4 Alasan China Menerbitkan Peta Baru Laut China yang Membuat Marah Negara-Negara Tetangga

Senin, 04 September 2023 - 14:53 WIB
loading...
4 Alasan China Menerbitkan...
Seorang karyawan berjalan di dekat stiker berbentuk peta China, di Tambang Batubara Hongliulin selama tur media yang diselenggarakan Huawei, di Shenmu, kota Yulin, provinsi Shaanxi, China, 25 April 2023. Foto/REUTERS/Tingshu Wang
A A A
BEIJING - China telah lama menjadi pusat perhatian dalam persaingan geopolitik di kawasan Asia-Pasifik, terutama terkait klaim wilayahnya di Laut China Selatan.

Salah satu tindakan yang memicu kontroversi adalah penerbitan peta baru Laut China oleh pemerintah China.

Peta ini telah membuat marah negara-negara tetangga seperti Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Taiwan. Lantas apa alasan di balik tindakan China ini?

1. Klaim Sejarah


Salah satu alasan utama yang diberikan oleh China untuk menerbitkan peta baru Laut China adalah klaim sejarah yang kuat terhadap wilayah-wilayah tersebut.

Beijing merujuk pada sejarah kuno yang mencatat bahwa wilayah Laut China Selatan adalah bagian dari wilayah China sejak zaman kuno.

Mereka mengklaim tindakannya didukung oleh bukti-bukti sejarah seperti peta-peta kuno, catatan-catatan, dan artefak-artefak masa lalu.

2. Sumber Daya Alam


Laut China Selatan kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak, gas, dan ikan. China telah menginvestasikan banyak sumber daya dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya ini.

Dengan mengklaim wilayah yang lebih luas, mereka dapat mempertahankan akses yang lebih besar ke sumber daya ini.

Sumber daya alam ini menjadi faktor ekonomi dan strategis yang sangat penting bagi China, dan klaim teritorial adalah cara memastikan akses yang lebih besar.

3. Kedaulatan dan Kepentingan Keamanan


Pemerintah China juga mengklaim bahwa peta baru ini adalah upaya untuk menegaskan kedaulatan mereka atas wilayah tersebut.

Mereka percaya bahwa dengan mengukuhkan klaim mereka atas wilayah-wilayah ini, mereka dapat mengamankan perbatasan mereka dan mencegah campur tangan asing dalam urusan dalam negeri mereka.

China telah berulang kali menyatakan mereka ingin menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut, dan mereka percaya klaim teritorial adalah cara untuk mencapai tujuan tersebut.

4. Faktor Politik dan Nasionalisme


Dalam politik domestik, klaim teritorial di Laut China Selatan juga dapat digunakan oleh pemerintah China untuk memperkuat nasionalisme dan mendapatkan dukungan dalam negeri.

Isu-isu seperti ini sering digunakan oleh pemerintah untuk mengalihkan perhatian dari masalah dalam negeri dan memperkuat citra nasionalisme.

Penerbitan peta baru Laut China oleh pemerintah China memicu ketegangan di kawasan Asia-Pasifik. Alasan-alasan yang diberikan oleh China untuk tindakan ini melibatkan klaim sejarah, sumber daya alam, kedaulatan, keamanan, serta faktor politik dan nasionalisme.

Untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan ini, penting bagi semua pihak terlibat dalam dialog dan negosiasi yang konstruktif guna menyelesaikan sengketa teritorial ini secara damai.
(sya)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
Pengadilan China Melelang...
Pengadilan China Melelang 100 Ton Buaya Hidup Rp9,2 Miliar, Tapi Pemenang Tanggung Risikonya Sendiri
China Bangun Jembatan...
China Bangun Jembatan Tertinggi di Dunia, Bakal Pangkas Waktu Tempuh dari 1 Jam Menjadi 1 Menit
Whistleblower: Zuckerberg...
Whistleblower: Zuckerberg Bermitra dengan China, Partai Komunis Bisa Akses Data Pengguna Meta
Dua Turis China Berhubungan...
Dua Turis China Berhubungan Intim di Trotoar Thailand pada Siang Bolong, Orang-orang Terkejut
Penyelundupan Ilegal...
Penyelundupan Ilegal di Perbatasan Korea Utara dan China Picu Tragedi Kemanusiaan
Zelensky Tuding 155...
Zelensky Tuding 155 Tentara China Ikut Berperang di Ukraina, Rusia: Beijing Tetap Seimbang
Krisis Air di Gaza Semakin...
Krisis Air di Gaza Semakin Parah, Warga Harus Antre Berjam-jam
Miris! Dokter Spesialis...
Miris! Dokter Spesialis Jantung Gadungan Buka Praktik, 7 Pasien Tewas Pasca-Operasi
Rekomendasi
Gedung Putih: Lebih...
Gedung Putih: Lebih dari 75 Negara Coba Negosiasi Tarif dengan AS
Tersendat Libur Panjang,...
Tersendat Libur Panjang, 13 Juta Wajib Pajak Laporkan SPT Tahunan
Standarisasi atau Standardisasi,...
Standarisasi atau Standardisasi, Mana Penulisan Kata yang Benar?
Berita Terkini
Beda dengan Gaza, Trump...
Beda dengan Gaza, Trump Sebut Negosiasi Nuklir Iran Berjalan Baik
51 menit yang lalu
Keluarga Donald Trump...
Keluarga Donald Trump Fokus Tambang Kripto dengan Keuntungan Rp16,7 Triliun, Berikut 6 Faktanya
2 jam yang lalu
Eksekusi Mati hingga...
Eksekusi Mati hingga Sengketa Dagang: Titik Kritis Hubungan China-Kanada
2 jam yang lalu
Filsuf Oxford Ini Ungkap...
Filsuf Oxford Ini Ungkap Kematian Bukanlah Akhir, tapi Ada Akhirat setelah Kematian
2 jam yang lalu
Siapa Haj Hasan Ibrahim...
Siapa Haj Hasan Ibrahim Al Fardan? Pengusaha Mutiara yang Jadi Inspirasi Arah Kemajuan Uni Emirat Arab
3 jam yang lalu
Jepang Harus Bayar Mahal...
Jepang Harus Bayar Mahal untuk Aliansi dengan AS! Bukan Ancaman dari Musuh, tapi Terlalu Banyak Kasus Pemerkosaan
5 jam yang lalu
Infografis
4 Negara di Dunia yang...
4 Negara di Dunia yang Tidak Memiliki Pesawat Tempur
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved