sebelumnya.

Ledakan di situs nuklir Natanz adalah salah satu dari serangkaian ledakan misterius di situs-situs strategis Iran dalam beberapa pekan terakhir.
(min)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0906 seconds (0.1#10.140)